kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hasil mengejutkan perhitungan sementara Pemilu Singapura, ada apa?


Sabtu, 11 Juli 2020 / 06:45 WIB
Hasil mengejutkan perhitungan sementara Pemilu Singapura, ada apa?
ILUSTRASI. Pemilih membersihkan tangan di tempat pemungutan suara sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran wabah penyakit virus corona (COVID-19), saat pemilihan umum di Singapura, Jumat (10/7/2020). REUTERS/Edgar Su


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Perhitungan sementara pemilu Singapura menunjukkan hasil yang mengejutkan. Meski Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa di Singapura memperpanjang masa berkuasanya yang tak terputus dalam pemilihan hari Jumat, tetapi perolehan suaranya merosot mendekati rekor terendah. Pasalnya, partai-partai oposisi membuat terobosan bersejarah dalam pemungutan suara yang diadakan di bawah awan gelap pandemi Covid-19.

Melansir Reuters, setelah memegang kekuasaan sejak kemerdekaan pada tahun 1965, PAP secara luas memang diprediksi akan memenangkan pemilu kali ini dan membawa Perdana Menteri Lee Hsien Loong ke kemenangan yang mungkin adalah terakhir kalinya sebelum pensiun sebagai pemimpin nasional.

PAP mendapatkan 83 dari 93 kursi di parlemen. Tetapi Partai Buruh oposisi utama memenangkan 10 lainnya, yang paling dipegang oleh anggota parlemen oposisi, sementara suara populer PAP turun menjadi 61% dari posisi 70% pada 2015.

Baca Juga: Dibayangi Covid-19, warga Singapura akan menentukan pilihan hidup hari ini!

Perubahan kecil dalam popularitas PAP dapat menyebabkan perubahan kebijakan besar. Perdna Menteri Lee bahkan bernada suram saat konferensi pers pagi hari Sabtu.

"Kami memiliki mandat yang jelas tetapi persentase suara rakyat tidak setinggi yang saya harapkan. Hasilnya mencerminkan rasa sakit dan ketidakpastian yang dirasakan warga Singapura dalam krisis ini ... Ini bukan pemilihan yang terasa baik," jelas Lee.

Mengutip Reuters, bagi Singapura yang menetapkan peraturan ketat seputar pidato dan pertemuan, pendukung oposisi mengambil hasil perhitungan suara ini sebagai pertanda kekuatan baru.

Baca Juga: Sudah lama berselisih, adik PM Singapura gabung partai oposisi jelang pemilu

Jalan-jalan di distrik kubu Partai Buruh dipenuhi dengan para pendukung yang membunyikan klakson, bersorak-sorai dan mengibarkan bendera partai. Beberapa di antaranya bahkan tampak tidak mengindahkan aturan jarak sosial.

"Hasilnya telah melampaui harapan bahkan dari pihak oposisi. Sepertinya para pemilih juga menyuarakan ketidaksetujuan mereka terhadap PAP yang menyerukan pemilihan umum di tengah-tengah pandemi," kata Loke Hoe Yeong, penulis First Wave, sebuah buku tentang sejarah oposisi Singapura.

Singapura bukan negara pertama yang mengadakan pemilihan umum selama pandemi. Korea Selatan dan Serbia juga mengadakan pemilu. Tetapi, partai-partai oposisi telah menolak rencana tersebut dengan mengatakan hal itu membahayakan pemilih dan menghambat kampanye mereka.

Baca Juga: Pemerintah Singapura melarang pasien Covid-19 ikut pemilu

“Mereka berpikir bahwa mereka telah berhasil menangani pandemi ini,” kata Muhammad, seorang manajer keselamatan konstruksi berusia 33 tahun di antara para pendukung Partai Pekerja yang  bersemangat. "Tapi nyatanya mereka belum," katanya.

Singapura memiliki salah satu tingkat kematian Covid-19 terendah di dunia dan awalnya mendapat pujian luas atas upayanya. Tetapi wabah berikutnya di asrama pekerja migran yang sempit menodai keberhasilan awal itu, dan mengharuskan pemerintah untuk menjaga sekolah dan bisnis ditutup lebih lama.

Baca Juga: Mahathir buka-bukaan soal alasan ingin jadi Perdana Menteri Malaysia lagi

Lee, 68 tahun, yang telah memegang jabatan perdana menteri sejak 2004, dengan mudah mempertahankan kursinya. Dia sebelumnya telah mengutarakan niatnya untuk mundur di tahun-tahun mendatang. Tetapi Lee mengatakan pada hari Sabtu bahwa dia akan tetap di pemerintahan untuk melihat Singapura melalui krisis Covid-19.

Sementara itu, wakil dan penggantinya yang ditunjuk, Heng Swee Keat, memenangkan kursinya dengan 53% suara.




TERBARU

[X]
×