Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - HOUSTON. Harga minyak anjlok karena kekhawatiran tentang pasokan yang besar dan penurunan permintaan melebihi ekspektasi bahwa pemangkasan suku bunga pertama di tahun ini oleh Federal Reserve akan memicu lebih banyak konsumsi.
Jumat (19/9/2025), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2025 ditutup turun 76 sen atau 1,1% ke US$ 66,68 per barel.
Sejalan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengirian Oktober 2025 ditutup melemah 89 sen atau 1,4% ke US$ 62,68 per barel.
Kedua harga acuan naik untuk minggu kedua secara berturut-turut.
Baca Juga: Harga Minyak Stabil Jumat (19/9) Pagi, Brent ke US$67,43 dan WTI ke US$63,53
"Pasokan minyak terus menguat dan OPEC mengurangi pemangkasan produksi minyaknya," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates.
"Kami belum melihat dampak sanksi terhadap ekspor minyak mentah Rusia."
The Fed memangkas suku bunga acuannya sebesar seperempat poin persentase pada hari Rabu dan mengindikasikan bahwa pemangkasan lebih lanjut akan menyusul seiring dengan tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja AS.
Biaya pinjaman yang lebih rendah biasanya mendorong permintaan minyak dan mendorong harga lebih tinggi.
John Kilduff, mitra di Again Capital, mengatakan pemangkasan suku bunga The Fed di masa mendatang sebesar seperempat poin persentase kemungkinan tidak akan mendorong pasar minyak karena akan semakin melemahkan dolar, sehingga membuat minyak lebih mahal untuk dibeli.
"The Fed harus lebih agresif daripada sebelumnya," kata Kilduff.
"Kita membutuhkan kenaikan 50 (poin basis) untuk mendorong permintaan. Tindakan The Fed tidak berdampak pada pertumbuhan pasar minyak mentah karena fundamental pasar yang mendasarinya."
Di sisi permintaan, semua lembaga energi, termasuk Badan Informasi Energi AS (EIA), telah mengisyaratkan kekhawatiran tentang melemahnya permintaan, yang meredam ekspektasi kenaikan harga yang signifikan dalam jangka pendek, kata Priyanka Sachdeva, analis di Phillip Nova.
Baca Juga: Harga Minyak Melemah, Kekhawatiran Terhadap Prospek Ekonomi AS Tekan Pasar
Lipow juga melihat dampaknya pada sisi permintaan. "Musim turnaround kilang akan semakin mengurangi permintaan," ujarnya.
Kilang-kilang menutup unit produksi pada musim semi dan gugur untuk perbaikan menyeluruh, yang disebut turnaround. Peningkatan stok distilat AS sebesar 4 juta barel yang lebih tinggi dari perkiraan memicu kekhawatiran atas permintaan di negara konsumen minyak terbesar dunia dan menekan harga.
Data ekonomi terbaru menambah kekhawatiran, dengan pasar tenaga kerja AS melemah sementara pembangunan rumah keluarga tunggal anjlok ke level terendah dalam beberapa tahun terakhir pada bulan Agustus, tertekan oleh kelebihan pasokan rumah baru yang tidak terjual.