Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Kesepakatan AS-Tiongkok mengenai operasi TikTok di AS mencakup sejumlah hal. Salah satunya adalah ByteDance Tiongkok bisa mendapatkan satu dari tujuh anggota dewan direksi untuk entitas baru tersebut. Sementara warga Amerika memegang enam kursi lainnya.
Demikian diungkapkan oleh seorang pejabat senior Gedung Putih pada 20 September 2025.
Melansir Reuters, Presiden AS Donald Trump berupaya mencegah aplikasi video pendek dengan 170 juta pengguna di AS tersebut diblokir setelah Kongres mengesahkan undang-undang pada tahun 2024 yang memerintahkan penutupan aplikasi tersebut pada Januari 2025 jika asetnya di AS tidak dijual oleh pemiliknya, ByteDance.
Trump telah menunda penegakan hukum tersebut hingga pertengahan Desember di tengah upaya untuk menarik aset TikTok di AS dari platform global tersebut. Dia mengumpulkan investor Amerika, dan memastikan kepemilikan baru tersebut memenuhi syarat sebagai divestasi penuh yang diwajibkan berdasarkan undang-undang tahun 2024.
Kemajuan menuju kesepakatan minggu ini menandai terobosan langka dalam perundingan berbulan-bulan antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia yang berupaya meredakan perang dagang yang meluas dan telah meresahkan pasar global.
Baca Juga: Hasil Pembicaraan Trump-Xi Jinping: Kesepakatan TikTok Hingga Bertemu di Korsel
Trump mengatakan pada 19 September bahwa ia dan Presiden Tiongkok Xi Jinping telah mencapai kemajuan dalam perjanjian TikTok melalui panggilan telepon dan akan bertemu langsung dalam enam minggu.
Namun, pernyataan Beijing belum mengklarifikasi seberapa jauh kemajuan tersebut telah tercapai.
Detail perjanjian tersebut, sebagaimana dipaparkan oleh pejabat senior Gedung Putih, sebagian besar sejalan dengan laporan dari Reuters dan media berita lainnya dalam beberapa hari terakhir.
Pejabat tersebut mengatakan Trump akan memperpanjang jeda terbaru dalam penegakan hukum 2024 selama 120 hari tambahan, yang menunjukkan batas waktu penyelesaian perjanjian berikutnya adalah pada bulan April.
TikTok, Kementerian Perdagangan Tiongkok, dan Administrasi Dunia Maya Tiongkok tidak menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Reuters.
Namun, para anggota parlemen tetap menginginkan penjelasan tentang bagaimana kesepakatan ini akan berjalan.
"Rinciannya memang rumit," kata Anggota DPR Frank Pallone, seorang Demokrat. "Kita tidak bisa membiarkan Tiongkok terus mengakses data pribadi warga Amerika dalam jumlah besar, dan kita tidak bisa membiarkan Trump menyerahkan TikTok kepada rekan-rekan teknologinya dan menjadikannya corong MAGA. Titik."
Belum jelas apakah kesepakatan tersebut, dalam kondisi saat ini, akan memenuhi syarat sebagai divestasi penuh sebagaimana disyaratkan oleh Kongres berdasarkan undang-undang tahun 2024.
Baca Juga: Xi Jinping kepada Trump: China Terbuka untuk Negosiasi TikTok
Trump memuji TikTok karena telah membantunya memenangkan pemilihan ulang pada tahun 2024 dan memiliki 15 juta pengikut di akun pribadinya. Gedung Putih juga meluncurkan akun TikTok resmi pada bulan Agustus.
Perjanjian yang dijelaskan oleh pejabat tersebut, seperti yang diperkirakan, akan mewajibkan semua data pengguna Amerika disimpan di infrastruktur komputasi awan AS yang dijalankan oleh perusahaan perangkat lunak AS, Oracle.
Pejabat itu juga mengatakan bahwa algoritma TikTok akan diamankan, dilatih ulang, dan dioperasikan di Amerika Serikat di luar kendali ByteDance.
"Algoritma rekomendasi konten TikTok akan dilatih ulang dari awal - ditinjau dan dianalisis di bawah pengawasan AS dengan data AS yang tidak akan dibagikan di luar Amerika Serikat," kata pejabat tersebut.
Ini poin penting karena pejabat AS telah memperingatkan dalam beberapa tahun terakhir bahwa algoritma tersebut dapat digunakan oleh Tiongkok untuk memanipulasi apa yang dilihat warga Amerika di media sosial. Reuters dan media lainnya telah melaporkan bahwa algoritma tersebut dapat dilisensikan dari ByteDance.
Tonton: TikTok di AS Siap Dijual: Kesepakatan Baru Trump Sebelum Ketemu Xi Jinping
Pejabat itu juga bilang bahwa pengguna AS masih dapat menggunakan TikTok untuk berinteraksi dengan konten dari seluruh dunia.
"Aset TikTok di AS mayoritas akan dimiliki oleh investor Amerika dan dioperasikan di Amerika Serikat oleh dewan direksi yang memiliki kredensial keamanan nasional dan keamanan siber," tambah pejabat itu.
Pemegang saham ByteDance saat ini termasuk Susquehanna International Group, General Atlantic, dan KKR. ByteDance akan memegang kurang dari 20% saham perusahaan patungan yang mengendalikan operasi TikTok di AS, kata pejabat itu.