kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banjir IPO perusahaan teknologi di China menguji ketahanan pasar saham


Minggu, 23 Agustus 2020 / 17:47 WIB
Banjir IPO perusahaan teknologi di China menguji ketahanan pasar saham
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A security guard wearing a face mask stands near the Bund Financial Bull statue and a display showing an image of a medical worker following the novel coronavirus disease (COVID-19) outbreak, on The Bund in Shanghai, China, March 18, 2020. REU


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Tingginya jumlah perusahaan yang bakal melantai di bursa, bakal menguji permintaan investor untuk daftar harga saham ChiNext yang sudah mahal dalam pekan ini.

Terutama ketika indeks saham mulai diperdagangkan di bawah aturan yang sudah diubah, yang tak lain menghilangkan batas harga harian untuk saham perdana.

Setidaknya, 18 perusahaan mulai dari produsen produk elektronik hingga sektor kesehatan atau medis akan melakukan perdagangan untuk pertama kalinya di bawah aturan yang disebut penawaran umum perdana berbasis pendaftaran.

Perusahaan tersebut setidaknya sudah mengumpulkan dana gabungan sebesar 20 miliar yuan atau setara US$ 2,9 miliar dari daftar ChiNex mereka.

Baca Juga: China berambisi bangun jaringan kereta kargo berkecepatan tinggi

Dalam artikel yang dimuat Bloomberg, Minggu (23/8) jumlah permintaan ritel tercatat melebihi pasokan rata-rata atau mencapai 5.700 kali. Reformasi aturan tersebut merupakan landasan awal dari serangkaian China untuk meliberalisasi pasar modalnya dan Beijing pun akan mengizinkan implementasi perubahan pada indeks ChiNext yang nilainya mencapai US$ 1,3 triliun.

Permintaan saham baru mungkin akan menyedot dana ekuitas yang terlihat mahal setelah indeks melonjak hampir 50% tahun ini. Penjualan saham baru tidak akan dikenakan batasan harga dalam lima hari perdagangan pertama, sementara batas harian pada saham yang ada akan berlipat ganda menjadi 20%.

"Tidak diragukan lagi, kami akan melihat volatilitas yang lebih besar di pasar ChiNext setelah aturan baru diterapkan, terutama mengingat tekanan baru-baru ini yang dihadapi. Menyusul kenaikan besar di tahun ini," kata Jiang Liangqing, Fund Manager dari Ruisen Capital Management yang berbasis di Beijing.

Dia juga menambahkan, jika saham baru terus mengalir ke pasar dengan kecepatan tinggi, hal itu tentu akan memberi tekanan pada saham yang sudah diperdagangkan dengan valuasi yang tinggi.

ChiNext sendiri diperdagangkan pada 37 kali pendapatan 12 ke bulan, berbeda dibandingkan indeks CSI 300 yang diperdagangkan dalam kelipatan 14. Kekhawatiran tentang IPO ini juga membuat reli mendingin, dengan posisi yang menurun hampir 9% dari puncak pada bulan Juli 2020.

Hampir berbarengan dengan kekhawatiran tentang pembatasan lebih lanjut dari Amerika Serikat (AS) pada perusahaan teknologi dan komunikasi China.

Indeks baru ini diharapkan untuk mencatat debut yang kuat, kata Yan Kaiwen analis di China Fortune Securities Co, dia juga menyebut ada potensi profitabilitas yang solid dan prospek pertumbuhan ke depan.

Sementara itu, pembuat mesin Tianjin jieqiang Co tercatat hampir 7.500 kali kelebihan permintaan oleh investor ritel, tertinggi dari 18 perusahaan.

Beijing FengShangShiJi Culture Media Co. juga menetapkan harga penawaran umum perdana pada rekor ChiNext yakni 138,02 yuan per saham, lebih dari 40 kali lipat pendapatannya pada 2019.

Reformasi ini juga berfungsi sebagai tempat uji coba Beijing untuk melonggarkan cengkeraman ketatnya di pasar tanpa memicu gerakan di luar kendali.

Baca Juga: Blokir WeChat, pengguna WeChat di AS gugat Presiden Donald Trump

Sekitar 800 saham ChiNext yang ada juga akan mulai diperdagangkan 20% di bawah kisaran harian, lebih rendah dibandingkan 10% pada sebelumnya. Namun, ukuran baru ini belum diperluas ke papan utama Shanghai dan Shenzhen.

"Ini merupakan pencapaian besar karena menunjukkan bahwa reformasi kini telah memasuki area inti pasar modal China setelah debut tahun lalu," kata Jiang, merujuk pada pasar gaya Nasdaq di Shanghai yang memiliki aturan yang relatif longgar.

Investor pun menyambut pembukaannya tahun lalu dengan gembira, lantaran semua saham melonjak rata-rata 140% pada penutupan pada perdagangan pertama.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×