kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Donald Trump Terpilih Kembali sebagai Presiden AS, Lebih Dipercaya Urus Ekonomi​


Rabu, 06 November 2024 / 18:17 WIB
Donald Trump Terpilih Kembali sebagai Presiden AS, Lebih Dipercaya Urus Ekonomi​
Calon presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump menunjuk istrinya Melania di rapat umum Trump, di Palm Beach County Convention Center di West Palm Beach, Florida, AS, 6 November 2024. REUTERS/Brian Snyder


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Donald Trump berhasil terpilih kembali sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), empat tahun setelah meninggalkan Gedung Putih. Kemenangannya menandai awal dari kepemimpinan baru yang diperkirakan akan menguji lembaga-lembaga demokrasi domestik serta hubungan luar negeri AS.

Trump, 78 tahun, meraih lebih dari 270 suara Electoral College yang dibutuhkan untuk memenangkan kursi presiden, menurut proyeksi Edison Research. 

Kemenangannya dipastikan setelah memenangkan negara bagian Wisconsin, sehingga total suara elektoral yang diperolehnya mencapai 279, mengungguli Kamala Harris yang memperoleh 223 suara. Beberapa negara bagian masih dalam proses penghitungan suara.

Baca Juga: Donald Trump Resmi Terpilih Sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat

Trump juga unggul sekitar 5 juta suara dalam perolehan suara umum. 

"Amerika telah memberi kita mandat yang belum pernah ada sebelumnya dan sangat kuat," ujar Trump dalam pidato kemenangannya di hadapan para pendukung di Palm Beach County Convention Center, Florida.

Setelah peristiwa penyerbuan Gedung Capitol pada 6 Januari 2021, banyak yang menduga karier politik Trump telah berakhir. 

Namun, ia berhasil mengalahkan penantang dari Partai Republik dan kemudian mengalahkan Kamala Harris dari Partai Demokrat dengan memanfaatkan kekhawatiran masyarakat tentang inflasi serta tuduhan peningkatan kejahatan akibat imigrasi ilegal, meski tanpa bukti yang jelas.

Baca Juga: Dampak Kemenangan Trump, Saham Perbankan Big Caps Memerah dan Rekomendasi Analis

Di sisi lain, Harris tidak memberikan pernyataan kepada pendukungnya di Universitas Howard, tempat para pendukungnya berkumpul. Pidato singkat disampaikan oleh Cedric Richmond, ketua kampanye Harris, yang menyatakan bahwa Harris akan memberikan pernyataan resmi pada Rabu malam.

Dalam pemilu kali ini, Partai Republik berhasil memenangkan mayoritas di Senat AS, namun persaingan untuk menguasai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masih berlangsung dengan keunggulan tipis yang dipegang oleh Partai Republik.

Fokus pada Ekonomi dan Pekerjaan

Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan bahwa pemilih menilai pekerjaan dan ekonomi sebagai isu utama. Meski pasar saham mencapai rekor tertinggi, dengan pertumbuhan upah yang cepat dan pengangguran rendah, banyak warga Amerika masih frustrasi dengan harga yang tinggi. 

Sebagian besar pemilih menyatakan lebih percaya kepada Trump daripada Harris dalam mengatasi isu-isu tersebut.

Baca Juga: Kamala Harris Belum Akui Kekalahan Saat Trump Melaju Menuju Kemenangan

Warga Hispanik dan rumah tangga berpenghasilan rendah, yang paling terdampak oleh inflasi, turut berperan besar dalam kemenangan Trump. Basis pendukungnya yang terdiri dari warga pedesaan, kulit putih, serta mereka yang tidak memiliki pendidikan tinggi, kembali memberikan dukungan penuh.

Meskipun menghadapi berbagai kontroversi—seperti pemakzulan dua kali, dakwaan kriminal, dan kasus perdata pelecehan seksual—Trump berhasil memenangkan pemilihan ini. 

Pada bulan Mei lalu, ia dihukum karena memalsukan catatan bisnis untuk menutupi pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang porno.

Dampak Kebijakan di Masa Depan

Kemenangan Trump diperkirakan akan membawa dampak besar terhadap kebijakan perdagangan, perubahan iklim, perang di Ukraina, perpajakan, dan imigrasi di AS. Rencana tarif yang diajukan Trump berpotensi memicu perang dagang dengan Tiongkok dan sekutu-sekutu AS. 

Baca Juga: Trump Mengklaim Kemenangan Pilpres AS, Begini Respons China

Sementara itu, kebijakan pemotongan pajaknya diperkirakan dapat memperbesar utang negara.

Trump juga berjanji untuk melakukan deportasi massal terhadap imigran ilegal serta memecat pegawai negeri yang dianggapnya tidak setia. 

Lawan politiknya khawatir Trump akan memanfaatkan Departemen Kehakiman dan lembaga penegak hukum federal lainnya sebagai alat politik untuk menyerang musuh-musuhnya.

Kepemimpinan Trump di periode kedua ini diperkirakan akan memperdalam perpecahan antara Partai Demokrat dan Partai Republik, terutama dalam isu-isu seperti ras, gender, pendidikan, dan hak-hak reproduksi.

Selanjutnya: Perkuat Investasi Hijau, SUCOFINDO Siap Dukung Percepatan Transisi Energi melalui ETM

Menarik Dibaca: Allianz Indonesia Ingatkan Generasi Muda Disiplin Merencanakan Finansial


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×