Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - STOCKHOLM. Produsen sel baterai Northvolt telah mengajukan kebangkrutan di Swedia, menurut pernyataan perusahaan pada Rabu (12/3).
Kejatuhan ini menjadi salah satu kegagalan korporasi terbesar di negara itu dan mengakhiri harapan terbesar Eropa untuk menyaingi dominasi China dalam industri baterai kendaraan listrik (EV).
Perusahaan asal Swedia ini telah menerima lebih dari US$10 miliar dalam bentuk ekuitas, utang, dan pendanaan publik sejak didirikan pada 2016.
Beberapa pemegang saham utamanya termasuk Volkswagen (21%) dan Goldman Sachs (19%).
Baca Juga: Kalah Saing, Northvolt Bangkrut dan Tak Lagi Punya Dana Kas
Northvolt sebelumnya telah mengajukan perlindungan kebangkrutan Chapter 11 di AS pada November lalu ketika dana kasnya menipis dan perusahaan kesulitan meningkatkan produksi di pabrik andalannya di Swedia utara.
"Keputusan ini bukan sesuatu yang kami ambil dengan mudah," kata Ketua Northvolt Tom Johnstone dalam konferensi pers, Rabu (12/3).
"Kami telah mencoba semua cara untuk menghindari kebangkrutan, tetapi akhirnya, ini adalah jalan terbaik bagi Northvolt dan para pemangku kepentingannya."
Berdasarkan dokumen Chapter 11 AS, utang Northvolt tercatat lebih dari US$8 miliar dari berbagai entitasnya yang terdampak kebangkrutan.
Keputusan pailit yang dikeluarkan oleh pengadilan distrik di Stockholm ini menjadikannya salah satu kebangkrutan terbesar dalam sejarah korporasi Swedia, menyamai kejatuhan Saab Automobile lebih dari satu dekade lalu.
Pukulan bagi Industri Otomotif Eropa
Industri otomotif Eropa sangat berharap Northvolt dapat mengurangi ketergantungan produsen mobil Barat terhadap pemasok China seperti CATL dan BYD.
Namun, kegagalan Northvolt justru meninggalkan 5.000 pekerja dalam ketidakpastian dan memicu kekhawatiran besar di sektor manufaktur baterai.
"Jelas ada banyak kesalahan yang terjadi, dan kini para pekerja harus menanggung akibatnya," kata Marie Nilsson, pemimpin serikat pekerja IF Metall.
Baca Juga: BMW Tidak Akan Menambah Investasi di Northvolt
Operasi di AS dan Jerman Masih Berlanjut
Meskipun Northvolt mengajukan kebangkrutan di Swedia, operasinya di Amerika Serikat (AS) dan Jerman tidak termasuk dalam permohonan ini.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck menyatakan masih ada harapan bagi Northvolt jika ada investor yang dapat menyelamatkan pabriknya di Jerman.
"Pembicaraan masih berlangsung. Masih ada kemungkinan."
Dokumen internal yang diperoleh Reuters juga menunjukkan bahwa anak perusahaan Northvolt di Polandia tidak termasuk dalam kebangkrutan ini.
Namun, pabrik utama Northvolt di Skelleftea, Swedia, yang semula menjadi simbol "boom" industri hijau, kini terancam kehilangan ribuan lapangan kerja.
"Dampak jangka pendek ini tidak hanya mengenai Skelleftea, tetapi juga akan menghantam Swedia dan Eropa dalam jangka panjang," kata Walikota Skelleftea Lorents Burman, yang mendesak pemerintah untuk turun tangan menyelamatkan industri baterai Eropa.
Dampak Besar bagi Investor dan Mitra
Perusahaan seperti Porsche, yang memiliki kontrak pasokan dengan Northvolt, sudah mulai mencari alternatif setelah menyadari bahwa kebangkrutan tidak bisa dihindari.
CEO Porsche dan Volkswagen Oliver Blume mengatakan tetap yakin bahwa Eropa membutuhkan pengembang baterai yang kompeten.
Volkswagen sendiri masih berdiskusi dengan Northvolt, tetapi menolak berkomentar lebih jauh.
Baca Juga: LABA Menjajaki Pembelian 45% Saham Perusahaan Produsen Baterai Kendaraan Listrik
Sejumlah pemegang saham dalam beberapa bulan terakhir telah menulis ulang valuasi saham mereka menjadi nol, sementara mitra jangka panjang Northvolt seperti Scania telah mengamankan pemasok baterai baru.
Northvolt sebelumnya mendapatkan pinjaman hijau senilai US$5 miliar untuk ekspansi pabrik, tetapi pendanaan tersebut akhirnya dibatalkan akibat memburuknya situasi keuangan.
Pada Juni tahun lalu, BMW juga membatalkan kontrak senilai US$2 miliar karena Northvolt gagal memenuhi kesepakatan pasokan baterai.
Akhir Perjalanan Ambisius Northvolt
Pendiri Northvolt, Peter Carlsson, yang merupakan mantan eksekutif Tesla, mengundurkan diri dari posisi CEO setelah perusahaan mengajukan Chapter 11.
Ia mengatakan bahwa Northvolt membutuhkan US$1,2 miliar untuk memulihkan bisnisnya.
"Keputusan terakhir yang diambil dewan direksi adalah karena tidak adanya solusi untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek," kata Carlsson.
Para kreditur Northvolt mencakup investor swasta maupun publik. Jenny Askfelt Ruud, yang mewakili 4 to 1 Investments, salah satu investor terbesar di Northvolt, mengatakan bahwa kebangkrutan ini menjadi kerugian besar bagi industri Swedia.
"Ini bukan hanya kerugian finansial, tetapi juga kehilangan besar bagi ekonomi sosial Swedia, terutama bagi pekerja di Skelleftea dan Northvolt sendiri," katanya.
Kini, seorang pengawas yang ditunjuk pengadilan akan menangani proses kebangkrutan, termasuk penjualan aset Northvolt dan penyelesaian kewajiban utang perusahaan sejauh mungkin.