Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - KYIV. Ibukota Ukraina, Kyiv, kembali digempur serangan drone dari Rusia pada Kamis (10/7) dini hari waktu setempat.
Serangan ini menyebabkan sejumlah kebakaran di bangunan apartemen dan fasilitas non-perumahan, serta melukai sedikitnya tiga orang, menurut laporan otoritas setempat.
Kepala Administrasi Militer Kota Kyiv, Tymur Tkachenko menyatakan bahwa korban mengalami luka akibat serpihan (shrapnel) dari drone yang meledak.
Baca Juga: Trump Kritik Tajam Putin, Rusia Serang Ukraina dengan 728 Drone
Ia melaporkan bahwa enam distrik di Kyiv terkena dampak serangan tersebut.
“Kebakaran terjadi di sejumlah bangunan, gudang, kendaraan, dan puing-puing drone jatuh di berbagai lokasi kota,” kata Tkachenko.
“Serangan musuh masih berlangsung. Pasukan pertahanan terus menghadang target musuh.”
Militer Ukraina juga mengeluarkan peringatan melalui aplikasi Telegram bahwa serangan rudal masih mungkin terjadi setelah gelombang drone pertama menghantam kota.
Saksi mata Reuters melaporkan mendengar serangkaian ledakan keras di beberapa titik kota.
Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, menyebutkan bahwa tim tanggap darurat telah dikerahkan ke sebuah gedung apartemen di distrik pusat Shevchenkivskyi, tempat di mana puing drone memicu kebakaran di lantai paling atas. Kebakaran lain juga dilaporkan terjadi di kawasan pusat kota.
Klitschko menyebutkan dua orang telah dibawa ke rumah sakit akibat serangan ini.
Baca Juga: Rusia Lancarkan Serangan Udara Terbesar Usai Trump Janji Bantu Ukraina
Serangan Drone Terbesar dalam Perang 40 Bulan
Serangan ini terjadi sehari setelah Rusia melancarkan serangan drone terbesar sejak invasi dimulai 40 bulan lalu dengan 728 unit drone diarahkan ke berbagai wilayah Ukraina, termasuk bagian barat negara tersebut.
Peningkatan agresi Rusia datang hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump menjanjikan bantuan tambahan berupa senjata pertahanan ke Ukraina, sekaligus melontarkan kritik tajam terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Rusia terkait eskalasi terbaru ini.