kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekspor China melorot, risiko ekonomi global meningkat


Senin, 14 Januari 2019 / 12:31 WIB
Ekspor China melorot, risiko ekonomi global meningkat


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Ekspor China pada Desember 2018 mencatatkan penurunan terbesar dalam dua tahun terakhir. Kinerja impor China juga terkontraksi. Hal ini menandakan berlanjutnya pelemahan ekonomi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini pada 2019 dan memburuknya permintaan global.

Selain itu, mengutip Reuters, data perdagangan China dengan Amerika Serikat yang dirilis pada Senin ini mencatatkan surplus terbesar pada tahun 2018 yang dapat mendorong Presiden Donald Trump untuk meningkatkan sengketa perang dagang. Hal ini tentu bakal kekhawatiran para pembuat kebijakan.  

Melemahnya permintaan di China sejatinya sudah dirasakan di seluruh dunia. Ini terlihat dari melambatnya penjualan barang mulai dari iPhone hingga mobil yang memicu penurunan keuntungan perusahaan seperti Apple dan Jaguar Land Rover.

Secara tidak terduga, ekspor China pada Desember 2018 turun 4,4% dari tahun 2017, lantaran permintaan di sebagian besar pasar utama melemah. Impor juga melorot 7,6%, yang merupakan penurunan terbesar sejak Juli 2016.

"Penurunan pertumbuhan ekspor lebih dari yang diekspektasikan karena pertumbuhan global melemah dan hambatan tarif AS semakin itensif. Impor juga turun tajam menghadapi lesunya permintaan domestik," ujar ekonom seperti dikutip Reuters Senin (14/1).

"Sementara itu, dengan adanya pelonggaran kebijakan tidak memungkinkan adanya pergerakan kegiatan domestik hingga paruh kedua tahun ini. Sehingga, impor kemungkinan akan tetap lemah," imbuhnya.

Rilis data perdagangan pada Desember yang melemah menunjukkan ekonomi China telah kehilangan momentum lebih banyak di akhir tahun ketimbang yang diperkirakan sebelumnya, meskia ada banyak upaya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam beberapa bulan terakhir, mulai dari belanja infrastruktur yang lebih tinggi hingga pemotongan pajak.

Beberapa analis berspekulasi bahwa China kemungkinan harus mempercepat dan mengintensifkan pelonggaran kebijakan dan langkah-langkah stimulusnya pada tahun ini pasca kegiatan industri menurun pada Desember lalu.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×