kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akibat penguncian wilayah, pedapatan perusahaan global terancam merosot


Kamis, 14 Januari 2021 / 15:53 WIB
Akibat penguncian wilayah, pedapatan perusahaan global terancam merosot
ILUSTRASI. Akibat penguncian wilayah, pedapatan perusahaan global terancam merosot .


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  LONDON. Pendapatan sebagian besar perusahaan terancam akan turun lebih dalam karena kebijakan penguncian wilayah dan pembatasan aktivitas di beberapa negara. Hal ini akan mengaburkan harapan pemulihan ekonomi yang lebih cepat menurut pendapat bank investasi.

Dilansir Reuters, Kamis (14/1), China mengumumkan penguncian di empat kota. Sementara negara-negara Eropa menerapkan pembatasan lebih ketat dan lama. Kondisi tersebut menghilangkan harapan kembali ke kehidupan normal dan memicu kekhawatiran atas dampak ekonomi lebih lanjut pada tahun ini.

Diketahui, Jerman, Inggris, dan Belanda mengindikasikan pembatasan sosial yang akan berlangsung dari awal Februari. Sedangkan Italia mengatakan, akan memperpanjang masa darurat hingga akhir April.

Jepang juga memperluas wilayah darurat di Tokyo, sehingga mengganggu rencana penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas yang sudah tertunda. Di Amerika Serikat, anjuran untuk tinggal di rumah telah diberlakukan kembali bulan lalu di California. Ini merupakan negara bagian terpadat, ketika infeksi melonjak.

Baca Juga: China laporkan kematian akibat virus corona, pertama dalam 8 bulan

Tindakan tersebut secara global memicu peringatan dari bank investasi besar dan pengamat pasar lainnya. Semisal, Vincent Manuel, CIO global di Indosuez Wealth Management menyebut, gelombang Covid-19 lanjutan ini menjadi salah satu risiko besar yang harus dipantau tahun ini.

"Dalam dua kuartal terakhir kami berada dalam tren momentum pendapatan positif baik di Eropa maupun di AS, yang datang dari segmen nilai pasar. Jika kami mengalami gangguan akibat Covid-19, ini akan memicu revisi negatif untuk Kuartal 1, tetapi yang lebih penting adalah kapasitas rebound pendapatan selama kuartal berikutnya," terangnya.

Baca Juga: Ekspor China tumbuh lebih tinggi dari perkiraan pada Desember 2020, impor naik pesat

Perkiraan pendapatan analis untuk kuartal pertama juga tidak mencerminkan kekhawatiran. Eropa justru melaporkan lonjakan laba sebesar 40%. Sementara pendapatan perusahaan yang masuk indeks S&P 500 diperkirakan akan naik 16%, menurut data IBES dari Refinitiv. Perkiraan pertumbuhan laba kuartal pertama S&P 500 naik sedikit sejak 1 Januari.

Kinerja perusahaan pada kuartal pertama dan 2021 akan menjadi kunci bagi investor untuk bergerak dalam beberapa minggu mendatang. Minggu ini dimulai sejumlah perusahaan AS merilis kinerja kuartal empat 2020,

Minggu ini menandai dimulainya p pendapatan kuartal keempat 2020 untuk perusahaan-perusahaan AS, dengan hasil dari JPMorgan Chase dan bank besar lainnya yang akan dirilis pada hari Jumat.

"Kami melihat risiko penurunan pendapatan. Sementara stimulus tambahan dapat memberikan risiko kenaikan. Meningkatnya kasus Covid menunjukkan pemulihan yang lebih dalam dari sini," kata ahli strategi ekuitas BofA, Savita Subramanian.

Ada beberapa kekhawatiran yang muncul dalam proyeksi lonjakan laba berbentuk V, dengan laju revisi naik dalam perkiraan pendapatan global yang melambat dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga: China lockdown 4 kota, 28 juta orang jalani karantina rumah

Banyak perusahaan masih tertekan akibat pandemi. Di antaranya, Coca-Cola Co mengatakan bulan lalu akan merumahkan 2.200 pekerjaan secara global, termasuk 1.200 karyawan di Amerika Serikat, karena dampak virus terhadap perekonomian.

Namun, perusahaan AS dan Eropa terlihat melaporkan pertumbuhan laba masing-masing 20,8% dan 38% untuk tahun 2021, menurut Refinitiv berdasarkan indeks MSCI.

Beberapa ahli strategi AS berpikir proyeksi justru menyampingkan kenaikan yang diharapkan dari perekonomian.  Jonathan Golub, kepala strategi ekuitas AS dan kepala penelitian kuantitatif di Credit Suisse Securities, menaikkan targetnya pada 2021 pada S&P 500 pekan lalu. Mereka mengatakan, kemungkinan penurunan permintaan konsumen tidak dapat diabaikan.

Peluncuran vaksin telah menjadi alasan utama untuk gambaran prospek yang cerah. Steen Jakobsen, kepala investasi di bank investasi Saxo mengatakan, kehadiran vaksin tahun ini dapat memulihkan kondisi ekonomi riil yang mendasari serta meningkatkan pendapatan, lapangan kerja dan margin.

"Risikonya adalah mutasi baru virus akan melemahkan upaya kita untuk menormalkan kondisi masyarakat dengan vaksin generasi pertama," tutupnya.

Selanjutnya: WHO cemas, situasi bisa lebih buruk di tahun kedua pandemi Covid-19




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×