kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di sidang umum PBB, Trump tuduh Beijing melepaskan wabah ke dunia


Rabu, 23 September 2020 / 04:30 WIB
Di sidang umum PBB, Trump tuduh Beijing melepaskan wabah ke dunia


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Hubungan dingin Amerika dan China kini semakin menjadi perhatian dunia. Pasalnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Selasa bahwa China harus bertanggung jawab karena telah "melepaskan" Covid-19 di dunia. Trump juga menuding Beijing telah "berbohong" dan menyalahgunakan platform PBB untuk memprovokasi konfrontasi.

Mengutip Reuters, sebelumnya, Presiden China Xi Jinping memberikan pidato virtual dengan nada damai di sidang umum PBB. Dia menyerukan peningkatan kerja sama atas pandemi dan menekankan bahwa China tidak berniat berperang "baik Perang Dingin atau perang panas dengan negara mana pun."

Namun Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun menolak tuduhan Trump terhadap China sebagai "tidak berdasar" dan mengatakan "kebohongan yang diulang ribuan kali masih merupakan kebohongan."

Trump dan Xi, pemimpin dua ekonomi terbesar dunia, menguraikan visi yang saling bersaing pada saat hubungan kedua negara telah jatuh ke level terburuk dalam beberapa dekade terakhir, di mana ketegangan virus corona yang memperburuk sengketa perdagangan dan teknologi.

Baca Juga: PBB: Virus corona adalah ancaman keamanan nomor satu dunia

Kali ini, Trump memfokuskan pidatonya untuk menyerang China.

Dia menuduh Beijing mengizinkan warganya untuk meninggalkan China pada tahap awal wabah untuk menginfeksi dunia sambil menutup perjalanan domestik.

"Kita harus meminta pertanggungjawaban bangsa yang melepaskan wabah ini ke dunia, China," katanya dalam sambutan yang direkam pada hari Senin dan disampaikan secara virtual di Majelis Umum karena pandemi.

"Pemerintah China, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)- yang secara virtual dikendalikan oleh China - secara keliru menyatakan bahwa tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia," katanya.

Baca Juga: Xi Jinping: China tidak berniat berperang dengan negara mana pun

"Kemudian, mereka dengan keliru mengatakan bahwa orang tanpa gejala tidak akan menyebarkan penyakit ... PBB harus meminta pertanggungjawaban China atas tindakan mereka."

Presiden Trump kemudian berjanji untuk segera mendistribusikan vaksin dan berkata: "Kami akan mengalahkan virus, dan kami akan mengakhiri pandemi."

Teguran implisit

Sementara, Pidato Xi dinilai merupakan teguran implisit kepada Trump, menyerukan tanggapan global terhadap virus corona dan peran utama WHO.

“Kita harus meningkatkan solidaritas dan melalui ini bersama-sama,” katanya.

"Kita harus mengikuti panduan ilmu pengetahuan, memberikan peran penuh WHO untuk memimpin dan meluncurkan tanggapan internasional bersama ... Setiap upaya untuk mempolitisasi masalah, atau stigmatisasi, harus ditolak."

Baca Juga: The Fed: Perekonomian AS hadapi ketidakpastian dan pemulihan yang panjang

WHO juga menolak pernyataan Trump.

“Tidak ada pemerintah yang mengontrol kami,” jelas direktur komunikasi WHO, Gabby Stern lewat akun twitternya. 

Dia menambahkan: “Pada 14 Januari pimpinan teknis kami mengatakan kepada media tentang potensi penularan #Covid19 dari manusia ke manusia. Sejak Februari, para ahli WHO telah secara terbuka membahas penularan oleh orang-orang tanpa gejala atau sebelum gejala."

Baca Juga: Xi Jinping tegaskan perekonomian China tetap tangguh

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Majelis Umum bahwa WHO harus diperkuat untuk mengoordinasikan tanggapan global terhadap pandemi dan mengusulkan konferensi tingkat tinggi tentang kerja sama vaksin.

Masih mengutip Reuters, Xi telah mengambil langkah nyata pada kebijakan "America First" Trump dalam sebuah pernyataan pada hari Senin untuk pertemuan merayakan ulang tahun ke-75 PBB.

“Tidak ada negara yang berhak mendominasi urusan global, mengontrol nasib orang lain, atau menyimpan keuntungan dalam pembangunan untuk dirinya sendiri. Terlebih lagi seseorang harus diizinkan untuk melakukan apa pun yang dia suka dan menjadi hegemon, pengganggu atau bos dunia. Unilateralisme jalan buntu,” katanya.

Baca Juga: Duta Besar AS untuk China mengundurkan diri, ini alasannya

Informasi tambahan saja, saat ini, jumlah kematian akibat virus corona di AS melampaui 200.000 pada hari Senin (21/9/2020). Ini merupakan angka resmi tertinggi di negara mana pun. 

Utusan China Zhang Jun mengeluarkan pernyataan sebagai tanggapan atas pernyataan Trump tersebut. Dia menuduh Amerika Serikat "menyalahgunakan platform Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memprovokasi konfrontasi dan menciptakan perpecahan."

Selanjutnya: Hari ini, Jokowi akan pidato di sidang umum PBB untuk pertama kalinya




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×