Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SIDNEY. Ekonomi Australia mengalami kontraksi pada kuartal pertama tahun ini sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Ini menunjukkan bahwa Negeri kanguru ini tengah bersiap-siap mengakhiri masa ekonomi tanpa resesi yang sudah bertahan hampir 29 tahun.
Berdasarkan data The Reserve Bank of Australia (RBA) yang dikutip Bloomberg, Rabu (3/6), PDB Australia turun 0,3% dari periode kuartal IV 2019. Ini merupakan penurunan pertama dalam satu kuartal sejak tahun 2011. Kontraksi ekonomi Australia ini terjadi akibat anjloknya konsumsi rumah tangga.
Baca Juga: Hong Kong terus dirongrong Amerika, China siapkan Hainan sebagai penggantinya
Para ekonom sebelumnya telah memprediksi ekonomi Australia akan turun 0,4%. Sementara dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, PDB negara ini masih tumbuh 1,4% atau masih sesuai dengan perkiraan.
Hasil tersebut juga mengakhiri kondisi ekonomi Australia yang bebas resesi setelah berhasil terhindar dari dampak krisis keuangan AASia pada tahun 1998 dan krisis tahun 2008 akibat buble sektor properti di Amerika Serikat (AS).
Pada kuartal berikutnya, kontraksi ekonomi Australia diperkirakan akan semakin dalam. Pasalnya, sudah hampir 600.000 orang di negara itu kehilangan pekerjaan hanya di bulan April saja dan sebagian besar kegiatan ekonomi terkunci di tengah pandami Covid-19.
Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengakui bahwa saat ini ekonomi negara itu sudah memasuki resesi. "Jawabannya adalah ya (resesi). Itu berdasarkan saran yang saya terima dari Departemen Keuangan terkait proyeksi di kuartal yang berakhir di bulan Juni," katanya.
Baca Juga: Perbatasan dengan India memanas, China gelar latihan perang di dataran tinggi Tibet
Kebijakan fiskal dan moneter di negara tersebut juga telah disesuaikan. The Reserve Bank of Australia telah menurunkan biaya pinjaman dengan target imbal hasil obligasi sebesar 0,25%. Selain itu, pemerintah Australia juga telah menyuntikkan miliaran dollar untuk membantu pasang surut bisnis dan konsumsi rumah tangga.
Semua pihak saat ini masih terus mempertanyakan seberapa cepat bisnis bisa bangkit kembali setelah krisis kesehatan akibat Covid-19 terkendali yang memungkinkan kegiatan usaha bisa dilanjutkan lagi. Apakah setelah lockdown dilonggarkan, para pekerja bisa mendapatkan kembali pekerjaannya dan apakah konsumsi rumah tangga bisa meningkat?