kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.600   -70,00   -0,42%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Hadapi Tarif AS, Tiongkok Pakai Strategi Meruntuhkan Tembok


Rabu, 16 April 2025 / 09:11 WIB
Hadapi Tarif AS, Tiongkok Pakai Strategi Meruntuhkan Tembok
ILUSTRASI. Tiongkok memilih strategi "meruntuhkan tembok" dan memperluas lingkaran mitra dagangnya di tengah meningkatnya perang dagang dengan AS. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Tiongkok memilih strategi "meruntuhkan tembok" dan memperluas lingkaran mitra dagangnya di tengah meningkatnya perang dagang dengan AS. 

Demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri China pada Selasa (15/4/2025). 

Reuters melaporkan, Presiden AS Donald Trump telah menambahkan tarif yang sangat tinggi sebesar 145% pada barang-barang Tiongkok tahun ini sebagai bagian dari bea timbal balik yang lebih luas pada semua mitra dagang AS. 

Hal itu memicu ejekan dan kritik dari Beijing, yang membalas dengan menaikkan pungutan pada barang-barang AS sebesar 125%.

"Dalam menghadapi ketidakpastian eksternal, Tiongkok akan bersikeras berjabat tangan alih-alih mengepalkan tangan, merobohkan tembok alih-alih membangun penghalang, menghubungkan alih-alih memisahkan," kata Lin Jian, juru bicara kementerian luar negeri, dalam jumpa pers pada hari Selasa.

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah memperingatkan bahwa pertikaian perdagangan Tiongkok-AS yang berisiko tinggi dapat memangkas pengiriman barang antara dua ekonomi hingga 80% dan sangat merugikan pertumbuhan global.

Baca Juga: Dihantam Perang Dagang Trump, Ekspor Sorgum AS ke China Merosot

Beijing telah menyebut strategi tarif Presiden AS Donald Trump sebagai "lelucon", yang membuat Menteri Keuangan AS Scott Bessent kesal.

"Ini bukan lelucon. Maksud saya ini angka yang besar," kata Bessent dalam wawancara Bloomberg Television. "Saya pikir tidak ada yang menganggapnya berkelanjutan, menginginkannya tetap di sini, tetapi ini jauh dari lelucon."

Menurut Bessent, Setiap negosiasi AS-Tiongkok harus datang dari "atas," yang melibatkan Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Xi pada hari Senin memulai lawatannya ke tiga negara di Asia Tenggara. Di Vietnam, yang menghadapi potensi tarif AS sebesar 46%, Xi menyerukan kedua negara untuk menentang "intimidasi sepihak" dan memperkuat kerja sama dalam rantai produksi dan pasokan.

Baca Juga: Donald Trump Ingin Xi Jinping Meneleponnya, Ini Tanggapan China

Pejabat Tiongkok dan Vietnam juga menandatangani lusinan kesepakatan kerja sama selama kunjungan Xi, termasuk pada rantai produksi dan pasokan serta kerja sama perkeretaapian.



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×