Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - MOSCOW/KYIV. Ekspor gas alam Rusia melalui jaringan pipa era Soviet yang melintasi Ukraina menuju Eropa resmi dihentikan pada dini hari Tahun Baru 2025.
Langkah ini menandai berakhirnya kontrak transit lima tahun antara kedua negara, yang gagal diperbarui di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Penghentian Sejarah: Dampak pada Rusia dan Ukraina
Menurut Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko, penghentian transit ini adalah momen bersejarah.
“Rusia kehilangan pasar, akan menderita kerugian finansial. Eropa telah memutuskan untuk meninggalkan gas Rusia,” ujar Galushchenko.
Baca Juga: Era Gas Rusia di Eropa Akhirnya Berakhir, Ini Penyebab Utamanya
Langkah ini tidak hanya mengakhiri jalur transit gas tertua Rusia ke Eropa tetapi juga menghilangkan pendapatan transit tahunan Ukraina sebesar US$800 juta.
Di sisi lain, Gazprom—raksasa energi Rusia—berpotensi kehilangan US$5 miliar dalam penjualan gas akibat pengurangan jalur distribusi ke Eropa.
Jalur Alternatif dan Adaptasi Pasar Eropa
Meskipun jalur transit melalui Ukraina telah dihentikan, Rusia masih memiliki jalur TurkStream, yang melayani pasar domestik Turki dan beberapa negara Eropa Tengah seperti Hongaria dan Serbia.
Namun, sebagian besar negara Eropa telah mengurangi ketergantungan pada gas Rusia sejak konflik militer di Ukraina dimulai pada 2022.
Negara-negara seperti Slovakia dan Austria telah mengamankan pasokan alternatif, sementara Moldova, salah satu negara yang paling terdampak, harus mengurangi penggunaan gas hingga sepertiga.
Baca Juga: Rusia Hentikan Pasokan Gas ke Moldova
Kerugian Besar bagi Gazprom
Ekspor gas Rusia ke Eropa, yang pernah mencapai puncaknya sebesar 201 miliar meter kubik (bcm) pada 2018, telah mengalami penurunan tajam.
Pada 2023, volume gas yang dikirim melalui Ukraina hanya 15 bcm, jauh berkurang dibandingkan 65 bcm di awal kontrak lima tahun terakhir pada 2020.
Selain itu, jalur Yamal-Eropa melalui Belarusia telah ditutup, dan Nord Stream di Laut Baltik rusak parah akibat ledakan pada 2022.
Penurunan ini mengakhiri dominasi Rusia, yang sebelumnya menguasai sekitar 35% pasar gas Eropa.
Baca Juga: Pesan Tahun Baru Putin untuk Warga Rusia: Semuanya akan Baik-Baik Saja
Pernyataan Resmi dari Gazprom
Gazprom menyatakan bahwa penghentian pasokan gas ini terjadi akibat "penolakan berulang dan tegas" dari pihak Ukraina untuk memperpanjang kontrak transit.
“Mulai pukul 08.00 waktu Moskow, pasokan gas Rusia untuk transportasi melalui wilayah Ukraina tidak lagi dilakukan,” ujar Gazprom dalam pernyataan di Telegram.
Sementara itu, Ukraina mengonfirmasi bahwa langkah ini diambil demi "kepentingan keamanan nasional."