Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Tiga orang sumber Reuters membisikkan, Amerika Serikat diperkirakan akan meningkatkan pembatasan operasi empat media China di tanah Amerika.
Kebijakan Departemen Luar Negeri AS itu diramal akan semakin mengobarkan ketegangan AS-China. Ketiga sumber itu mengatakan, kebijakan itu dapat diterapkan pada Kamis (4/6/2020). Langkah ini mengikuti pengumuman Presiden Donald Trump pada hari Jumat tentang tindakan pembalasan terhadap Beijing atas cengkeramannya yang ketat pada Hong Kong.
Baca Juga: Pemerintahan AS akan larang maskapai China masuk AS pada pertengahan Juni
Siapa saja media China yang menjadi sasaran AS? Dua sumber Reuters bilang, dua di antaranya mencakup China Central Television (CCTV) yang merupakan jaringan televisi terbesar milik pemerintah China; dan China News Service yang merupakan kantor berita milik negara terbesar kedua di negara itu.
Media tersebut akan ditambahkan ke dalam daftar lima media China yang sebelumnya sudah dibatasi pada bulan Februari atas tuduhan AS bahwa mereka digunakan oleh China dan penguasa Komunisnya untuk menyebarkan propaganda.
Baca Juga: Rusia mengaku khawatir militer China dan India sudah diambang perang
Seperti media lainnya, mereka akan diminta untuk mendaftarkan karyawan dan properti AS mereka ke Departemen Luar Negeri, mirip dengan aturan yang mencakup kedutaan besar dan misi diplomatik lainnya.
Saat dikonfirmasi Reuters mengenai masalah ini, Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri tidak memberikan tanggapan. Tidak ada tanggapan pula dari kedutaan China di Washington.
Baca Juga: Taiwan desak China minta maaf atas insiden Tiananmen, Beijing: Omong kosong
Ketegangan antara Washington dan Beijing telah meningkat, karena Trump dan para pejabat AS mengeluhkan penanganan awal China terhadap wabah virus corona dan aksinya terhadap Hong Kong. Padahal, Hong Kong telah menikmati perlakuan khusus dari AS sebagai pusat keuangan global.
Media pemerintah China memberikan liputan yang luas atas aksi protes terkait ras yang rusuh di Amerika Serikat dan menyoroti ancaman Trump untuk menggunakan militer dalam menghentikan kerusuhan.
Ketegangan Hong Kong
Mengingatkan saja, mengutip Reuters, Trump pada hari Jumat lalu memerintahkan pemerintahannya untuk memulai proses penghapusan perlakuan khusus AS untuk Hong Kong dengan alasan hal itu tidak lagi memiliki otonomi yang cukup.
Surat kabar Global Times milik pemerintah China menyebut pengumuman Trump sebagai tindakan yang "sembrono".
Baca Juga: Bisa jadi senjata baru AS, terkuak hubungan dekat Huawei, Skycom Tech dan CFO Meng
Amerika Serikat dan China dalam beberapa bulan terakhir juga berselisih soal wartawan yang bekerja di negara masing-masing.
Michael McCaul, anggota Partai Republik di Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat, mengatakan: "Ini adalah media propaganda Partai Komunis Tiongkok yang menjajakan informasi berbahaya untuk menumbuhkan kekuatan Partai - untuk tidak melaporkan berita."
Baca Juga: Keras soal Hong Kong tapi diam soal demo di Amerika, presiden Taiwan dicemooh
Pada bulan Februari, pemerintahan Trump mengatakan akan memperlakukan lima entitas media utama yang beroperasi di AS, sama dengan kedutaan besar. Mereka adalah: Kantor Berita Xinhua, Jaringan Televisi Global China, China Radio International, China Daily Distribution Corp dan Hai Tian Development USA, Inc.
Pada bulan Maret, Washington mengatakan akan memangkas jumlah jurnalis yang diizinkan bekerja di kantor-kantor media utama Tiongkok di AS menjadi 100 dari 160 karena intimidasi dan pelecehan wartawan yang telah berlangsung lama di Beijing.
Sebagai tanggapan, China mengatakan pihaknya mencabut akreditasi koresponden Amerika dengan New York Times, Wall Street Journal News Corp dan Washington Post yang mandatnya berakhir pada akhir 2020.