Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat dipercaya akan mengumumkan pemberian paket bantuan militer baru untuk Taiwan pada hari Jumat (28/7). Tidak tanggung-tanggung, nilai bantuan baru ini disebut disebut lebih dari US$300 juta.
Seorang pejabat yang berbicara secara anonim mengatakan paket tersebut diperkirakan bernilai sekitar US$330 juta. Untuk saat ini pihak Gedung Putih belum memberikan komentar secara resmi.
Kongres AS telah mengesahkan izin pemberian bantuan senjata ke Taiwan di bawah sistem Presidential Drawdown Authority dengan anggaran mencapai US$1 miliar. Jumlah itu telah masuk dalam rencana anggaran militer AS untuk tahun 2023.
Mengutip Reuters, pengumuman resminya hari Jumat kemungkinan besar tidak akan merinci daftar sistem senjata yang disediakan AS untuk Taiwan.
Baca Juga: Prioritas China: Menghentikan Kunjungan Wakil Presiden Taiwan ke AS Bulan Depan
Beberapa sumber lain sebelumnya sempat menyebutkan bahwa paket tersebut akan mencakup empat drone pengintai MQ-9A yang tidak bersenjata. Namun, penyertaan drone itu bisa saja gagal karena para pejabat AS berencana memberikan lebih banyak syarat kepada negara lain untuk menggunakan teknologi drone MQ-9A.
Taiwan sebelumnya telah setuju untuk membeli empat drone MQ-9B SeaGuardian yang lebih canggih, buatan General Atomics, yang dijadwalkan untuk dikirim pada tahun 2025.
Pejabat militer AS mengatakan Taiwan membutuhkan senjata seperti sistem pertahanan udara dan senjata yang dapat menargetkan kapal dari darat.
Baca Juga: Angkatan Laut dan Udara China Gelar Latihan Militer Skala Besar dekat Taiwan
Sejalan dengan itu, Taiwan mengatakan pembelanjaan pertahanannya tahun ini akan fokus pada segala hal yang dapat digunakan untuk memblokade China secara total, termasuk suku cadang untuk pesawat tempur F-16 dan pengisian senjata.
Awal bulan ini, jenderal tinggi AS mengatakan Washington akan berusaha mempercepat pengiriman senjata ke Taiwan di tahun-tahun mendatang untuk membantu negara itu mempertahankan diri.
Kabar pemberian paket bantuan militer baru ini hampir bisa dipastikan akan membuat marah China.
Baca Juga: Taiwan Gelar Siaga Serangan Udara China, Begini Prosesnya
China telah berulang kali mengecam langkah AS yang terus-menerus memasok senjata ke Taiwan. AS sampai saat ini masih menjadi pemasok senjata utama untuk Taiwan.
Hingga saat ini China masih melihat Taiwan sebagai provinsi separatis yang berjalan dengan sistem demokrasinya. Militer China juga semakin aktif di sekitar Taiwan dalam beberapa tahun terakhir untuk menunjukkan bahwa Beijing masih bertekad untuk merangkul kembali Taiwan.
Taiwan dengan tegas menolak klaim kedaulatan China dan mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.