kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada-ada saja, scammers berusaha jual Statue of Unity US$ 4 miliar untuk lawan corona


Selasa, 07 April 2020 / 14:23 WIB
Ada-ada saja, scammers berusaha jual Statue of Unity US$ 4 miliar untuk lawan corona
ILUSTRASI. General view of the 'Statue of Unity' portraying Sardar Vallabhbhai Patel, one of the founding fathers of India, during its inauguration in Kevadia, in the western state of Gujarat, India, October 31, 2018. REUTERS/Amit Dave


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Hati-hati penipuan online makin merajalela. Bahkan ketika dunia sedang mengalami krisis kesehatan seperti sekarang, scammer masih saja ambil kesempatan untuk menipu. Seperti diberitakan Reuters, Selasa (7/4), polisi India mengajukan kasus minggu ini terhadap seorang penipu online yang mencoba menjual patung terbesar di dunia "Statue of Unity" yang berlokasi di distrik Narmada, Gujarat seharga US$ 4 miliar. Penipu itu mengklaim bahwa hasil penjualan patung itu akan digunakan untuk membantu pemerintah negara bagian Gujarat untuk mendanai perjuangannya melawan virus corona.

Aksi menjual sebuah monumen yang hampir dua kali ketinggian Patung Liberty New York itu menjadi di antara kasus-kasus yang paling berani. Statue of Unity adalah patung kolosal negarawan India dan aktivis kemerdekaan Sardar Vallabhbhai Patel. Dia sosok sangat dihormati karena kepemimpinannya dalam menyatukan 562 negara bagian pangeran di India.

Polisi setempat mengatakan kejahatan dunia maya telah meningkat sejak kekhawatiran akan kesehatan yang mencengkeram negara tersebut. Ada penipuan mulai dari pengisian ulang ponsel gratis, hingga tawaran berlangganan Netflix gratis. 

Baca Juga: Para pejabat tinggi India bersedia potong gaji 30%, melawan Covid-19

Pejabat kementerian dalam negeri federal mengatakan telah terjadi peningkatan hingga 86% kejahatan dunia maya dalam empat minggu terakhir. Polisi dan pejabat keamanan internal mengatakan scammers telah membuat versi palsu antarmuka pembayaran 'PM CARES Fund' yang terlihat mirip dengan yang asli. Banyak orang India dan Non-Penduduk India (NRI) yang telah menjadi mangsa.

"Kami telah menerima lebih dari 8.300 pengaduan dari individu di seluruh India dan NRI yang telah menyumbangkan ribuan dolar ke rekening palsu," kata seorang pejabat senior kementerian dalam negeri.

Dilip Asbe, CEO National Payments Corporation of India, sebuah organisasi payung untuk pembayaran ritel mengatakan, pihaknya telah memblokir semua akun'PM Cares Fund' yang tidak sah dan berusaha memastikan bahwa lembaga donasi untuk sumbangan diverifikasi.

Baca Juga: Otoritas India memperingatkan bahwa lockdown bisa diperpanjang

Polisi telah mendaftarkan kasus-kasus terhadap penawaran palsu yang dibuat dengan mencatut nama perusahaan telekomunikasi Reliance Industries Jio dan layanan streaming Netflix Inc yang menawarkan layanan dengan potongan harga pada saat lebih dari 1,3 miliar orang terpaksa tinggal di dalam rumah selama 21 hari untuk mencegah penyebaran virus corona di India. Pejabat di Netflix dan Jio menolak mengomentari penipuan yang dilakukan atas nama perusahaan mereka.

CERT-In, Tim Tanggap Darurat Komputer India dan ReBIT, cabang teknologi Reserve Bank of India baru-baru ini mengeluarkan peringatan tentang ancaman dan penipuan online dan meminta lembaga keuangan untuk waspada.

"Dinas Rahasia AS juga telah memperingatkan negara-negara bahwa selama masa ketidakpastian dan peningkatan aktivitas online, para penjahat dunia maya secara aktif bekerja untuk mengeksploitasi kisah COVID-19 saat ini dengan serangan yang bertujuan mengambil keuntungan dari situasi tersebut," kata Nitin Bhatnagar, seorang pejabat senior di PCI Security Standards Council, badan standar global untuk industri kartu pembayaran.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×