kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

6 Fakta tentang Lebanon, yang ibukotanya dijuluki Paris di Timur Tengah


Rabu, 05 Agustus 2020 / 09:32 WIB
6 Fakta tentang Lebanon, yang ibukotanya dijuluki Paris di Timur Tengah
ILUSTRASI. An anti-government demonstrator holds a Lebanese flag as she stands on top of her car, during a countrywide lockdown to combat the spread of the coronavirus disease (COVID-19), in Beirut, Lebanon April 21, 2020. REUTERS/Aziz Taher


Penulis: Virdita Ratriani

7. Masyarakat

Pola kehidupan atau karakteristik masyarakat Lebanon dikenal cukup modern, dinamis, snobis dan konsumtif. Hal ini dapat dilihat dari pola berpakaian, jenis kendaraan yang umum terlihat di jalan raya, maraknya pusat-pusat perbelanjaan mewah.

Kehidupan malam, seperti halnya night club, café-café, serta restoran dan hotel-hotel di sepanjang pantai yang lengkap dengan fasilitas kapal mewah/yacht sampai tempat perjudian “Casino du Liban” menunjukkan kesan karakteristik masyarakat “urban-state dengan penghasilan perkapita sekitar $5,770 yang dominan cenderung konsumtif. 

Sejarah singkat Lebanon

Era Pra- Sejarah

Sekitar tahun 3000 sebelum Masehi, bangsa pertama kali yang bermukim di Lebanon  adalah bangsa Semit Kana’an (the Kanaanites, a Smitic People) atau menurut Yunani disebut  “Phoenician”.  

Karena  berdiam diri di daerah pantai, bangsa Phoenician terkenal dengan aktivitas pelayaran dan perdagangan. Pusat kekuasaannya berada di Byblos, sekitar 30 km utara Beirut.

Sementara  di  Sidon atau sekitar 25 km selatan Beirut, mereka mendirikan sebuah benteng kuat dan indah yang dibangun di atas pantai. Demikian pula dengan di Baalbek, dibangun candi dewa Yupiter  yang kemegahannya tak kalah indah dengan candi-candi di kota Luxor dan Aswan, Mesir.

Baca Juga: Kuwait melarang penerbangan ke negara-negara yang berisiko tinggi Covid-19

Era  Roman-Bizantium

Pada 332 SM bangsa Romawi menaklukkan Phoenicia dan memerintah Lebanon sebagai bagian dari Propinsi Suriah. Pada kekuasaan Romawi itu, kota Beirut (Beyrouth) mulai berkembang. 

Bahasa Aramaic yang dominan di timurpun menggeser bahasa Phoenicia dan manandai integrasi  budaya  di kawasan tersrebut dengan negara-negara tetangganya. Pada era kekaisaran  Romawi  inilah agama Kristen mulai berkembang di Lebanon.

Era Pemerintahan Islam

Islam masuk ke Suriah dan Lebanon pada tahun 632 Masehi. Di bawah kekuasaan dinasti Umayyah dan Abbasiyah, Lebanon menunjukkan geliatnya sebagai masyarakat moderen. Pada era ini, Bahasa Arab menjadi bahasa resmi Lebanon dan kehidupannya menjadi bagian dari peradaban Islam yang gemilang.

Hal ini berlangsung hingga 1099 ketika para penganut Kristen dari Eropa (Crusader) menaklukkan Lebanon dan negara-negara sekitar di kawasan tersebut.

Selain memperluas ajaran Kristen, mereka juga berusaha membendung proses Arabisasi dan Islamisasi yang mengalir secara damai dalam masa pemerintahan Islam.

Sehingga para Crusader dari Eropa tersebut berusaha sekuat mungkin menancapkan pengaruh Kristen dengan cara menghidupkan budaya Barat di tengah-tengah kehidupan Islam. Tetapi pada 1187 Kesultanan Mamluk berhasil menggulingkan dinasti Crusader serta menguasai Lebanon dan Suriah hingga tahun 1500.

Baca Juga: Tentara Israel dan Hezbollah kontak senjata di perbatasan

Pemerintah Ottoman

Pada 1516, Imperium Ottoman mengambil alih penguasaan Lebanon dari Mamluk dan memerintah Lebanon melalui keluarga Maan (1516-1697) dan Shihab (1697-1842) keduanya dari golongan Druze. Saat itu persaingan antara kelompok Kristen Maronit dan muslim Druze memanas yang berakhir dengan perang saudara pada tahun 1841, 1845, dan 1860.

Pada masa itu juga masa berakhirnya pemerintahan ala dinasti para Emir (Pangeran) dan munculnya Pemerintahan Mutasyarrifiyah (Gubernur) Pemerintahan Ottoman di bawah pengawasan (mandat) lima negara.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×