kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

AS Serangan Fasilitas Nuklir Iran: Harga Minyak Melonjak, Investor Cari Aset Aman


Minggu, 22 Juni 2025 / 13:01 WIB
AS Serangan Fasilitas Nuklir Iran: Harga Minyak Melonjak, Investor Cari Aset Aman
ILUSTRASI. Donald Trump pada Sabtu waktu setempat mengumumkan bahwa AS telah melancarkan "serangan yang sangat sukses" terhadap tiga situs nuklir utama Iran. REUTERS/Evelyn Hockstein


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu waktu setempat mengumumkan bahwa AS telah melancarkan "serangan yang sangat sukses" terhadap tiga situs nuklir utama Iran.

Dalam pidato televisi dari Oval Office, Trump menyatakan, "Fasilitas utama pengayaan nuklir Iran telah sepenuhnya dihancurkan."

Langkah ini menandai eskalasi besar dalam konflik antara Iran dan Israel, di mana kini AS secara resmi terlibat langsung dalam konfrontasi militer. Keputusan Trump datang jauh sebelum tenggat waktu dua minggu yang ia tetapkan sendiri, dan menyusul diskusi panjang selama beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Dunia Terbelah! Ini Reaksi Keras Pemimpin Dunia atas Serangan AS ke Iran

Reaksi Pasar: Kripto Terpuruk, Harga Minyak Diprediksi Melonjak

Dengan sebagian besar pasar keuangan tutup pada akhir pekan, satu-satunya reaksi awal tercermin di pasar aset digital. Ether turun lebih dari 5%, sementara Bitcoin merosot sekitar 1%. Namun, para analis memperkirakan gejolak yang jauh lebih luas akan terjadi saat pasar global dibuka kembali.

Mark Spindel, CIO Potomac River Capital, menilai bahwa "pasar kemungkinan akan terkejut dan harga minyak akan melonjak." Ia menambahkan, "Ketidakpastian kini menyelimuti pasar dan akan menimbulkan volatilitas, terutama pada sektor energi."

Jamie Cox dari Harris Financial Group memprediksi, "Harga minyak pasti melonjak, tapi bisa kembali stabil dalam beberapa hari ke depan. Iran kehilangan daya tawar setelah fasilitas nuklirnya diluluhlantakkan, dan kemungkinan akan terdorong menuju kesepakatan damai."

Analis: Dampak Beragam, Tapi Risiko Geopolitik Meningkat Tajam

Mark Malek, CIO Siebert Financial, justru menilai langkah ini sebagai "positif bagi pasar saham." Ia menyebut keputusan Trump memberikan kejelasan dibandingkan dengan ketidakpastian dua pekan ke depan. Namun, ia mengingatkan bahwa risiko utama tetap pada kemungkinan Iran menutup Selat Hormuz — jalur vital bagi ekspor minyak global.

Jack Ablin dari Cresset Capital menegaskan bahwa "lapisan risiko baru yang kompleks" kini harus diperhitungkan, terutama dalam kaitannya dengan inflasi dan harga energi.

Saul Kavonic dari MST Marquee di Sydney mengingatkan bahwa respons Iran akan sangat menentukan. “Jika Iran membalas dengan menyerang kepentingan AS di wilayah Teluk atau infrastruktur minyak, harga bisa melonjak menuju US$100 per barel.”

Baca Juga: Perang Israel vs Iran Menguras Anggaran, Biayanya Capai Rp 3,2 Triliun per Hari

Ancaman Terhadap Stabilitas Asia dan Ekonomi Global

Rong Ren Goh, manajer portofolio di Eastspring Investments, memperingatkan bahwa keterlibatan langsung AS akan memperpanjang ketegangan dan berpotensi mengganggu pasokan energi global. Ia menyebut Asia sebagai kawasan paling rentan terhadap dampak lonjakan harga energi, yang bisa memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan.

Sementara itu, Alex Morris dari F/M Investments memperkirakan harga minyak mentah akan langsung naik ke level US$80 saat perdagangan dimulai, menyebut bahwa "ini adalah reaksi spontan yang akan terjadi dalam 24 jam ke depan."

Ketakutan Akan Serangan Balasan dan Dampak Jangka Panjang

Eric Beyrich dari Sound Income Strategies mengingatkan tentang risiko ekstrem jika ada dampak radiasi nuklir. "Semua taruhan akan batal jika itu terjadi. Rezim Iran bisa saja melakukan aksi ekstrem, termasuk serangan teroris terhadap kedutaan," katanya.

Christopher Hodge dari Natixis menyampaikan bahwa selama ekspor minyak Iran tidak terganggu secara signifikan, dampak ekonomi mungkin masih bisa dikendalikan. Namun, kenaikan harga minyak akan menjadi beban tambahan bagi konsumen dan bisa menekan permintaan.

Selanjutnya: Cara Transfer Uang dari BRI ke Bank Lain dengan BI-Fast dan ATM

Menarik Dibaca: Kenapa Bunga Lili Perdamaian Tak Kunjung Mekar? Ini 5 Penyebab dan Solusinya




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×