kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS lanjutkan penjualan tiga senjata ke Taiwan, Beijing ancam Washington


Selasa, 13 Oktober 2020 / 05:36 WIB
AS lanjutkan penjualan tiga senjata ke Taiwan, Beijing ancam Washington
ILUSTRASI. Amerika terus berupaya melakukan penjualan tiga senjata canggih ke Taiwan.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Meski China terus mengutarakan keberatannya atas hubungan AS-Taiwan, namun hal tersebut tidak menghentikan Gedung Putih untuk terus melakukan penjualan tiga senjata canggih ke Taiwan.

Melansir Reuters, lima sumber yang mengetahui detil rencana tersebut mengatakan,  dalam beberapa hari terakhir, Gedung Putih telah mengirimkan pemberitahuan tentang kesepakatan penjualan senjata kepada Kongres untuk persetujuan.

Langkah yang dilakukan menjelang pemilihan umum AS pada 3 November mendatang, kemungkinan akan membuat China marah besar. China menganggap Taiwan sebagai provinsi pemberontak yang telah berjanji untuk menyatukan kembali wilayah tersebut dengan China daratan, meskipun harus dilakukan dengan menggunakan kekerasan.

Reuters menyampaikan berita pada bulan September bahwa sebanyak tujuh sistem senjata utama sedang melalui proses ekspor, ketika pemerintahan Trump meningkatkan tekanan terhadap China.

Baca Juga: Kapal destroyer Type 055 China kini dilengkapi rudal anti-siluman & anti-satelit

Saat dimintai tanggapannya atas berita hari Senin, kedutaan besar China mendesak Washington dalam pernyataan yang dikirim melalui email untuk menghentikan penjualan senjata dan hubungan militer dengan Taiwan. "Jangan sampai itu akan sangat merugikan hubungan China-AS dan perdamaian dan stabilitas lintas-Selat."

Dalam pernyataan yang dikirim melalui email, seorang perwakilan kedutaan mengatakan: "China secara konsisten dan tegas menentang penjualan senjata AS ke Taiwan dan memiliki tekad kuat dalam menegakkan kedaulatan dan keamanannya."

Menurut sumber Reuters, para pemimpin Senat Hubungan Luar Negeri dan komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat AS telah diberi tahu bahwa tiga dari penjualan senjata yang direncanakan telah disetujui oleh Departemen Luar Negeri AS yang mengawasi Penjualan Militer Asing.

Baca Juga: Armada kapal ikan China merapat ke Amerika Selatan, Chili waspada

Adapun tiga senjata yang disebut-sebut akan dijual ke Taiwan berdasarkan pemberitahuan informal adalah peluncur roket berbasis truk yang dibuat oleh Lockheed Martin Corp yang disebut Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), rudal udara-ke-darat jarak jauh yang dibuat oleh Boeing Co disebut SLAM-ER, dan polong sensor eksternal untuk Jet F-16 yang memungkinkan transmisi citra dan data real-time dari pesawat kembali ke stasiun darat.

Pemberitahuan untuk penjualan sistem persenjataan lain, termasuk drone udara besar dan canggih, rudal anti-kapal Harpoon berbasis darat dan ranjau bawah air, untuk mencegah pendaratan amfibi, belum diajukan ke Capitol Hill. Akan tetapi, kata sumber tersebut, pengajuannya diharapkan akan dilakukan dalam waktu dekat.

Baca Juga: Berjuang lawan China, Taiwan sudah habiskan dana Rp 13,26 triliun tahun ini

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan: "Sebagai masalah kebijakan, Amerika Serikat tidak mengkonfirmasi atau mengomentari penjualan atau transfer pertahanan yang diusulkan sampai mereka secara resmi diberitahukan kepada Kongres."

Dukungan Kongres AS untuk Taiwan

Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS dan Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat memiliki hak untuk meninjau, dan memblokir, penjualan senjata di bawah proses peninjauan informal sebelum Departemen Luar Negeri mengirimkan pemberitahuan resminya ke cabang legislatif.

Anggota parlemen, yang umumnya waspada dengan apa yang mereka anggap sebagai agresi China dan mendukung Taiwan, diharapkan tidak keberatan dengan penjualan senjata ke Taiwan.

Baca Juga: China terima dukungan dari 70 negara terkait kasus Xinjiang dan Hong Kong

Kantor perwakilan Taiwan di Washington menolak memberikan komentar.

Mengutip Reuters, berita bahwa penjualan senjata baru ke Taiwan datang setelah para pejabat senior AS pekan lalu mengulangi seruannya agar Taiwan membelanjakan lebih banyak dana untuk pertahanannya sendiri dan untuk melakukan reformasi militer di tengah tingginya risiko penyerangan oleh China.

Itu terjadi pada saat China secara signifikan meningkatkan aktivitas militer di dekat Taiwan dan ketika hubungan AS-China telah jatuh ke titik terendah dalam beberapa dekade terakhir. 

Berbicara pada hari Rabu pekan lalu, penasihat keamanan nasional AS, Robert O'Brien, memperingatkan agar China tidak berupaya untuk merebut kembali Taiwan dengan paksa. Dia bilang, ada banyak ambiguitas tentang bagaimana Amerika Serikat akan merespons.

Baca Juga: Beijing bisa gerah, Pompeo peringatkan tentang aktivitas jahat China di Asia-Pasifik

Amerika Serikat diwajibkan oleh undang-undang untuk memberi Taiwan sarana membela diri. Akan tetapi, belum dijelaskan apakah AS akan campur tangan secara militer jika terjadi serangan China, sesuatu yang kemungkinan besar akan mengarah pada konflik yang lebih luas dengan Beijing.

O'Brien mengatakan Taiwan perlu berinvestasi dalam berbagai kemampuan pertahanan militer termasuk lebih banyak rudal jelajah pertahanan pesisir, ranjau laut, kapal serang cepat, artileri bergerak, dan aset pengawasan canggih.

Selanjutnya: PM Taiwan: Saya akan gunakan sapu jika perlu untuk melawan serangan China




TERBARU

[X]
×