Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Jatuhnya harga saham HSBC Holding Plc menguji kesabaran investor bahkan yang paling setia sekalipun. Saham bank ini telah terjun dalam melebihi saham-saham perusahaan keuangan global lainnya selama enam bulan terakhir.
Bahkan, analis yang secara historis optimis terhadap saham bank ini telah berubah memberi rekomendasi bearish di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kerugian kredit dan kemampuannya untuk menavigasi ketegangan AS dan China.
Saham HSBC Hong Kong telah jatuh lebih dari 9% sepanjang pekan ini dan secara total telah merosot 54% sepanjang tahun ini sehingga menempatkannya menjadi saham terburuk dalam benchmark Indeks Hang Seng. Sementara HSBC London telah jatuh sekitar 51%.
Baca Juga: Hubungan dagang kian tegang, Eropa selidiki dugaan dumping kabel ekspor dari China
Setelah kehilangan kapitalisasi pasar sebesar US$ 83 miliar tahun ini, bobot HSBC kini sudah lebih kecil dari Commonwealth Bank of Australia dan tertinggal jauh dari rival utama seperti Citigroup Inc.
Choi Chen Po-sum, mantan Wakil Ketua Bursa Hong Kong yang telah mengoleksi saham HSBC selama lebih dari 40 tahun, kini menyebut bahwa investasinya sebagai kesalahan.
“Saya kehilangan kepercayaan. Anda ingin sahamnya pulih? Jangan pernah berpikir tentang itu," kata Choi dikutip Bloomberg, Kamis (24/9). Choi merupakan ketua National Resources Securities Ltd Hong Kong di mana sejumlah investor individu telah lama menganggap HSBC sebagai kepemilikan inti.
Simon Yuen, seorang manajer keuangan yang gagal melobi bank untuk mengembalikan dividennya, mengatakan penurunan saham ke level terendah 25 tahun mungkin masih harus dilalui. Sementara Ping An Insurance Group Co, pemegang saham terbesar HSBC, mengatakan bahwa kepemilikannya pada HSBC merupakan investasi keuangan jangka panjang.
Baca Juga: Tembak mati warga sipil, Korea Selatan: Semua tanggungjawab ada di tangan Korea Utara
Analis tidak pernah begitu murung terhadap HSBC sebelumnya. Namun, kini hanya 16,7% dari 30 dengan rekomendasi beli terhadap saham bank ini. Padahal, dua tahun lalu rasionya adalah 47%.
Ping An, yang telah memiliki saham utama di HSBC sejak akhir 2017, telah melihat nilai sahamnya jatuh setidaknya US$ 8,6 miliar selama tiga tahun terakhir.
Benny Lee, Direktur di Plotio Financial Group Ltd mengatakan dalamnya kejatuhan saham bank tersebut pertanda bahwa investor jangka panjang mulai kehilangan kepercayaan. Menurutnya, hal itu adalah pertanda buruk.
Kekecewaan terhadap prospek bank ini berkembang di Hong Kong setelah awal tahun masuk dalam daftar bank yang dipaksa oleh regulator Inggris untuk membatalkan dividennya. Ditambah lagi adanya kemarahan China terhadap bank ini karena partisipasinya dalam penyelidikan Amerika terhadap Huawei Technologies Co.
Kekhawatiran meningkat bahwa ekspansi bank ini di China akan tergelincir setelah surat kabar Partai Komunis yang berkuasa yakni Global Times melaporkan pada akhir pekan bahwa HSBC dapat disebut sebagai entitas yang tidak dapat diandalkan. Hukuman bagi perusahaan yang muncul dalam daftar termasuk pembatasan perdagangan, investasi, dan visa. Namun, HSBC menolak berkomentar tentang artikel tersebut.
Baca Juga: Panas, Uni Eropa sebut Lukashenko bukan presiden Belarusia yang sah
"Jika itu ada dalam daftar, bahkan tanpa tindakan keras yang diambil, bisnis China daratan kemungkinan akan terkena dampak buruk karena kliennya mengurangi transaksi," tulis analis Citigroup yang dipimpin oleh Yafei Tian dalam risetnya.
“Klien China Daratan di HK mungkin juga menghindari transaksi yang tidak perlu dengan HSBC HK. Dalam skenario terburuk, HSBC mungkin terpaksa melepaskan investasinya di China daratan. "tambahnya.
Chief Executive Officer HSBC Noel Quinn bulan lalu memperingatkan tentang masa-masa sulit di masa depan sambil melaporkan bahwa laba semester pertama berkurang setengahnya dan memprediksi kerugian pinjaman bisa membengkak menjadi $ 13 miliar tahun ini.