kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.351.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.747   21,00   0,13%
  • IDX 8.417   46,45   0,55%
  • KOMPAS100 1.166   6,42   0,55%
  • LQ45 850   5,80   0,69%
  • ISSI 294   1,08   0,37%
  • IDX30 445   1,55   0,35%
  • IDXHIDIV20 514   5,58   1,10%
  • IDX80 131   0,59   0,45%
  • IDXV30 137   0,45   0,33%
  • IDXQ30 142   1,41   1,00%

Alphabet Tembus Rekor setelah Berkshire Hathaway Borong Saham Senilai US$ 4,9 Miliar


Senin, 17 November 2025 / 23:20 WIB
Diperbarui Senin, 17 November 2025 / 23:22 WIB
Alphabet Tembus Rekor setelah Berkshire Hathaway Borong Saham Senilai US$ 4,9 Miliar
ILUSTRASI. Saham Alphabet melonjak hampir 6% ke rekor tertinggi pada perdagangan Senin (17/11/2025), setelah Berkshire Hathaway mengumumkan kepemilikan barunya dan memberi sinyal dukungan terhadap strategi kecerdasan buatan (AI) perusahaan di tengah kekhawatiran gelembung teknologi. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Saham Alphabet melonjak hampir 6% ke rekor tertinggi pada perdagangan Senin (17/11/2025), setelah Berkshire Hathaway mengumumkan kepemilikan barunya dan memberi sinyal dukungan terhadap strategi kecerdasan buatan (AI) perusahaan di tengah kekhawatiran gelembung teknologi.

Berkshire membeli 17,85 juta saham Alphabet senilai sekitar US$ 4,93 miliar berdasarkan penutupan perdagangan Jumat menjadikannya salah satu investasi besar terakhir di bawah kendali Warren Buffett sekaligus langkah langka konglomerat tersebut di sektor teknologi yang selama ini dihindari.

Baca Juga: Yield US Treasury Melemah, Pasar Ragukan Peluang Pemangkasan Suku Bunga Desember

Buffett selama ini lebih menganggap Apple kepemilikan terbesar Berkshire sebagai perusahaan produk konsumen, bukan teknologi murni.

“Pembelian saham perusahaan teknologi ini dapat menunjukkan perubahan pola pikir di Berkshire, meskipun tetap tidak lepas dari prinsip value investing,” ujar Steve Sosnick, Chief Strategist di Interactive Brokers.

Langkah tersebut datang ketika sentimen terhadap saham teknologi mulai berhati-hati. Sejumlah eksekutif bisnis dan analis memperingatkan bahwa euforia AI telah mendorong harga saham melampaui fundamental, sementara imbal hasil dari belanja besar-besaran untuk pusat data masih belum pasti.

ETF Roundhill Magnificent 7 yang berisi saham-saham teknologi raksasa seperti Nvidia, Microsoft, dan Alphabet cenderung stagnan sejak September setelah sebelumnya mengungguli indeks S&P 500.

Baca Juga: Harga Minyak Stabil Usai Jatuh 4%, Pasar Cermati Risiko Oversupply dan Sanksi Baru AS

Alphabet Bersinar di Antara “Magnificent Seven”

Di tengah kehati-hatian pasar, Alphabet justru menjadi pengecualian. Harga sahamnya telah naik hampir 14% sepanjang kuartal IV dan menjadikannya anggota “Magnificent Seven” dengan kinerja terbaik tahun ini, dengan kenaikan 46%.

Valuasi Alphabet juga relatif lebih rendah diperdagangkan pada sekitar 25 kali estimasi laba 12 bulan ke depan, dibandingkan Microsoft yang 29 kali dan Nvidia hampir 30 kali.

Baca Juga: Wakil Ketua The Fed: Pemotongan Suku Bunga Selanjutnya Harus Ekstra Hati-hati

“Alphabet lebih sesuai dengan tema value investing dibandingkan beberapa saham AI lain yang memimpin reli saat ini,” kata Sosnick.

Beberapa analis melihat Alphabet memiliki posisi kuat dalam AI berkat investasi besar pada infrastruktur, adopsi awal layanan pencarian berbasis AI, serta bisnis iklan digital masif yang mampu mendanai ekspansi pusat datanya.

“Langkah Berkshire mengonfirmasi fundamental Google yang kuat dan memberi eksposur pada penyedia AI terdepan melalui Google Cloud dan ekspansi Gemini,” jelas analis CFRA Angel Zino. Menurut dia, arus kas Alphabet dan valuasinya turut memberikan kenyamanan bagi Berkshire.

Minat investor memuncak bulan lalu setelah laporan laba Alphabet menunjukkan investasi AI mendorong Google Cloud menjadi mesin pertumbuhan baru.

Pembelian saham Alphabet juga dianggap sebagai upaya menebus penyesalan lama Buffett dan mendiang Charlie Munger yang merasa “kecolongan” karena tidak masuk ke Google sejak awal.

Belum jelas apakah keputusan membeli saham Alphabet dilakukan langsung oleh Buffett, oleh manajer portofolionya Todd Combs atau Ted Weschler, atau oleh calon CEO Greg Abel. Namun Buffett biasanya menangani investasi terbesar Berkshire.

Baca Juga: Jerman Akan Cabut Penangguhan Penjualan Senjata ke Israel

Berkshire Tetap Selektif

Pada awal perdagangan, lonjakan saham Alphabet berpotensi menambah sekitar US$ 180 miliar nilai pasar perusahaan.

Saham perusahaan biasanya memang melonjak ketika Berkshire mengungkap posisi barunya, berkat reputasi Buffett sebagai investor legendaris.

Pengumuman pembelian saham tersebut, yang diungkap dalam laporan Jumat lalu, juga menarik perhatian investor ritel dan menempatkan Alphabet masuk tiga besar saham paling ramai diperbincangkan di platform Stocktwits.

Baca Juga: Ekspansi Agresif, BYD Targetkan 2.000 Titik Penjualan di Eropa

Secara keseluruhan, Berkshire masih menjadi penjual bersih saham pada kuartal September, termasuk memangkas kepemilikannya di Apple dan Bank of America, sehingga kas perusahaan melonjak ke rekor US$ 381,7 miliar.

Sebagian investor menilai penumpukan kas ini sebagai sinyal bahwa Buffett menganggap valuasi pasar saat ini terlalu mahal.

Portofolio ekuitas Berkshire tetap condong ke sektor jasa keuangan yang menyumbang 36,6% dari total kepemilikan per September, menurut Morningstar.

Selanjutnya: Dugaan Korupsi Lahan Whoosh: KPK Curigai Tanah Negara Dijual Lagi ke Negara

Menarik Dibaca: Rahasia Cepat Glowing, Ini 4 Cara Mempercepat Regenerasi Kulit Wajah




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×