kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.944.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.370   -48,00   -0,29%
  • IDX 7.952   15,91   0,20%
  • KOMPAS100 1.106   -0,20   -0,02%
  • LQ45 812   -1,90   -0,23%
  • ISSI 268   1,83   0,69%
  • IDX30 421   0,16   0,04%
  • IDXHIDIV20 488   0,14   0,03%
  • IDX80 122   -0,19   -0,16%
  • IDXV30 132   0,97   0,74%
  • IDXQ30 136   0,14   0,10%

AS Selidiki Impor Uranium dari China, Ada Masalah Apa?


Rabu, 18 September 2024 / 09:19 WIB
AS Selidiki Impor Uranium dari China, Ada Masalah Apa?
ILUSTRASI. AS tengah menyelidiki apakah China mendukung industri nuklir Rusia dengan mengimpor uranium yang diperkaya dari Moskow.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

"Karena China mungkin berupaya mengukir peran yang lebih besar bagi dirinya sendiri di pasar uranium yang diperkaya dunia, peningkatan impor uranium yang diperkaya Rusia dapat memfasilitasi pengejaran ambisi Beijing," kata sebuah laporan pada bulan Maret oleh lembaga pemikir Royal United Services Institute yang berpusat di London.

Impor uranium dari China menjadi penyebab kekhawatiran bagi industri uranium AS. Pada bulan Juni, Centrus, sebuah perusahaan yang mengembangkan kapasitas uranium yang diperkaya, mendesak Perwakilan Dagang AS (USTR) dalam komentar publik untuk menaikkan tarif uranium yang diperkaya dari China dari 7,5% menjadi 20%. 

Centrus mengatakan bahwa upaya perusahaan itu sendiri dapat terancam oleh impor uranium yang diperkaya dari China.

Sementara, Kelompok industri Produsen Uranium Amerika mendesak USTR dalam komentar publik untuk menaikkan tarif hingga 50%.

Ketika dimintai komentar, USTR, yang minggu lalu memfinalisasi kenaikan tarif untuk beberapa barang lain tetapi tidak untuk uranium dari China, merujuk pada sebuah dokumen yang menyatakan bahwa porsi China dalam impor uranium dan material lain AS kecil dan menurun.

Baca Juga: Rilis Foto Situs Nuklir, Ini yang Perlu Diketahui soal Program Senjata Nuklir Korut

Perusahaan nuklir negara Rusia Rosatom tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters

Pada bulan Mei, Rosatom mengatakan bahwa larangan tersebut akan merusak pasar global untuk uranium yang diperkaya, tetapi akan terus mengembangkan bisnis globalnya.

Moskow secara terbuka bungkam tentang larangan tersebut hingga 11 September ketika Putin mengatakan Moskow harus mempertimbangkan pembatasan ekspor uranium dan logam lainnya sebagai balasan atas sanksi Barat.




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×