Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - HONG KONG/WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara langsung meminta kepada Presiden China Xi Jinping untuk membebaskan taipan media Hong Kong yang dipenjara, Jimmy Lai.
Permintaan ini disampaikan Trump ketika kedua pemimpin bertemu di Korea Selatan pekan lalu, demikian tiga orang sumber yang mentehaui pembicaraan tersebut dan seorang pejabat pemerintah AS seperti dilansir Reuters.
Trump tidak membahas kesepakatan khusus untuk membebaskan Lai. Tetapi berbicara lebih luas tentang kekhawatiran seputar kesehatan dan kesejahteraan pebisnis edia berusia 77 tahun itu setelah persidangannya yang panjang atas tuduhan keamanan nasional, kata salah satu sumber tersebut.
Baca Juga: China Kembali Impor Gandum AS Setelah Pertemuan Trump–Xi, Sinyal Perang Dagang Reda?
Trump menghabiskan waktu kurang dari lima menit untuk membahas masalah tersebut.
"Presiden Trump mengangkat kasus Jimmy Lai, seperti yang telah ia katakan. Baik Presiden Trump maupun Presiden Xi terlibat dalam diskusi selanjutnya," bisik sumber tersebut.
"Hal itu diangkat oleh Trump dan dicatat oleh Xi," kata sumber lain yang tidak disebutkan namanya mengingat sensitivitas pertemuan kedua pemimpin tersebut.
Trump menyatakan bahwa pembebasan Lai akan baik untuk hubungan AS-China dan bermanfaat bagi citra China.
Intervensi langsung Trump terjadi saat Lai menunggu putusan setelah persidangan yang dianggap sebagai simbol tindakan keras China terhadap hak dan kebebasan di Hong Kong di bawah undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan setelah protes besar-besaran pro-demokrasi pada tahun 2019.
Lai, yang mendirikan tabloid pro-demokrasi Apple Daily yang kini telah ditutup, telah mengaku tidak bersalah atas dua dakwaan konspirasi untuk berkolusi dengan kekuatan asing, dan dakwaan konspirasi untuk menerbitkan materi yang menghasut.
Baca Juga: Jumlah 'Bitcoin Millionaire' Melonjak 34% Sejak Kemenangan Trump dalam Pilpres 2024
Trump mengatakan sebelum perundingan bahwa ia berencana untuk mengangkat kasus Lai, tetapi baik ia maupun pernyataan kedua belah pihak tidak menyebutkan hal itu setelahnya.
Gedung Putih menolak berkomentar mengenai pertanyaan tentang Lai yang dibahas selama pertemuan Trump-Xi. Gedung Putih belum mengonfirmasi bahwa Trump menyinggung isu tersebut.
Liu Pengyu, juru bicara kedutaan besar Tiongkok di Washington, mengatakan ia tidak mengetahui detail spesifik tentang Lai dari pertemuan para pemimpin tersebut, tetapi menekankan bahwa "kejahatan Lai telah sangat merusak kemakmuran dan stabilitas Hong Kong."
"Setiap upaya untuk mengganggu proses peradilan atau melemahkan supremasi hukum di Hong Kong tidak akan berhasil," kata Liu.
Meskipun Lai adalah warga negara Inggris, kasusnya telah menjadi sumber ketegangan antara Washington dan Beijing. Trump pernah mengatakan tahun lalu selama kampanye kepresidenannya bahwa ia akan "100%" mengeluarkan Lai dari Tiongkok.
Putra Lai, Sebastien Lai, pekan lalu memuji Trump dan mengatakan ia "sangat bersyukur" menyusul laporan sebelumnya yang belum dikonfirmasi bahwa Trump telah mengangkat kasus ayahnya kepada Xi.
"Mengetahui reputasi Presiden Trump sebagai Pemimpin Pembebasan, saya berdoa agar dukungan dan komitmennya yang berkelanjutan akan meyakinkan Presiden Xi untuk membebaskan ayah saya sebelum terlambat," kata Sebastien Lai dalam sebuah pernyataan.
Trump memuji perundingan yang didominasi perdagangan dengan Xi sebagai sebuah keberhasilan. Ia merujuk pada kemajuan dalam pengiriman logam tanah jarang dan janji "tindakan tegas" terhadap ekspor bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi obat fentanil yang sangat adiktif. Ia mengatakan ketegangan terkait Taiwan tidak pernah muncul dalam perundingan 90 menit di Korea Selatan.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Jual 48 Jet Tempur Siluman F-35 ke Arab Saudi Senilai Miliaran Dolar
Lai telah ditahan di sel isolasi selama lebih dari 1.700 hari menurut informasi keluarga dan kelompok hak asasi manusianya.
Para pejabat Tiongkok dan Hong Kong sebelumnya mengatakan bahwa penting agar proses hukum setempat dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan bahwa Lai telah diberikan kesempatan yang adil.
Hong Kong, bekas koloni Inggris, mengoperasikan sistem peradilan yang terpisah dari wilayah China lainnya.
Lai kini ditahan di penjara Lai Chi Kok sambil menunggu putusan setelah persidangannya berakhir pada akhir Agustus. Jika terbukti bersalah, ia dapat menghadapi hukuman maksimal penjara seumur hidup.
Ia menderita palpitasi jantung dan telah diberikan monitor jantung dan obat-obatan, kata pengacaranya di pengadilan.
Baca Juga: Toyota, Honda, dan Suzuki Investasi Besar di India, Geser Ketergantungan dari China













