kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.970.000   24.000   1,23%
  • USD/IDR 16.296   -37,00   -0,23%
  • IDX 7.417   72,70   0,99%
  • KOMPAS100 1.038   7,91   0,77%
  • LQ45 788   5,94   0,76%
  • ISSI 248   3,53   1,44%
  • IDX30 408   2,98   0,74%
  • IDXHIDIV20 471   4,06   0,87%
  • IDX80 117   0,97   0,84%
  • IDXV30 120   2,05   1,73%
  • IDXQ30 130   0,93   0,71%

China Bangun Bendungan Terbesar di Dunia, Picu Kekhawatiran India dan Bangladesh


Selasa, 22 Juli 2025 / 10:56 WIB
China Bangun Bendungan Terbesar di Dunia, Picu Kekhawatiran India dan Bangladesh
Seorang pria duduk di atas perahu di perairan Sungai Brahmaputra dekat perbatasan internasional antara India dan Bangladesh di distrik Dhubri, di negara bagian Assam, India timur laut, 4 Agustus 2018. REUTERS/Adnan Abidi


Sumber: BBC | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - China telah memulai pembangunan bendungan yang diklaim akan menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia.

Proyek ini berlokasi di wilayah Tibet, di atas Sungai Yarlung Tsangpo, dan memicu kekhawatiran serius dari India dan Bangladesh yang berada di hilir sungai tersebut.

Perdana Menteri China, Li Qiang, memimpin langsung seremoni peletakan batu pertama pada Sabtu lalu, sebagaimana dilaporkan media lokal.

Bendungan ini, yang dinamai Pembangkit Listrik Tenaga Air Motuo, diproyeksikan menelan biaya sebesar 1,2 triliun yuan (sekitar US\$167 miliar) dan akan melampaui Bendungan Tiga Ngarai dalam kapasitasnya, dengan potensi menghasilkan energi tiga kali lebih besar.

Baca Juga: Bangladesh dan Indonesia Gali Peluang dalam Keuangan Berkelanjutan

China menyatakan bahwa proyek ini dirancang dengan prioritas pada perlindungan ekologi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Namun, sejumlah negara tetangga khawatir atas dampak yang mungkin timbul.

Sungai Yarlung Tsangpo mengalir dari dataran tinggi Tibet menuju India, melintasi negara bagian Arunachal Pradesh dan Assam, sebelum memasuki Bangladesh dan bermuara ke Sungai Siang, Brahmaputra, dan Jamuna. Para pakar menilai proyek ini memberi China potensi kendali atas aliran air lintas batas.

Sebuah laporan dari lembaga kajian Lowy Institute (Australia) tahun 2020 menyebut bahwa kendali atas sungai-sungai di Dataran Tinggi Tibet memberi China pengaruh besar terhadap perekonomian India.

Kekhawatiran juga disuarakan oleh Kepala Menteri Arunachal Pradesh, Pema Khandu. Dalam wawancara dengan kantor berita PTI, ia menyatakan bahwa pembangunan bendungan tersebut bisa menyebabkan penyusutan drastis aliran Sungai Siang dan Brahmaputra.

Baca Juga: Tarif China Berlaku, Ekspor Batu Bara AS ke India Melonjak

Ia menyebut proyek itu sebagai "ancaman eksistensial" bagi suku-suku lokal dan menuduh China dapat menjadikan bendungan sebagai "bom air".

“Jika suatu saat China tiba-tiba melepaskan air dari bendungan itu, seluruh wilayah Siang bisa luluh lantak. Suku Adi dan komunitas lain bisa kehilangan tanah, rumah, bahkan nyawa,” ujarnya.

India sendiri telah menyampaikan kekhawatirannya kepada China melalui Kementerian Luar Negeri dan mendesak adanya transparansi serta konsultasi dengan negara-negara hilir.

India juga berencana membangun bendungan di Sungai Siang sebagai penyangga untuk mengantisipasi pelepasan air secara tiba-tiba dari proyek China.

Baca Juga: Rusia dan China Peringati Kemenangan Perang Dunia II, Dibayangi Perang Ukraina

Bangladesh turut mengungkapkan keprihatinan. Pada Februari lalu, pemerintah Dhaka mengirim surat resmi ke Beijing untuk meminta informasi rinci mengenai pembangunan bendungan tersebut.

Proyek ini dibangun di Ngarai Yarlung Tsangpo yang terkenal sebagai ngarai terdalam dan terpanjang di daratan. Sungai ini membelok tajam di sekitar Gunung Namcha Barwa, menciptakan penurunan elevasi drastis yang memungkinkan pembangkitan energi dalam jumlah besar.

Pemerintah China sebelumnya telah merancang pembangunan beberapa terowongan sepanjang 20 km untuk mengalihkan aliran air melalui pegunungan tersebut.

Laporan Xinhua menyebutkan bahwa lima pembangkit listrik bertingkat akan dibangun di sepanjang jalur sungai, dengan pekerjaan utama mencakup pelurusan sungai dan pengalihan air melalui terowongan.

Listrik dari proyek ini sebagian besar akan disalurkan keluar Tibet untuk mendukung kebutuhan energi wilayah timur China, sebagai bagian dari kebijakan nasional “xidiandongsong” atau “mengirim listrik dari barat ke timur”.

Baca Juga: Kronologi Konflik India-Pakistan di Kashmir Selama Dua Dekade Lebih

Pemerintah dan media China menggambarkan proyek ini sebagai solusi ramah lingkungan yang menghasilkan energi bersih dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Tibet. Namun, para aktivis menyatakan proyek-proyek ini merupakan bentuk eksploitasi terhadap sumber daya dan masyarakat lokal.

Pada tahun lalu, ratusan warga Tibet ditangkap karena memprotes proyek bendungan lain. Laporan BBC yang dikonfirmasi melalui rekaman video menyebutkan adanya penangkapan massal dan tindakan kekerasan terhadap para demonstran, dengan beberapa di antaranya mengalami luka serius.

Selain isu sosial dan politik, pembangunan bendungan ini juga menimbulkan kekhawatiran lingkungan, mengingat wilayah Tibet merupakan salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati tinggi dan aktivitas tektonik yang signifikan.

Selanjutnya: 5 Aplikasi Trading dan Beli XRP yang Aman dan Terpercaya

Menarik Dibaca: Meski Kemarau Meluas, Cuaca Hujan Ekstrem Masih Bisa Terjadi di Provinsi Ini




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×