Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
Sebelum corona menyebar, Cina telah membuat sekitar setengah dari pasokan masker dunia sebanyak 20 juta unit per hari. Namun angka ini melassar menjadi 116 juta pada 29 Februari.
Lompatan eksponensial ini adalah hasil dari perubahan kebijakan industri di mana Beijing mengarahkan perusahaan-perusahaan milik negara untuk memimpin upaya pembuatan masker secara nasional.
Baca Juga: Arab Saudi perluas larangan bepergian ke Eropa dan negara lain karena virus corona
"Bagi saya, ini adalah keuntungan besar dari China yakni kecepatannya," kata Thomas Schmitz, presiden perusahaan teknik Austria Andritz cabang China.
"Ketika Anda perlu berlari, orang-orang tahu cara berlari, dan ini adalah sesuatu yang telah hilang di negara-negara lain sejak masa industri mereka," ungkap dia.
Sementara itu, perusahaan minyak dan gas China Sinopec meningkatkan produksi bahan baku masker seperti polypropylene dan polyvinyl chloride pada Januari.
Baca Juga: Perang harga minyak bikin harta Pangeran Alwaleed terpangkas Rp 329 miliar
Minggu ini, perusahaan juga mendirikan dua jalur produksi di Beijing untuk memproduksi kain non-anyaman melt-blown, yang dimaksudkan untuk membuat empat ton kain setiap hari, yang kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan 1,2 juta respirator N95 atau enam juta masker bedah sehari.