kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

China Melawan! Beijing Sebut Washington Sebar Ketakutan Soal Rare Earth


Jumat, 17 Oktober 2025 / 06:56 WIB
China Melawan! Beijing Sebut Washington Sebar Ketakutan Soal Rare Earth
ILUSTRASI. China pada Kamis (16/10) menuding Amerika Serikat sengaja memicu kepanikan global terkait kebijakan pengendalian ekspor logam langka (rare earths). REUTERS/David Becker


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - China pada Kamis (16/10) menuding Amerika Serikat sengaja memicu kepanikan global terkait kebijakan pengendalian ekspor logam langka (rare earths)

Beijing juga menyebut pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent soal negosiator dagang utamanya sebagai “sangat menyimpang dan mendistorsi kenyataan”, sambil menolak seruan Gedung Putih untuk mencabut kebijakan tersebut.

Melansir Reuters, surat kabar resmi Partai Komunis China bahkan merilis tujuh poin bantahan terhadap pernyataan para negosiator AS, yang sebelumnya menyarankan Beijing untuk membatalkan kebijakan itu agar terhindar dari ancaman Presiden Donald Trump memberlakukan tarif 100% terhadap produk China mulai 8 November.

Meski pasar global sempat lega karena kedua negara ekonomi terbesar dunia itu belum saling menaikkan tarif seperti Maret dan April lalu, tensi diplomatik yang makin panas dikhawatirkan menggagalkan rencana pertemuan Trump dan Xi Jinping di Korea Selatan bulan ini — agenda yang selama ini dianggap sebagai jangkar kestabilan pasar.

“Interpretasi AS sangat mendistorsi dan melebih-lebihkan kebijakan ekspor logam langka China, dengan sengaja menciptakan kesalahpahaman dan kepanikan yang tidak perlu,” kata juru bicara Kementerian Perdagangan, He Yongqian, dalam konferensi pers di Beijing.

Ia menegaskan bahwa selama izin ekspor sesuai aturan dan ditujukan untuk keperluan sipil, maka pasti akan disetujui.

Baca Juga: Krisis Rare Earth Dunia: Uni Eropa Cari Sekutu Hadapi China

Kebijakan baru Beijing itu sempat memicu spekulasi di kalangan analis, bahwa China mungkin akan mewajibkan izin ekspor untuk setiap produk yang mengandung unsur logam langka asal China, di mana pun produk itu dibuat. Namun He Yongqian membantah dugaan tersebut.

Sebelumnya, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer menyebut kebijakan baru China itu sebagai “upaya merebut kendali rantai pasok global”, sementara Bessent menyatakan masih ada peluang memperpanjang gencatan tarif 90 hari yang akan berakhir pada 9 November.

Hubungan dagang kedua negara sebelumnya terlihat stabil usai panggilan telepon antara Trump dan Xi pada 19 September, menyusul keberhasilan kesepakatan TikTok di KTT Madrid yang dianggap sebagai terobosan.

Baca Juga: Rare Earth Jadi Alat Tawar Baru Beijing dalam Perang Dagang AS–China

Saling Tuding

Beijing menuding lonjakan tensi ini dipicu oleh keputusan mendadak Departemen Perdagangan AS yang memperluas Entity List pada akhir September — daftar hitam berisi perusahaan China dan negara lain yang diduga menyiasati larangan ekspor teknologi canggih, termasuk peralatan pembuat chip.

Sementara itu, Washington menilai awal mula masalah justru dari langkah Beijing membatasi ekspor mineral penting, yang oleh Trump disebut sebagai “langkah mengejutkan.”

China menegaskan, pihaknya telah memberi tahu Washington lebih dulu sebelum mengumumkan kebijakan perizinan baru, dan menilai langkah itu sesuai dengan praktik internasional.

“Selama ini Amerika Serikat selalu melebih-lebihkan isu keamanan nasional dan menyalahgunakan kebijakan pengendalian, dengan menerapkan praktik diskriminatif terhadap China,” tulis salah satu dari tujuh infografis yang dirilis surat kabar People’s Daily.

Dalam infografis lain, China juga menyoroti bahwa AS memiliki daftar kontrol ekspor atas lebih dari 3.000 item, jauh lebih banyak dibandingkan 900 item dalam katalog China.

“Penerapan kontrol ekspor semacam ini sesuai dengan praktik umum internasional,” tulis People’s Daily, menegaskan kembali sikap resmi Beijing.

Tonton: AS Desak G7 dan Uni Eropa Kenakan Tarif Bagi China dan India karena Beli Minyak Rusia

Dari Kebijakan Dagang ke Serangan Pribadi

Ketegangan makin memanas ketika Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut Li Chenggang, negosiator utama China, sebagai sosok yang “sedikit tak stabil dan tidak sopan”, serta menuduhnya mengancam akan “melepaskan kekacauan global” jika AS tetap menaikkan biaya pelabuhan bagi kapal China.

“Komentar pihak AS sangat memutarbalikkan fakta,” tegas He Yongqian. “China justru yang lebih dulu mengambil inisiatif untuk bernegosiasi dan berkomunikasi dengan Amerika Serikat.”

Bessent juga menyindir bahwa pejabat China tersebut “mungkin sudah bertindak di luar kendali”, mengacu pada pertemuan 28 Agustus lalu yang disebutnya berlangsung dengan bahasa “sangat provokatif.”

Meski begitu, Bessent menambahkan bahwa hubungan pribadi antara Trump dan Xi telah membantu menahan eskalasi konflik dan menjaga jalur komunikasi tetap terbuka menjelang pertemuan mereka di Korea Selatan.

“Kami berharap AS bisa menghargai capaian dari perundingan ekonomi dan dagang sebelumnya, serta segera memperbaiki kesalahannya,” ujar He menutup konferensi pers.

Selanjutnya: 6 Rekomendasi Acara Masak Paik Jong Won, Selebriti Chef Korea Ternama

Menarik Dibaca: 6 Rekomendasi Acara Masak Paik Jong Won, Selebriti Chef Korea Ternama




TERBARU

[X]
×