Sumber: Telegraph | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dalam transkrip yang sama, Putin juga sempat mengangkat kemungkinan Rusia bergabung dengan NATO. Ia menyebut Rusia merasa “tersisih” karena tidak diajak masuk dalam aliansi tersebut. Putin menegaskan bahwa Rusia adalah negara Eropa yang multi-etnis, mirip dengan Amerika Serikat, dan bahkan mengklaim Uni Soviet pernah mengajukan permohonan bergabung dengan NATO pada 1954.
Namun, Putin juga mengeluhkan perluasan NATO ke Eropa Timur tanpa melibatkan Rusia. Dalam pertemuan lanjutan dengan Bush pada 2008 di Sochi, Putin memperingatkan bahwa jika Ukraina bergabung dengan NATO, hal itu akan menciptakan konflik jangka panjang antara Rusia dan Barat. Ia bahkan menyebut Ukraina sebagai “negara buatan”.
Putin selama ini menjadikan ekspansi NATO ke arah timur sebagai salah satu alasan utama invasi ke Ukraina, dengan klaim bahwa upaya menarik Kyiv ke NATO merupakan ancaman langsung terhadap keamanan Rusia.
Keanggotaan Ukraina di NATO pun menjadi isu paling krusial dan sensitif dalam setiap perundingan perdamaian.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky baru-baru ini mempresentasikan rencana perdamaian 20 poin yang disusun bersama pejabat Ukraina dan Amerika Serikat. Rencana tersebut tidak lagi menuntut Ukraina secara hukum melepaskan ambisinya untuk bergabung dengan NATO.
Tonton: Pemerintah Sebut Penempatan 100% DHE SDA di Himbara Tidak Rugikan Bank Swasta
Zelensky juga menyatakan bahwa pembentukan zona demiliterisasi atau zona ekonomi bebas bisa menjadi solusi untuk kebuntuan di wilayah Donbas, setelah Ukraina menolak tuntutan Rusia untuk menyerahkan wilayah-wilayah luas yang belum sepenuhnya dikuasai Moskow.
Kesimpulan
Transkrip yang baru dibuka menunjukkan bahwa pandangan Putin soal Ukraina sebagai bagian dari Rusia bukanlah narasi baru, melainkan keyakinan lama yang sudah diungkapkan sejak awal masa kepemimpinannya. Fakta ini memperkuat kesimpulan bahwa invasi Rusia ke Ukraina bukan reaksi spontan terhadap situasi terkini, melainkan puncak dari ambisi geopolitik jangka panjang yang berakar pada nostalgia Soviet dan penolakan terhadap ekspansi NATO.













