Sumber: Bloomberg | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - LONDON. Program visa emas yang akan diterapkan Inggris kepada para jutawan kemungkinan besar akan dibatalkan karena pemerintahnya berupaya menghalangi pengaruh Rusia di Inggris.
Di bawah visa Tier 1 ini, seseorang dapat tinggal di Inggris selama tiga tahun empat bulan jika telah menanam investasi 2 juta pound di Inggris. Setelah lima tahun, mereka dapat mengajukan permohonan untuk menetap secara permanen setelah lima tahun.
Mereka juga dapat mengajukan permohonan untuk menetap dalam setelah dua tahun asalkan mau menghabiskan 10 juta pound untuk investasi.
Dilansir dari Bloomberg, penghapusan visa investor Tier 1 akan diumumkan segera. Kantor Dalam Negeri Inggris mengatakan telah mereformasi aturan seputar visa Tier 1 dan memungkinkan adanya perubahan kembali di kemudian hari.
Program visa emas ini telah memasuki ruang diskusi sejak tahun 2018, tak lama setelah mantan agen Rusia Sergei Skripal diracun di Salisbury. Insiden ini menyebabkan memburuknya hubungan antara London dan Kremlin.
Baca Juga: Bank Sentral Eropa Ajak Semua Bank Bersiap Menghadapi Serangan Siber dari Rusia
Kantor Dalam Negeri juga mengatakan sedang meninjau semua penerima visa emas antara tahun 2008, ketika program ini diluncurkan, hingga April 2015, ketika sistemnya direformasi.
Setelah April 2015 pemohon harus memberikan bukti sumber dana mereka dan surat bank yang menyatakan bahwa mereka telah melalui uji tuntas yang memadai. Sejak saat itu hingga 2020, sudah ada 1.400 investor yang menerima visa emas.
Sebuah laporan parlemen tahun 2020 menunjukkan adanya eksploitasi pada program visa investor ini. Dalam praktiknya, program ini dianggap menawarkan mekanisme ideal untuk melakukan pencucian uang.
Menjauhkan pengaruh Rusia dari Inggris
Pada hari Selasa (15/2), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa jajarannya sedang mencari cara untuk menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia jika nantinya benar-benar menyerang Ukraina.
Baca Juga: Makin Kuat, Ukraina Terima Pasokan Rudal Anti-Pesawat dari Lithuania
"Kami memastikan bahwa kami mengambil lebih banyak langkah untuk membongkar wajah kepemilikan properti Rusia baik di kota ini atau di tempat lain. Dan juga mengambil langkah-langkah untuk menghentikan perusahaan Rusia dari meningkatkan modal di pasar keuangan London," ungkap Johnson, seperti dikutip Reuters.
Johnson dan jajarannya belum merinci siapa yang akan terkena sanksi, tetapi telah berjanji bahwa tidak akan ada tempat bagi oligarki Rusia untuk lari dari pantauannya.
London dianggap sebagai lahan yang sangat menjanjikan bagi perusahaan-perusahaan Rusia untuk meningkatkan modal.
Baca Juga: Inggris Mengancam Akan Memblokir Aktivitas Perusahaan Rusia di London
Dilansir dari Reuters, IPO Rusia terbesar adalah flotasi US$ 10,7 miliar oleh perusahaan minyak Rosneft di London dan Moskow pada 2006. Sayangnya, peningkatan modal sempat terhambat ketika aneksasi Rusia atas Krimea dari Ukraina terjadi pada tahun 2014.
Hingga saat ini Bursa Efek London telah mencatat 24 daftar penerimaan penyimpanan dari perusahaan-perusahaan yang didirikan di Rusia, membuat saham mereka bisa diperdagangkan dari London. Di antaranya adalah pemberi pinjaman Sberbank dan VTB, raksasa energi Gazprom dan, perusahaan minyak Lukoil.