Sumber: AFP | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan penyelenggara lokal sedang berupaya untuk menyederhanakan Olimpiadde Tokyo yang tahun ini ditunda. Mereka berjanji untuk menghemat setelah sebuah laporan menyebut Olimpiade Tokyo jadi Olimpiade termahal yang pernah ada.
Dikutip dari AFP, dewan eksekutif IOC diharapkan untuk meninjau kembali mengenai pemotongan anggaran pada hari Rabu (7/10) mendatang.
Beberapa usulan pemotongan yang tercantum dalam dokumen perinci dari penyelenggara meliputi pengurangan jumlah spanduk dekoratif, pengurangan 10% hingga 15% dalam jumlah delegasi "penting", dan pengurangan jumlah penerjemah.
Lalu, pengurangan bus antar-jemput, pengurangan area hotel, penangguhan produksi kostum maskot, serta pembatalan upacara penyambutan tim resmi..
Penyelenggara Olimpiade Tokyo dan IOC mengatakan, mereka telah memangkas biaya hingga beberapa miliar dolar AS sebelum Olimpiade ditunda enam bulan lalu karena pandemi Covid-19.
Baca Juga: Aliansi Jepang-AS rapatkan barisan, demi wujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka
Salah satu upaya pemangkasan biaya adalah dengan memanfaatkan venue yang sudah ada dan tidak berusaha untuk membangun arena olahraga baru selama tidak diperlukan.
Sebagian besar pembelanjaan besar sudah terjadi, seperti pembangunan stadion nasional mencapai US$ 1,43 miliar dan venue renang sebesar US$ 520 juta.
"Kami memiliki banyak patokan, kadang terlalu kecil. Tetapi, ketika Anda menggabungkan semuanya, itu akan mewakili hasil yang besar dalam hal penyederhanaan dan mudah-mudahan menghasilkan penghematan yang signifikan," ungkap Christophe Dubi, Direktur Eksekutif IOC untuk Olimpiade,
Pemerintah Tokyo dan IOC belum menawarkan perkiraan penghematan, tapi perkiraan di Jepang menyebutkan 1% hingga 2% dari pengeluaran resmi sebesar US$ 12,6 miliar.
Namun demikian, audit pemerintah tahun lalu menyebutkan, biaya total yang sebenarnya bisa mencapai dua kali lipat dari yang dilaporkan.
Baca Juga: Bisnis tanda tangan elektronik, anggota parlemen Jepang ini jadi miliarder
Beberapa sponsor mulai mundur
Semua biaya penyelenggaraan Olimpiade sebagian besar berasal dari uang publik, kecuali US$ 5,6 miliar dari anggaran operasional daerah yang dibiayai swasta. Sekitar 60% pendapatan berasal dari 68 sponsor domestik.
CEO Olimpiade Tokyo Toshiro Muto bulan lalu mengakui untuk pertama kalinya, beberapa sponsor telah mundur di tengah ekonomi yang merosot.
Umumnya, mereka merasa kesulitan untuk tetap bertahan memberikan dukungan kepada Olimpiade Tokyo yang masih belum pasti bisa dilaksanakan atau tidak.
Baca Juga: Setelah tertunda, Tokyo pastikan Olimpiade 2021 bisa terlaksana dengan baik
Bulan lalu, penyelenggara Olimpiade Tokyo telah menyusun sejumlah rencana untuk menutup lubang yang ditinggalkan para sponsor. Namun, langkah-langkah tersebut tidak atau belum dipublikasikan.
“Saya tidak bisa mengatakan bahwa semua kontrak (sponsor) bisa diperbarui," ungkap Muto seperti dilansir AFP.
Untuk menjaga sponsor tetap bergabung, IOC dan penyelenggara lokal telah meyakinkan publik bahwa Olimpiade Tokyo akan resmi dibuka pada 23 Juli 2021 mendatang.
Yoshiro Mori, Presiden Penyelenggara Olimpiade Tokyo, mengakui, beberapa pihak mengharapkan lebih banyak pemotongan anggaran pengeluaran.
"Kami sangat ingin menabung, tapi ada banyak hal lain yang sudah telanjur ditentukan," katanya.