kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berkat perang dagang, Vietnam jadi pemasok komponen Samsung


Rabu, 07 Agustus 2019 / 20:48 WIB
Berkat perang dagang, Vietnam jadi pemasok komponen Samsung


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Negara Vietnam mendapat banyak manfaat dari kebuntuan perang dagang Amerika Serikat (AS) – China. Setidaknya terdapat 60 pemasok komponen Foxcon Techology Group dan Samsung Electronics Co selama tiga bulan terakhir.

Ini merupakan kesempatan ketika negeri Paman Sam mengenakan beban tarif tinggi untuk produk-produk China.

Baca Juga: IMF: Tak ada yang menang dalam perang dagang

“Mereka harus masuk ke Vietnam sekarang dan segera. Kami memiliki tim pembangunan komponen ini dan sekarang masih menunggu,” kata Wakil Direktur Umum Shun Far Land Development Co Chang, dilansir Bloomberg, Selasa (6/8).

Chang buru-buru bernegosiasi dengan pemilik tanah tetangga untuk mengubah sawah menjadi jalur perakitan demi mengambil keuntungan dari ledakan bisnis yang muncul tiba-tiba ini.

Dia menyadari bahwa kemungkinan ini tidak bertahan lama. Bahkan ketika tekanan Presiden AS Donald Trump meningkat, khususnya kepada para pemimpin komunis di Vietnam yang dapat mengekang surplus perdagangan AS.

Sayangnya Vietnam terperangkap di antara situasi kontradiktif akibat perang dagang AS-Tiongkok. Negara berpenduduk 96 juta orang ini mendapat banyak manfaat dari kebuntuan perang dagang tersebut namun berisiko dipukul oleh hukuman Amerika.

Para pemimpin Vietnam berusaha meyakinkan pemerintahan Trump bahwa mereka adalah pedagang yang adil karena mereka berupaya melindungi ekspor ke AS, yang nilainya menyamai 20% dari produk domestik bruto tahun lalu dan hampir 26% pada paruh pertama 2019.

Berbagai kondisi menopang Vietnam menjadi negara strategis mulai dari tenaga kerja yang masih muda dan relatif murah, kemudian pemerintah yang stabil dan kondisi lingkungan yang ramah untuk dunia bisnis. Hal ini mengubah negara Asia Tenggara menjadi negara alternatif yang menarik bagi China.

Baca Juga: Menyikapi perang mata uang, analis ini sarankan investor untuk defensif

Perusahaan teknologi seperti Intel Corporation dan Samsung sudah lebih awal menjanjikan untuk mengembangkan manufaktur di Vietnam. Hari ini mereka mempekerjakan lebih dari 182.000 orang di pabrik-pabrik perakitan chip dan telepon pintar.

Bahkan produsen sepatu kets dan konsol video game tengah mengalihkan produksi ke Vietnam untuk menghindari beban tarif Amerika pada barang-barang China.

Ambil contoh Nintendo Co. dan Sharp Co. Mereka adalah perusahaan multinasional teknologi yang baru mengumumkan rencana untuk memindahkan operasinya di sana. Pemerintah Vietnam telah memberikan izin investasi kepada lebih dari 1.720 proyek dalam enam bulan pertama tahun ini, atau naik 26% dari periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Perang dagang AS-Cina makin panas, pengusaha optimis ekspor TPT tetap tumbuh

Negara mengharapkan pertumbuhan ekonomi pada 2019 sebesar 6,8% yang merupakan tercepat di dunia. Namun ketergantungannya pada ekspor membuatnya sangat rentan terhadap lonjakan proteksionisme.

Pemerintahan Trump telah memanfaatkan kondisi ini bahwa beberapa perusahaan menyalurkan produk buatan China melalui Vietnam untuk menghindari tarif dan praktik yang dikenal sebagai transshipment. Pada Juli 2019 lalu, AS telah memberikan bea lebih dari 400% untuk impor baja dari Vietnam yang katanya berasal dari Korea Selatan dan Taiwan. 

Baca Juga: Trump sebut tarif impor produk China akan mengembalikan lapangan kerja di AS, yakin?

Washington memberikan tekanan pada Hanoi dengan cara lain. Pada bulan Mei, Vietnam masuk ke daftar sebagai negara yang memanipulasi mata uangnya dan bisa berakibat pada pemberian hukuman. Sebulan kemudian, Trump menggambarkan Vietnam sebagai pelaku tunggal terburuk bagi semua orang ketika ditanya apakah ia ingin mengenakan tarif pada negara tersebut.

Ancaman bea baru terhadap produk Vietnam adalah nyata, kata Sian Fenner, ekonom di Oxford Economics. Ia mencatat bahwa ekspor tekstil, komputer, dan makanan laut negara itu ke AS menjadi berisiko. Retorika Amerika yang semakin bermusuhan membuat sejumlah perusahaan memikirkan kembali strategi Vietnam. 

Eclat Textile Co., sebuah perusahaan Taiwan yang memproduksi pakaian olahraga untuk Nike Inc. dan Lululemon Athletica Inc., mengatakan perlu mengalihkan daerah operasinya dari Vietnam demi melindungi diri dari kebijakan tarif dari AS.

Tidak seperti tanggapan China terhadap tarif, reaksi Vietnam kemungkinan besar lebih bersifat mendamaikan karena satu alasan sederhana, di mana negara ini membutuhkan AS jauh lebih banyak dibandingkan sebaliknya. AS mengirimkan barang sekitar US$ 10 miliar ke Vietnam tahun lalu.

Baca Juga: Ekspor negara-negara Asia terpukul perang dagang Amerika Serikat-China

Negara itu berkomitmen untuk membeli lebih banyak barang Amerika, dari jet Boeing Co. hingga produk energi kemungkinan gas alam cair untuk membantu mempersempit surplus perdagangannya.

Untuk lebih menenangkan Trump, para pemimpin Vietnam dapat menawarkan untuk memperluas akses pasar ke sektor layanannya, seperti telekomunikasi, keuangan, dan asuransi, kata Fenner.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×