kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Bursa New York Tak Bertaring di Awal Minggu


Selasa, 02 Desember 2008 / 07:26 WIB
Bursa New York Tak Bertaring di Awal Minggu


Sumber: Bloomberg |

NEW YORK. Saham-saham AS tergelincir, paling besar sejak Oktober, dan meminggirkan lebih dari separo upaya pemulihan minggu lalu. Penyebabnya, ekonomi global semakin suram dan akses konsumen untuk kredit juga menyusut.


“Kabar perekonomian berlanjut memburuk sebelum menjadi lebih baik,” kata Leo Grohowski, chief investment officer for the wealth management unit Bank of New York Mellon Corp. “Tantangan terbesar dalam hal ekonomi adalah properti dan itu masih terus mengkhawatirkan,” imbuhnya.

S&P 500 terjungkal 8,9 % menjadi 816,21,dengan indeks saham keuangan  mencatatkan kemerosotan sebesar 17% dalam kelompoknya. Dow Jones Industrial Average terjun bebas 679,95 poin atau 7,7% menjadi 8.149,09 dengan penurunan pada 30 perusahaan. Nasdaq Composite Index amblek 9% menjadi 1.398,07. Sebanyak 38 saham mengalami kemunduran di New York Stock Exchange.

Berdasarkan 13 resesi yang pernah terjadi dalam 80 tahun ini, S&P 500 naik sekitar 10% di tahun kedua mengikuti perguliran siklus bisnis di AS. Kenaikan paling besar, 52%, terjadi antara 1982-1983, sementara kemerosotan yang paling dalam, 35%, terjadi antara tahun 1930-1931. Menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, S&P mencatatkan kenaikan selama delapan kali, dan anjlok sebanyak 5 kali.  

S&P 500 telah terjerembap sebanyak 44% tahun ini seiring dengan menguapnya nilai di pasar finansial yang hampir mencapai US$ 1 triliun. Para analis memperkirakan, kemerosotan pada perekonomian kali ini merupakan yang paling parah setelah era perang dunia II.

Ekonomi AS sudah memasuki resesi sejak Desember tahun 2007 lalu. Hal ini ditegaskan oleh panel National Bureau of Economic Research.

“Kabar yang sangat buruk masih sangat jelas terlihat, baik di depan maupun di tengah radar screen. Siapapun yang mencari kabar baik dalam perekonomian, mau tak mau harus menunggu cukup lama,” kata Jeffrey Palma, head of global equity strategy UBS Securities LLC.

Bernanke mengatakan ia memiliki ruang yang sangat terbatas untuk memangkas suku bunga acuan lebih rendah lagi. Kemungkinan, ia akan lebih sedikit menggunakan kebijakan-kebijakan konvensional, seperti membeli surat utang untuk mendorong perekonomian. The Fed menargetkan suku bunga patokan setidaknya 1%.

“Perekonomian kemungkinan akan lemah untuk beberapa waktu ke depan meskipun krisis kredit sudah lebih tenang,” kata Bernanke dalam pidatonya di Austin, Texas.

Alan Laws dari Merrill Lynch mengatakan, sangat berat untuk tidak peduli pada prospek perekonomian global yang menyusut dalam tahun-tahun ke depan. “Perguliran berita-berita saban harinya membikin kita jatuh iba, dan berita-berita itu memuat begitu banyak hitungan bahwa kita membutuhkan waktu yang tak sebentar untuk kembali pulih,” katanya.  

Namun, sedikit rasa optimisme masih muncul. Menurut Laszlo Birinyi yang memprediksikan perguliran saham-saham keuangan, terjungkalnya saham-saham AS yang mendorong S&&P 500 ke level yang rendah sepanjang 11 tahun telah berlalu. “S&P tak akan menyentuh 750 lagi,” katanya.

Semoga!




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×