kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.547.000   -20.000   -1,28%
  • USD/IDR 15.719   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.522   -51,93   -0,69%
  • KOMPAS100 1.160   -10,36   -0,89%
  • LQ45 913   -7,93   -0,86%
  • ISSI 229   -1,90   -0,82%
  • IDX30 470   -4,28   -0,90%
  • IDXHIDIV20 563   -4,41   -0,78%
  • IDX80 132   -1,12   -0,84%
  • IDXV30 139   -1,52   -1,08%
  • IDXQ30 156   -1,40   -0,89%

Ancaman klaster baru corona, China tutup pabrik Pepsi dan setop impor ayam dari AS


Senin, 22 Juni 2020 / 09:57 WIB
Ancaman klaster baru corona, China tutup pabrik Pepsi dan setop impor ayam dari AS
ILUSTRASI. Pepsi Cola. REUTERS/Mario Anzuoni


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China memutuskan untuk menutup pabrik Pepsi dan menghentikan impor ayam dari Amerika Serikat (AS). Ini menjadi salah satu upaya Tiongkok untuk melawan klaster baru virus corona.

Keputusan itu disampaikan pada Minggu (21/6/2020), di tengah seruan pemerintah untuk menekan produksi dan distribusi makanan akibat munculnya klaster-klaster baru Covid-19 di ibu kota, Beijing.

Para pejabat Kementerian Kesehatan China melaporkan adanya 22 kasus baru corona di Beijing, usai menguji lebih dari 2 juta penduduknya. Pengujian massal ini dilakukan untuk mencegah gelombang baru wabah Covid-19, yang terkait dengan pasar grosir di Beijing.

Baca Juga: Kasus corona di India melonjak, New Delhi batalkan cuti staf medis

Administrasi Umum Kepabeanan China mengatakan, impor ayam beku dari Tyson Foods telah dihentikan sementara, setelah virus corona ditemukan di salah satu fasilitas produksinya.
Badan tersebut melanjutkan, produk dari Tyson Foods yang telah tiba di China akan ditarik. Kemudian produsen minuman bersoda ternama, Pepsi, juga diperintahkan untuk menutup salah satu pabriknya di Beijing, setelah beberapa karyawannya positif corona.

Keterangan itu disampaikan juru bicara perusahaan, Fan Zhimin, dikutip dari AFP Minggu (21/6/2020).

Baca Juga: Hasil studi temukan antibodi corona hanya bertahan 2-3 bulan, ini artinya

Ia menambahkan, 87 orang yang berkontak dengan pasien positif corona telah dilacak dan dikarantina. Sejauh ini ada lebih dari 220 orang yang positif virus corona di klaster baru Beijing, yang setelah ditelusuri ternyata bersumber dari talenan untuk memotong salmon impor di pasar Xinfadi.

Pasar itu memasok lebih dari 70 persen produk makanan segar ke Beijing, dan telah ditutup.

Pada Jumat (19/6/2020) pemerintah menyarankan warga untuk membuang seafood beku dan produk-produk kacang yang dibeli di sana. Pemerintah pada Jumat juga menyerukan upaya nasional untuk memeriksa semua produk makanan segar yang berasal dari "negara-negara berisiko tinggi", menyusul munculnya klaster baru virus corona di pabrik-pabrik Jerman dan AS.

Para pegawai di restoran, pasar swalayan, pasar tradisional, dan kurir pengiriman makanan akan dites Covid-19 oleh pemerintah, kata Gao Xiaojun dari Komisi Kesehatan Beijing.

Baca Juga: China: Seperlima proyek Belt and Road sangat terpengaruh pandemi corona

Satu juta tes corona

Gao melanjutkan, pemerintah sedang melakukan tes corona yang terbagi ke dalam kloter-kloter, sehingga mereka bisa melakukan hingga 1 juta tes per hari. Kasus baru ditemukan pada Minggu (21/6/2020) yaitu seorang perawat. Ia merupakan petugas medis pertama yang positif Covid-19 sejak kemunculan lagi virus itu di Beijing lebih dari seminggu yang lalu.

Kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China pada Jumat (19/6/2020) menerangkan ke media, bahwa wabah baru telah dikendalikan tetapi kasus baru masih akan muncul di Beijing. Wabah ini juga telah menyebar ke Tongzhou, lokasi kantor-kantor pemerintah China. Keterangan itu disampaikan pejabat Kemenkes China pada Minggu.

Sebagian besar kasus baru di China akhir-akhir ini hingga klaster baru Beijing, dibawa oleh warga negara China yang kembali dari luar negeri.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Muncul Klaster Baru Corona, China Tutup Pabrik Pepsi dan Stop Impor Ayam dari AS"
Penulis : Aditya Jaya Iswara
Editor : Aditya Jaya Iswara


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×