kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.286.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.722   27,00   0,16%
  • IDX 8.242   -33,17   -0,40%
  • KOMPAS100 1.150   -4,66   -0,40%
  • LQ45 842   -2,15   -0,25%
  • ISSI 285   -0,47   -0,16%
  • IDX30 441   -2,54   -0,57%
  • IDXHIDIV20 511   -0,99   -0,19%
  • IDX80 129   -0,47   -0,36%
  • IDXV30 136   -1,17   -0,85%
  • IDXQ30 141   -0,13   -0,10%

Glencore Terancam Tutup Smelter Horne, Produksi Tembaga Global Bisa Kian Ketat


Selasa, 04 November 2025 / 20:18 WIB
Glencore Terancam Tutup Smelter Horne, Produksi Tembaga Global Bisa Kian Ketat
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The logo of commodities trader Glencore is pictured in front of the company's headquarters in Baar, Switzerland, September 30, 2015. REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - LONDON. Raksasa pertambangan asal Inggris, Glencore Plc, berencana menutup pabrik peleburan Horne, fasilitas produksi logam tembaga terbesar di Kanada, akibat tekanan lingkungan serta kebutuhan investasi besar untuk melakukan modernisasi, menurut dua sumber yang mengetahui rencana tersebut.

Glencore tidak mengungkapkan angka resmi produksi tembaga dari fasilitas tersebut, namun sumber industri memperkirakan kapasitas Horne mencapai lebih dari 300.000 ton per tahun.

Penutupan pabrik Horne diperkirakan akan memperburuk defisit pasokan tembaga global, yang sebelumnya sudah tertekan akibat gangguan produksi di tambang-tambang utama di Indonesia dan Chile.

Baca Juga: Dolar AS Menguat Selasa (4/11): Pasar Ragukan Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Kondisi ini turut mendorong harga tembaga melonjak hingga rekor US$11.200 per ton pada 29 Oktober.

Meski demikian, juru bicara Glencore membantah kabar tersebut.

“Glencore saat ini tidak mempertimbangkan penutupan pabrik peleburan Horne maupun Canadian Copper Refinery (CCR),” ujar perwakilan perusahaan menanggapi permintaan komentar dari Reuters pada Senin (3/11/2025).

Operasi tembaga Glencore di Kanada mencakup pabrik peleburan Horne dan pabrik pemurnian CCR, keduanya berlokasi di Provinsi Quebec dan mempekerjakan lebih dari 1.000 pekerja.

“Pabrik peleburan di seluruh dunia menghadapi tekanan besar baik finansial, regulasi, maupun operasional. Horne dan CCR tidak terkecuali, meskipun keduanya memainkan peran penting dalam pasokan bahan baku strategis bagi pasar Amerika Utara dan global,” tambah juru bicara Glencore.

Baca Juga: Filipina Perpanjang Larangan Impor Beras hingga Akhir 2025

Menurut dua sumber tersebut, modernisasi fasilitas itu diperkirakan memerlukan lebih dari US$200 juta, dan belum ada tanggal pasti kapan penutupan akan dilakukan.

“Kami terus melanjutkan rencana pengurangan emisi dan tengah mengkaji langkah-langkah lanjutan,” kata pihak Glencore.

“Kami juga bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk merancang kerangka regulasi yang jelas dan dapat diprediksi demi menjamin kelangsungan operasi peleburan di Kanada.”

Terseret Gugatan Emisi Arsenik

Glencore saat ini tengah menghadapi gugatan class action di Pengadilan Tinggi Quebec terkait dugaan emisi arsenik dari pabrik Horne.

Pengadilan mengizinkan warga lokal menuntut ganti rugi atas dampak yang terjadi sejak 2020.

Baca Juga: Bos Goldman Sachs dan Morgan Stanley Peringatkan Potensi Koreksi Pasar Saham Global

Paparan arsenik jangka panjang diketahui dapat menyebabkan kanker. Namun, sumber mengatakan rencana penutupan tidak terkait langsung dengan gugatan tersebut, melainkan karena tingginya biaya untuk membuat fasilitas lebih ramah lingkungan.

“Glencore Canada mengakui keputusan pengadilan untuk mengizinkan gugatan class action,” kata juru bicara perusahaan.

“Namun karena ini masih dalam proses hukum yang sedang kami bantah di pengadilan, kami tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut. Kami yakin operasi Horne aman bagi publik.”

Didirikan pada 1927, Horne Smelter dikenal sebagai pelopor daur ulang limbah elektronik sejak 1980.

Glencore memproses sekitar 100.000 ton limbah elektronik per tahun untuk menghasilkan tembaga, nikel, kobalt, emas, dan perak.

Pabrik Horne memproduksi anoda tembaga, yang kemudian dimurnikan di CCR menjadi katoda tembaga. Sebagian besar hasil produksi tembaga Kanada diekspor ke Amerika Serikat, yang merupakan importir bersih logam tersebut.

Baca Juga: Pasar Kripto Anjlok, Nilai Pasar Hilang Lebih dari US$270 Miliar dalam 24 Jam

Tahun lalu, Kanada mengekspor lebih dari 150.000 ton tembaga ke AS, atau sekitar 17% dari total impor AS, menjadikannya pemasok terbesar kedua setelah Chile.

Di sisi lain, marjin keuntungan peleburan tembaga global terus tertekan, karena biaya pemrosesan (treatment and refining charges) di pasar spot telah berada di wilayah negatif sejak tahun lalu.

Hal ini membuat smelter harus membayar kepada penambang untuk memperoleh konsentrat, alih-alih dibayar untuk memprosesnya menjadi logam.

Sebelumnya, Glencore juga telah menjual pabrik pemurnian tembaga Pasar di Filipina yang merupakan smelter independent pada awal tahun ini.

Selanjutnya: Harga Emas dan Perak Melemah pada Selasa (4/11), Ini Faktor Pendorongnya

Menarik Dibaca: Hujan Lebat dan Angin Kencang, Cek Peringatan Dini Cuaca Besok (5/11) di Jabodetabek




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×