Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dinyatakan bahwa penargetan India tidak dapat dibenarkan dan tidak masuk akal.
"Dan bahwa India akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional dan keamanan ekonominya," tegasnya.
Pernyataan Kumar muncul ketika Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan dalam acara Meet the Press di NBC News pada hari Minggu bahwa penargetan India dengan tarif merupakan bagian dari rencana untuk memaksa Rusia ke meja perundingan guna mengakhiri perangnya di Ukraina.
Menyebut tarif sebagai daya ungkit ekonomi yang agresif, Vance mengatakan tarif sekunder terhadap India merupakan upaya untuk "mencoba dan mempersulit Rusia untuk menjadi kaya dari ekonomi minyak mereka."
Pada hari Kamis, India dan Rusia berjanji untuk memperkuat kerja sama, dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan bahwa pengiriman minyak Rusia ke India "membuat kemajuan pesat" dan bahwa kedua negara "tertarik untuk melaksanakan proyek produksi energi bersama" di Timur Jauh dan landas Arktik Rusia.
Tonton: India Lawan Balik Tekanan Trump: Tetap Beli Minyak Rusia dan Perkuat Agenda Dedolarisasi
Menurut Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih, antara 2 Desember 2022 dan Juli, India telah membeli 38% dari ekspor minyak mentah Rusia, kedua setelah China, yang membeli 47%.