kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.403.000   -6.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.688   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.684   -26,25   -0,30%
  • KOMPAS100 1.186   -7,92   -0,66%
  • LQ45 850   -5,09   -0,60%
  • ISSI 311   -0,35   -0,11%
  • IDX30 438   -3,64   -0,82%
  • IDXHIDIV20 509   -4,61   -0,90%
  • IDX80 133   -0,92   -0,69%
  • IDXV30 140   -1,44   -1,02%
  • IDXQ30 140   -1,31   -0,93%

Bursa Asia Melemah Selasa (9/12) Pagi, Pasar Gelisah Menanti Keputusan The Fed


Selasa, 09 Desember 2025 / 09:48 WIB
Bursa Asia Melemah Selasa (9/12) Pagi, Pasar Gelisah Menanti Keputusan The Fed
ILUSTRASI. Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Selasa (9/12/2025) pagi, sementara dolar AS bergerak stabil. Investor tetap berhati-hati menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve yang diperkirakan akan menurunkan biaya pinjaman akhir pekan ini


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Selasa (9/12/2025) pagi, sementara dolar AS bergerak stabil. Investor tetap berhati-hati menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve yang diperkirakan akan menurunkan biaya pinjaman akhir pekan ini.

Yen Jepang juga relatif tenang meski wilayah timur laut negara itu diguncang gempa kuat.

Sentimen pasar tertekan oleh jadwal rapat bank sentral yang padat pekan ini. Investor menunggu kejelasan arah suku bunga global, termasuk keputusan Reserve Bank of Australia (RBA) yang dijadwalkan hari ini.

Baca Juga: Charlie Munger, Triliuner Hemat yang 70 Tahun Tinggal di Rumah Sederhana Tanpa AC

RBA, Swiss National Bank (SNB), dan Bank of Canada diperkirakan akan mempertahankan suku bunga, sementara The Fed hampir pasti menurunkannya pada Rabu.

Namun fokus utama pasar bukan hanya pemangkasan suku bunga Desember, melainkan bagaimana arah kebijakan berikutnya.

Investor obligasi memposisikan diri untuk siklus pelonggaran yang dangkal, sementara sejumlah bank besar Wall Street memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed pada 2026 akan lebih sedikit karena inflasi yang masih membandel dan prospek ekonomi AS yang tetap tangguh.

Akibatnya, pergerakan saham cenderung datar. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,28% setelah Wall Street melemah semalam. Indeks Nikkei Jepang turun 0,08% dan Kospi Korea Selatan melemah 0,58%.

Baca Juga: Mata Uang Asia Bergerak Tipis Selasa (9/12) Pagi, Dolar Taiwan Sedikit Menguat

“Penyesuaian risiko yang mudah sudah dilakukan, dan konferensi pers Powell kemungkinan menunjukkan pendekatan yang lebih hati-hati terkait pelonggaran kebijakan lanjutan,” kata Prashant Newnaha, Senior Asia-Pacific Rates Strategist di TD Securities.

“Dot plot kemungkinan menunjukkan satu kali pemangkasan suku bunga pada 2026. Jika dua pemangkasan ditampilkan untuk tahun depan, itu akan dianggap dovish.”

Meski pasar berharap pemangkasan suku bunga, beberapa analis menilai Komite FOMC bisa saja terbelah.

Rapat kali ini juga menarik perhatian terkait siapa yang akan menggantikan Jerome Powell ketika masa jabatannya berakhir Mei mendatang.

Kevin Hassett, penasihat ekonomi Gedung Putih dan kandidat kuat ketua The Fed, mengatakan bahwa bank sentral sebaiknya terus menurunkan suku bunga.

Baca Juga: Pertarungan Warner Bros Memanas, Paramount Ajukan Tawaran Bermusuhan US$108 Miliar

Investor kini memperkirakan total pelonggaran sebesar 77 basis poin hingga akhir tahun depan, menurut data LSEG.

David Mericle, Kepala Ekonom AS di Goldman Sachs, memperkirakan The Fed akan mengetatkan kriteria untuk pemangkasan lebih lanjut, dengan kemungkinan munculnya perbedaan pendapat dan Powell akan tetap berhati-hati.

“Namun FOMC juga tidak bisa mengunci posisinya terlalu ketat, terutama ketika dua laporan tenaga kerja terbaru belum masuk ke proyeksi. Bisa saja pemangkasan suku bunga Januari justru menjadi langkah yang tepat.”

Di sektor saham, emiten chip Asia turun setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan mengizinkan Nvidia mengekspor prosesor H200, chip AI kelas dua terbaiknya ke China dengan pungutan 25% dari penjualan. Indeks Semikonduktor CSI China turun sekitar 1% pada awal perdagangan.

Baca Juga: Pertempuran Thailand–Kamboja Meluas di Sepanjang Perbatasan Sengketa

Pasar Mata Uang

Dolar AS bergerak stabil pada Selasa pagi. Euro diperdagangkan di US$1,1640, sementara sterling berada di US$1,33225.

Indeks dolar bertahan di 99,09 turun hampir 9% sepanjang tahun ini dan menuju penurunan tahunan terbesar sejak 2017.

Dolar Australia stabil di $0,6625 menjelang keputusan RBA, sementara yen berada di 155,87 per dolar.

Otoritas Jepang telah mencabut peringatan tsunami setelah gempa bermagnitudo 7,5 mengguncang timur laut Jepang, melukai sedikitnya 30 orang dan memaksa 90.000 warga mengungsi.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Selasa (9/12) Pagi: Brent ke US$62,47 & WTI ke US$58,84

Komoditas

Harga emas naik tipis 0,13% menjadi US$4.194,11 per ons troi menjelang keputusan The Fed.

Harga minyak stabil setelah merosot 2% pada sesi sebelumnya, dengan pasar memantau perkembangan pembicaraan damai untuk mengakhiri perang Rusia–Ukraina.

Kontrak Brent tercatat datar di US$62,48 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) berada di US$58,84, turun 0,07%.

Selanjutnya: Bursa Saham Hong Kong dan Regulator Meminta Bank untuk Menjaga Kualitas Aplikasi IPO

Menarik Dibaca: IHSG Kembali Menginjak Gas, Sentuh ATH di Level 8.749




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×