kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Google: Peretas China dan Iran targetkan kampanye Biden dan Trump


Jumat, 05 Juni 2020 / 05:37 WIB
Google: Peretas China dan Iran targetkan kampanye Biden dan Trump
ILUSTRASI. Logo Google. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Peretas yang kerap ikut campur dalam pemilihan umum telah menjadi perhatian bagi pemerintah AS, terutama sejak badan intelijen Amerika menyimpulkan bahwa Rusia menjalankan operasi peretasan dan propaganda untuk mengganggu proses demokrasi Amerika pada 2016 demi membantu Donald Trump saat itu untuk menjadi presiden. Salah satu yang menjadi target adalah infrastruktur digital yang digunakan oleh tim kampanye kandidat presiden Demokrat 2016 Hillary Clinton.

Meski demikian, Moskow membantah ikut andil dalam masalah ini.

Baca Juga: Joe Biden akan bongkar kelemahan Trump dalam menghadapi China

"Kami mengetahui laporan dari Google bahwa aktor asing telah melakukan upaya yang gagal untuk mengakses akun email pribadi staf kampanye," kata juru bicara kampanye Biden. "Kami sudah tahu sejak awal kampanye kami bahwa kami akan mengalami serangan seperti itu dan kami siap untuk itu."

Kampanye Trump, Kedutaan Besar China di Washington dan misi Iran untuk PBB di New York tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Baca Juga: Senator AS usulkan UU yang beri kewenangan pada Trump jatuhkan sanksi berat ke China

Charming Kitten, kelompok yang diidentifikasi oleh Google sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penargetan kampanye Trump, juga baru-baru ini menjadi berita utama mengenai eksploitasi lainnya, termasuk penargetan peretasan perusahaan farmasi Gilead Sciences Inc.

Awal tahun ini, Reuters mengaitkan kelompok itu dengan upaya untuk menyamar sebagai tokoh media dan jurnalis terkenal.

John Hultquist, direktur senior analisis intelijen dengan perusahaan cybersecurity A.Se FireEye Inc, menggambarkan dua kelompok peretasan sebagai "aktor spionase". Dia mengatakan mereka kemungkinan berusaha mengumpulkan intelijen daripada mencuri bahan untuk dibocorkan secara online.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×