Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pada 10 Oktober tahun lalu, delapan kapal Korea Utara -beberapa membawa pengiriman batu bara ilegal- berlabuh di perairan China di pelabuhan lepas Ningbo-Zhoushan. Hal itu terungkap lewat foto dalam laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang dipublikasikan secara online pada hari Jumat.
Melansir Reuters, foto itu menunjukkan bahwa lemahnya pengawasan dan penegakan sanksi oleh PBB yang ditujukan untuk mengekang program nuklir Pyongyang di mana negara-negara diwajibkan untuk memeriksa kargo yang ditujukan ke atau datang dari Korea Utara yang berada dalam wilayah mereka atau diangkut dengan kapal berbendera Korea Utara.
Laporan tahunan kepada Dewan Keamanan PBB oleh pemantau sanksi independen mengatakan Korea Utara terus mencemooh resolusi dewan “melalui ekspor komoditas maritim ilegal, terutama batubara dan pasir” pada 2019, yang menghasilkan uang senilai ratusan juta dolar bagi Pyongyang.
Baca Juga: Korea Utara tembakkan rudal, begini respons jenderal AS
Seorang diplomat Dewan Keamanan PBB yang berbicara kepada Reuters tanpa menyebut nama, mengatakan China memiliki kapasitas untuk menghentikan sanksi yang dijatuhkan oleh sekutunya, Korea Utara, tetapi "hanya memilih untuk tidak mengimplementasikan resolusi Dewan Keamanan."
"Menurut anggota Dewan Keamanan, kapal perang China telah menerima pemberitahuan secara real time pada beberapa kesempatan kapal memasuki perairan teritorialnya yang telah diamati melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB," kata diplomat itu.
Baca Juga: Kim Jong Un rombak komisi urusan negaranya, di tengah upaya memerangi corona
Pengawasan Tiongkok atas kepatuhan negara tetangganya Korea Utara terhadap sanksi-sanksi PBB yang pertama kali diberlakukan pada tahun 2006, dianggap penting untuk efektivitas langkah-langkah tersebut, yang dipelopori oleh Amerika Serikat dan dengan suara bulat diadopsi oleh Dewan Keamanan.
Reuters pertama kali melaporkan pada bulan Februari bahwa laporan pemantauan sanksi menemukan bahwa Korea Utara terus meningkatkan program-program rudal balistik nuklir pada tahun lalu.
Baca Juga: Korea Utara klaim hingga saat ini warganya tidak ada yang terinfeksi virus corona