kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.278.000   -12.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.691   38,00   0,23%
  • IDX 8.268   104,52   1,28%
  • KOMPAS100 1.154   17,07   1,50%
  • LQ45 843   11,91   1,43%
  • ISSI 286   3,64   1,29%
  • IDX30 444   6,58   1,51%
  • IDXHIDIV20 512   9,07   1,80%
  • IDX80 130   1,98   1,56%
  • IDXV30 138   1,50   1,10%
  • IDXQ30 141   2,25   1,63%

Ekspansi Pabrik China Tersendat di Oktober, Sentimen Tarif Bikin Pelaku Usaha Waspada


Senin, 03 November 2025 / 09:02 WIB
Ekspansi Pabrik China Tersendat di Oktober, Sentimen Tarif Bikin Pelaku Usaha Waspada
ILUSTRASI. JINHUA, CHINA - JANUARY 03: Employees assemble new energy vehicles at an intelligent factory of electric vehicle enterprise Leapmotor on January 3, 2025 in Jinhua, Zhejiang Province of China. (Photo by Hu Xiaofei/VCG)


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Aktivitas pabrik di China pada Oktober masih tumbuh, namun melambat dibanding bulan sebelumnya seiring menurunnya pesanan baru dan output di tengah kekhawatiran atas kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).

Indeks Manufaktur Umum China (China General Manufacturing PMI) versi RatingDog, yang disusun oleh S&P Global, turun menjadi 50,6 pada Oktober dari 51,2 pada September. Angka tersebut juga berada di bawah perkiraan konsensus analis Reuters di level 50,9.

Sebagai catatan, angka di atas 50 menunjukkan ekspansi, sedangkan di bawah 50 menandakan kontraksi.

Baca Juga: Dolar AS Dekati Level Tertinggi 3 Bulan Senin (3/11) Pagi, Menanti Rilis Data Ekonomi

“Dari seluruh subindeks, hanya indikator ketenagakerjaan yang mencatat peningkatan dibanding bulan sebelumnya, sementara semua indikator lain menurun dalam berbagai tingkat,” ujar Yao Yu, pendiri RatingDog, Senin (3/11/2025).

Survei dilakukan ketika Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 100% terhadap produk-produk asal China.

Namun pada Kamis (31/10/2025), Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat memangkas tarif 10% atas sejumlah barang China.

Sebagai imbalannya, Beijing berkomitmen menindak perdagangan ilegal fentanyl, melanjutkan pembelian kedelai dari AS, serta memastikan ekspor mineral tanah jarang tetap berjalan.

Kesepakatan tersebut diperkirakan akan meredakan tekanan terhadap ekspor China dan membantu menjaga laju pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Tarif AS Tekan Ekspor, PMI Manufaktur Korea Selatan Kembali di Zona Kontraksi

Meski begitu, laju ekspansi manufaktur Oktober masih lebih baik dibanding survei resmi pemerintah yang dirilis Jumat lalu, yang menunjukkan penurunan lebih dalam pada aktivitas pabrik.

Peningkatan pesanan baru sempat mendorong produksi lebih tinggi, meski keduanya melambat dibanding September.

Untuk memenuhi kebutuhan produksi, pabrikan menambah jumlah pekerja, mencatat laju perekrutan tercepat sejak Agustus 2023 dan menjadi kenaikan tenaga kerja pertama dalam tujuh bulan terakhir.

Beberapa importir kecil untuk peritel besar AS juga dilaporkan mempercepat impor produk seperti kereta bayi dan perlengkapan rumah tangga buatan China untuk persiapan musim belanja mendatang, menurut laporan Reuters.

Baca Juga: Aquilius Himpun Dana US$ 1,1 Miliar untuk Dana Sekunder Properti Terbesar di Asia

Musim belanja yang semakin dekat turut membuat aktivitas pembelian meningkat selama empat bulan berturut-turut pada Oktober. Namun, pesanan ekspor baru justru menurun, berbalik arah dari kenaikan di September. Beberapa responden menyebut penurunan tersebut disebabkan meningkatnya ketidakpastian perdagangan global.

Perusahaan juga memangkas harga ekspor untuk pertama kalinya sejak April, di tengah tekanan dari biaya bahan baku yang terus meningkat.

Ketimpangan antara kenaikan harga input dan penurunan harga jual membuat margin laba korporasi tetap tertekan.

Analis Citi mencatat, perlambatan aktivitas pabrik China pada Oktober dipengaruhi oleh libur nasional selama delapan hari, ketidakpastian tarif yang kembali muncul, serta momentum pertumbuhan yang melemah.

Baca Juga: Trump Larang Penjualan Chip AI Canggih Nvidia Blackwell ke Negara Lain

Mereka tidak memperkirakan adanya stimulus besar hingga akhir tahun, namun menilai dukungan fiskal dan investasi publik mulai meningkat.

Untuk menghidupkan kembali aktivitas ekonomi, pemerintah China telah mengalokasikan 1 triliun yuan (sekitar US$140 miliar) melalui bank-bank kebijakan, masing-masing 500 miliar yuan untuk mendukung investasi dan 500 miliar yuan untuk memperkuat keuangan daerah.

Selanjutnya: Spirit Fingers dan 5 Drama Korea Adaptasi Webtoon Populer, Wajib Tonton Semua

Menarik Dibaca: Spirit Fingers dan 5 Drama Korea Adaptasi Webtoon Populer, Wajib Tonton Semua




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×