kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.674   -38,00   -0,23%
  • IDX 8.523   -47,19   -0,55%
  • KOMPAS100 1.180   -7,77   -0,65%
  • LQ45 857   -6,03   -0,70%
  • ISSI 299   -0,42   -0,14%
  • IDX30 443   -4,21   -0,94%
  • IDXHIDIV20 513   -5,70   -1,10%
  • IDX80 133   -0,93   -0,69%
  • IDXV30 136   -0,69   -0,51%
  • IDXQ30 142   -1,32   -0,92%

Dolar AS Menguat Selasa (4/11): Pasar Ragukan Pemangkasan Suku Bunga The Fed


Selasa, 04 November 2025 / 20:03 WIB
Dolar AS Menguat Selasa (4/11): Pasar Ragukan Pemangkasan Suku Bunga The Fed
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A woman counts U.S. dollar bills at her home in Buenos Aires, Argentina August 28, 2018. REUTERS/Marcos Brindicci/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat ke posisi tertinggi dalam tiga bulan terakhir pada Selasa (4/11/2025), seiring meningkatnya keraguan pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve (The Fed).

Sementara itu, poundsterling Inggris melemah setelah Menteri Keuangan Inggris memperingatkan perlunya “pilihan-pilihan sulit” dalam anggaran mendatang.

Sentimen pasar global pada Selasa terpantau memburuk. Indeks saham-saham global menurun, imbal hasil obligasi pemerintah turun seiring meningkatnya permintaan aset aman, dan mata uang safe haven seperti yen Jepang serta franc Swiss menguat.

Baca Juga: Filipina Perpanjang Larangan Impor Beras hingga Akhir 2025

Perbedaan Pandangan Pejabat The Fed dan Kekosongan Data

Perdebatan di internal The Fed semakin menonjol setelah pemangkasan suku bunga pekan lalu.

Namun, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa pemangkasan lanjutan pada Desember tidak bisa dianggap pasti, terutama karena keterbatasan data ekonomi akibat penutupan sebagian pemerintahan (shutdown) yang masih berlangsung.

Menurut data CME FedWatch, pelaku pasar kini hanya memperkirakan peluang 65% untuk pemangkasan suku bunga pada Desember, turun dari 94% seminggu sebelumnya.

Perubahan ekspektasi ini turut mendorong penguatan dolar AS.

Indeks dolar, yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama, sempat menembus level 100 untuk pertama kali sejak awal Agustus dan terakhir berada di posisi 99,822.

Baca Juga: David Beckham Resmi Dianugerahi Gelar Kesatria oleh Raja Charles

Poundsterling dan Euro Melemah

Poundsterling jatuh 0,61% ke US$1,3057, setelah Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves mengungkapkan tantangan ekonomi berat yang dihadapi, termasuk utang tinggi, produktivitas rendah, dan inflasi yang masih membandel.

“Pound tengah mengalami repricing karena prospek pertumbuhan ekonomi Inggris yang kembali menghadapi tekanan berat,” ujar Michael Brown, Senior Research Strategist di Pepperstone.

Terhadap euro, pound juga melemah dengan euro naik 0,3% menjadi 87,98 pence, sementara terhadap dolar AS, euro melemah 0,2% ke US$1,149, mendekati level terendah tiga bulan.

Baca Juga: Bos Goldman Sachs dan Morgan Stanley Peringatkan Potensi Koreksi Pasar Saham Global

Yen dan Dolar Australia Bergerak Berlawanan

Dengan meningkatnya aversi risiko investor, dolar Australia melemah 0,7% ke US$0,6495, setelah Bank Sentral Australia (RBA) menahan suku bunga acuan di level 3,60% namun memberi sinyal potensi pelonggaran tambahan.

Sebaliknya, yen Jepang menguat, membuat dolar turun 0,4% menjadi ¥153,56, setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam delapan setengah bulan.

Kenaikan tajam dolar mendorong Menteri Keuangan Jepang Satsuki Katayama menegaskan bahwa pemerintah akan memantau pergerakan nilai tukar dengan kewaspadaan tinggi.

Yen kini mendekati level intervensi pemerintah yang pernah terjadi pada 2022 dan 2024 untuk menopang mata uang tersebut.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Merosot 1% Dihantam Penguatan Dolar Selasa (4/11) Sore

Analis menilai, posisi pemerintah Jepang akan berhati-hati karena hubungan diplomatik yang tengah dijaga dengan Presiden AS Donald Trump, yang selama ini mengkritik negara-negara dengan mata uang lemah karena dianggap memberikan keunggulan dagang tidak adil.

“Kementerian Keuangan Jepang sangat berhati-hati terhadap isu mata uang. Pemerintah baru Jepang ingin mempererat hubungan dengan Trump, dan mereka tidak akan mengambil langkah yang bisa merusak hubungan itu,” ujar Jane Foley, Kepala Strategi Valuta Asing di Rabobank.

Selanjutnya: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (5/11), Hujan Sangat Lebat Guyur Provinsi Ini

Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (5/11), Hujan Sangat Lebat Guyur Provinsi Ini




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×