Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Seorang pejabat senior Gedung Putih mengungkapkan, enam dari tujuh kursi dewan direksi untuk operasional TikTok di Amerika Serikat akan diisi oleh warga AS. Sedangkan satu dewan direksi lainnya akan ditunjuk oleh ByteDance, pemilik aplikasi TikTok dari China. Ini merupakan salah satu bagian dari kesepakatan antara AS dengan China tentang masa depan TikTok di AS.
Mengutip Reuters, Minggu (21/9/2025), pejabat tersebut mengatakan bahwa perjanjian tersebut juga akan mewajibkan semua data pengguna Amerika disimpan di infrastruktur komputasi awan AS yang dikelola oleh perusahaan perangkat lunak AS, Oracle.
Presiden AS Donald Trump sedang berusaha mencapai kesepakatan final agar platform populer tersebut tidak ditutup. Kongres telah memerintahkan penutupan aplikasi tersebut bagi pengguna AS pada Januari 2025 jika asetnya di AS tidak dijual oleh pemiliknya di China, ByteDance.
Baca Juga: Hasil Pembicaraan Trump-Xi Jinping: Kesepakatan TikTok Hingga Bertemu di Korsel
Pada hari Jumat, Trump mengatakan bahwa ia dan Presiden China Xi Jinping telah mencapai kemajuan dalam perjanjian TikTok melalui panggilan telepon dan akan bertemu langsung dalam enam minggu.
Pernyataan Beijing belum menjelaskan seberapa jauh kemajuan tersebut telah tercapai.
Para pejabat pemerintahan Trump bersikeras bahwa sebagian besar perjanjian telah selesai, termasuk bahwa AS akan memiliki kendali atas algoritma aplikasi tersebut. Para pejabat AS telah memperingatkan bahwa algoritma tersebut dapat digunakan oleh China untuk memanipulasi apa yang dilihat warga Amerika di media sosial.
Baca Juga: Xi Jinping kepada Trump: China Terbuka untuk Negosiasi TikTok
Pejabat senior Gedung Putih mengatakan bahwa perjanjian tersebut berarti algoritma TikTok "akan diamankan, dilatih ulang, dan dioperasikan di Amerika Serikat di luar kendali ByteDance."
Pejabat tersebut mengatakan bahwa pengguna di AS masih dapat menggunakan TikTok untuk berinteraksi dengan konten dari seluruh dunia.
ByteDance akan memegang kurang dari 20% saham perusahaan patungan yang mengendalikan operasi TikTok di AS, ujar pejabat tersebut.