Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Donald Trump kembali menciptakan kontroversi dengan menyatakan ketidaksukaannya terhadap penyanyi Taylor Swift setelah Swift secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap Kamala Harris dalam pemilihan presiden 2024.
Trump, yang saat ini kembali mencalonkan diri sebagai kandidat dari Partai Republik, menulis di platform Truth Social pada hari Minggu, “SAYA BENCI TAYLOR SWIFT!”
Lima hari sebelumnya, Swift mengumumkan melalui akun Instagramnya bahwa ia akan memberikan suaranya untuk pasangan Kamala Harris dan Tim Walz. Swift menilai bahwa Harris adalah pemimpin yang tenang dan berbakat, yang menurutnya dapat membawa perubahan positif di tengah situasi politik yang tidak stabil.
Baca Juga: FBI Selidiki Upaya Pembunuhan Donald Trump di Lapangan Golf
Reaksi Publik terhadap Pernyataan Trump
Pernyataan Trump tersebut menimbulkan reaksi beragam dari publik. Liz Cheney, mantan anggota Kongres dari Partai Republik yang kerap berseberangan dengan Trump, menyindir mantan presiden itu di platform media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).
Dalam sindirannya, Cheney mengutip salah satu lagu Taylor Swift dengan menulis, "Kata pria terkecil yang pernah hidup."
Swift sendiri telah lama mendorong penggemarnya, yang dikenal sebagai Swifties, untuk terlibat dalam proses pemilihan. Pada acara MTV Video Music Awards, ketika menerima penghargaan Video of the Year, Swift kembali menegaskan pentingnya partisipasi politik dengan mengajak para penonton untuk mendaftar dan memberikan suara.
“Jika kalian sudah berusia 18 tahun, tolong daftarlah untuk memilih dalam sesuatu yang sangat penting... pemilihan presiden,” kata Swift dalam pidatonya.
Baca Juga: Percobaan Pembunuhan Terhadap Donald Trump Kembali Terjadi, FBI Lakukan Penyelidikan
Dinamika Hubungan Trump dan Swift
Meskipun kini Trump menyatakan ketidaksukaannya terhadap Swift, hubungan keduanya pernah berada dalam nuansa yang berbeda. Pada bulan Agustus, Trump memposting beberapa gambar yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) yang menunjukkan Swift seolah-olah mendukungnya.
Salah satu gambar memperlihatkan Swift mengenakan kostum Uncle Sam, dengan tulisan, “Taylor ingin kalian memilih Donald Trump.”
Tidak hanya itu, Trump juga membagikan gambar deepfake seorang wanita muda yang mengenakan kaos bertuliskan "Swifties for Trump". Dalam keterangannya, Trump menulis, "Saya terima!"
Namun, Swift merespons dengan tegas bahwa penyebaran gambar-gambar palsu tersebut justru mendorongnya untuk secara terbuka menyatakan dukungan politiknya kepada Kamala Harris. Swift mengungkapkan bahwa misinformasi yang disebarkan Trump, terutama melalui penggunaan AI, merupakan salah satu alasan mengapa ia merasa penting untuk berbicara.
Swift menyatakan kekhawatirannya mengenai bahaya dari teknologi AI yang bisa digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah dan menekankan pentingnya transparansi.
Baca Juga: Ryan Routh Siapkan Senapan AK-47 untuk Serang Donald Trump di Lapangan Golf
Dia menulis di Instagram bahwa keputusannya untuk mendukung Harris adalah langkah untuk menentang misinformasi serta untuk mempromosikan pemimpin yang menurutnya lebih kompeten dalam membawa perubahan bagi Amerika Serikat.
Dampak Politik dan Reaksi Masyarakat
Perseteruan antara Taylor Swift dan Donald Trump menarik perhatian besar, mengingat keduanya memiliki basis pengikut yang sangat luas. Swift, dengan penggemar setianya yang terdiri dari jutaan anak muda, terus mendorong mereka untuk lebih terlibat dalam politik, terutama dalam pemilihan presiden mendatang.
Di sisi lain, Trump tetap menjadi tokoh yang kontroversial, dengan pernyataannya yang seringkali memicu perdebatan di ranah publik.
Situasi ini menunjukkan bagaimana selebriti seperti Taylor Swift semakin memainkan peran dalam kancah politik, memengaruhi persepsi publik dan berkontribusi dalam membentuk wacana politik di Amerika Serikat.