kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,10   12,79   1.41%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Google timbun uang tunai hingga US$ 177 miliar, kalahkan Apple


Kamis, 01 Agustus 2019 / 20:22 WIB
Google timbun uang tunai hingga US$ 177 miliar, kalahkan Apple


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan teknologi raksasa ternyata menimbun cadangan uang tunai dalam jumlah luar biasa. Sebelumnya, Apple Inc menduduki posisi puncak sebagai perusahaan dengan persediaan keuangan terbesar namun kini ditempati oleh Google Inc.

Adanya pergantian kepemimpinan di internal Apple telah mempengaruhi tingkat pencadangan perusahaan sejak enam tahun terakhir pasca mendapatkan tekanan dari aktivis investor Car Icahn yang menjual seluruh saham Apple karena khawatir terhadap pengaruh perang dagang.

Hal ini terlihat dari kepemilikan Apple atas uang tunai dan surat-surat berharga setelah dikurangi utang jatuh di posisi US$ 102 miliar. Padahal perusahaan berbasis di California, Amerika Serikat ini sempat mencatatkan nilai tertinggi US$ 163 miliar pada akhir 2017 lalu.

Baca Juga: Trump kembali peringatkan Google terkait aktivitas bisnisnya di China

Jika Apple Inc menurun tapi Google justru sebaliknya. Pada periode yang sama, cadangan kas dari perusahaan mesin pencari ini mencapai US$ 177 miliar atau meningkat hampir US$ 20 miliar selama periode yang sama.

Naiknya Google ke puncak peringkat likuiditas perusahaan telah menempatkan kekayanaan dan kekuasaan dalam posisi yang sensitif secara politis.

Pemerintah Uni Eropa sempat memberikan denda sebesar € 8,2 miliar terkait persoalan monopoli dalam dua tahun terakhir. Amerika Serikat juga turut mengawasi kerja Google karena diduga merancang agenda politik dalam sistem pencariannya.

Strategi perusahaan untuk menimbun uang dan kemudian membelanjakannya sebagai upaya untuk memasuki pasar baru.

Menurut Manajer Investasi di Allianz Global Investor Walter Price menyebut strategi ini lebih baik ketimbang memberi hadiah kepada pemegang saham dengan pembelian kembali atau dividen, seperti Apple memusuhi sebagian investornya.

Baca Juga: Akuisisi bisnis modem Intel, Apple rogoh kocek US$ 1 miliar

"Saya berharap mereka mengembalikan lebih banyak uang kepada pemegang saham dan mengurangi pemborosan,” kata Price, dilansir dari Financial Times, Rabu (31/7).

Penumpukan uang tunai ini telah terjadi meski dibarengi lonjakan pengeluaran modal perusahaan. Pada 2018 lalu persediaan uang tunai mencapai US$ 25 miliar atau naik dari tahun sebelumnya yaitu US$ 13 miliar.

Sebagian besar yang mengalir ke real estate karena Google telah menambah kepemilikan kantor seperti di New York sambal membangun pusat data untuk mendukung pertumbuhan komputasi awan.

Baca Juga: Australia memperketat aturan dan pengawasan Facebook dan Google

Direktur Keuangan Google Ruth Porat meremehkan investasi di bidang real estat. Sebanyak 70% pengeluaran modal Google masuk ke sistem server dan pembelian peralatan baru lainnya. Misalnya saja, infrastruktur untuk mendukung kecerdasan buatan membutuhkan satu ton daya komputasi.

Analis SunTrust Robinson Humphret Youssef Squali melihat pengeluaran terbesar beberapa perusahaan teknologi dari Teknologi Machine Learning.

Di area-area di luar bisnis inti Google, juga tetap ada. Penopang uang tunai Goggle juga berasal hampir seluruhnya bisnis periklanan pencariannya dan ditambah dengan pertumbuhan kuat dari layanan video online YouTube.

Sebaliknya, bisnis Google lainnya seperti komputasi awan, ponsel cerdas, dan home automation diyakini telah menghabiskan banyak uang. Google juga kehilangan US$ 15 miliar dalam enam tahun sejak adanya bisnis sampingan seperti pengembangan mobil tanpa awak Waymo.

Baca Juga: Sah, Apple resmi membeli sebagian besar saham unit bisnis modem dari Intel Corp

Google tidak terlalu agresif mengembalikan uang tunai kepada para pemegang saham menyusul berakhirnya reformasi pajak AS pada akhir 2017.

Sedangkan Apple telah merespons perubahan tersebut dengan membelanjakan US$ 122 miliar untuk membeli kembali saham dan membayar dividen dalam 18 bulan terakhir.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×