kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,04   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,22   1,12%
  • LQ45 878   12,25   1,41%
  • ISSI 221   1,22   0,55%
  • IDX30 449   6,60   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,96   1,12%
  • IDX80 127   1,50   1,19%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,81   1,23%

Fitch Pangkas Peringkat Kredit Israel Jadi A di Tengah Kian Memanasnya Timur Tengah


Selasa, 13 Agustus 2024 / 17:29 WIB
Fitch Pangkas Peringkat Kredit Israel Jadi A di Tengah Kian Memanasnya Timur Tengah
ILUSTRASI. Shekel Israel. REUTERS/Ammar Awad/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Lembaga pemeringkat kredit Fitch menurunkan peringkat kredit Israel dari "A-plus" menjadi "A" pada hari Senin (12/8), dengan alasan meningkatnya risiko geopolitik akibat perang yang berkepanjangan di Gaza.

Selain itu, Fitch mempertahankan prospek peringkat negatif, yang berarti penurunan lebih lanjut masih mungkin terjadi.

Fitch memperkirakan bahwa pemerintah Israel akan secara permanen meningkatkan belanja militer sebesar hampir 1,5% dari PDB dibandingkan dengan tingkat pra-perang, yang akan memberikan tekanan pada defisit anggaran dan tingkat utang negara.

"Menurut kami, konflik di Gaza bisa berlangsung hingga 2025 dan ada risiko meluas ke front lainnya," kata lembaga pemeringkat tersebut dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: AS Terseret Konflik Timur Tengah, Washington Kirim Kapal Selam Rudal dan Kapal Induk

Perang Israel di Gaza, yang dipicu oleh serangan lintas batas yang dipimpin oleh kelompok Islamis Hamas pada 7 Oktober, telah merenggut ribuan nyawa dan berisiko meluas.

Awal tahun ini, Moody's dan S&P Global juga menurunkan peringkat kredit Israel dengan alasan risiko geopolitik yang meningkat.

Ketakutan bahwa konflik di Gaza bisa berubah menjadi perang yang lebih luas di Timur Tengah meningkat setelah pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Iran dan komandan militer Hezbollah Fuad Shukr di Beirut.

Israel bersiap menghadapi serangan besar dari Iran dan Hezbollah di Lebanon.

"Penurunan peringkat menyusul perang dan risiko geopolitik yang ditimbulkannya adalah hal yang wajar," kata Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich di X.

Baca Juga: AS Bersiap Hadapi Kemungkinan Serangan Besar Iran dan Proksinya ke Israel Pekan Ini

Shekel Israel turun hingga 1,7% terhadap dolar pada hari Senin dan saham berakhir turun lebih dari 1% di Tel Aviv karena investor khawatir akan kemungkinan serangan terhadap Israel.

Shekel dibuka 0,3% lebih tinggi pada hari Selasa (13/8) dana pasar saham ditutup karena hari puasa Yahudi.

Fitch menyatakan bahwa ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran serta sekutunya dapat menyebabkan pengeluaran militer tambahan yang signifikan, penghancuran infrastruktur, dan kerusakan pada aktivitas ekonomi serta investasi.

"Keuangan publik telah terpukul dan kami memperkirakan defisit anggaran sebesar 7,8% dari PDB pada 2024 dan utang akan tetap di atas 70% dari PDB dalam jangka menengah," kata Fitch.

Defisit anggaran Israel mencapai 8,1% dari PDB pada Juli, tetapi Smotrich yakin akan kembali mendekati target 6,6% untuk 2024 pada akhir tahun.

Yali Rothenberg, akuntan utama di Kementerian Keuangan mengatakan bahwa ekonomi Israel tetap kuat dan negara tersebut memiliki aksesibilitas tinggi ke pasar modal global meskipun ada perang.

Baca Juga: Israel ke AS: Iran Tengah Siapkan Serangan Militer Berskala Besar

Namun, dia mengatakan bahwa untuk menciptakan kepastian lebih bagi investor, Israel harus segera merumuskan anggaran negara untuk 2025 yang akan membangun kembali cadangan fiskal melalui penurunan rasio utang terhadap PDB secara bertahap.

Pembahasan awal tentang anggaran negara 2025 telah dimulai. Smotrich mengatakan bahwa anggaran yang bertanggung jawab akan disetujui yang akan mendukung perang sambil mempertahankan kerangka fiskal. "Sangat cepat, peringkat akan naik lagi," katanya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×