kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.396.000   29.000   1,23%
  • USD/IDR 16.747   16,00   0,10%
  • IDX 8.401   12,27   0,15%
  • KOMPAS100 1.162   -0,23   -0,02%
  • LQ45 845   -1,87   -0,22%
  • ISSI 293   1,58   0,54%
  • IDX30 444   -1,96   -0,44%
  • IDXHIDIV20 510   -3,37   -0,66%
  • IDX80 131   -0,01   0,00%
  • IDXV30 138   -0,31   -0,22%
  • IDXQ30 140   -0,69   -0,49%

Heboh Skandal Jeffrey Epstein Seret Trump, Demokrat Dorong Publikasi Dokumen Rahasia


Kamis, 13 November 2025 / 08:01 WIB
Heboh Skandal Jeffrey Epstein Seret Trump, Demokrat Dorong Publikasi Dokumen Rahasia
ILUSTRASI. Partai Demokrat di DPR AS pada Rabu (12/11/2025) merilis sejumlah email yang disebut bisa menimbulkan pertanyaan baru soal hubungan Donald Trump dengan Jeffrey Epstein. REUTERS/Evelyn Hockstein


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menuding Demokrat sengaja menyensor nama korban karena yang dimaksud adalah Virginia Giuffre—korban Epstein yang meninggal bunuh diri pada April lalu. Giuffre, dalam memoarnya, memang menyebut Trump sebagai sosok yang ramah, namun tidak pernah menuduhnya melakukan pelecehan.

“Email-email ini tidak membuktikan apa pun kecuali bahwa Presiden Trump tidak bersalah,” kata Leavitt.

Kasus Epstein sudah lama menjadi beban politik bagi Trump. Banyak pendukungnya menuduh pemerintah menutup-nutupi hubungan Epstein dengan tokoh elit, termasuk pejabat tinggi dan pebisnis besar. 

Survei Reuters/Ipsos pada Oktober menunjukkan hanya 4 dari 10 pendukung Republik yang puas dengan cara Trump menangani isu ini—jauh di bawah 9 dari 10 yang umumnya mendukung kinerjanya di Gedung Putih.

Tonton: Saling Serang Mamdani dan Trump usai Menang Pemilihan Wali Kota New York

Sementara itu, Trump dan beberapa pejabat pemerintahan disebut telah menghubungi dua anggota DPR Republik, Lauren Boebert dan Nancy Mace, agar mencabut tanda tangan mereka dari petisi yang menuntut keterbukaan penuh atas dokumen Epstein.

Boebert menegaskan tidak ada tekanan dalam pertemuannya dengan pejabat Gedung Putih dan menyatakan tetap mendukung petisi tersebut. 

Sedangkan juru bicara Mace, Sydney Long, mengatakan Mace—yang pernah menjadi korban kekerasan seksual—tidak akan menarik dukungannya “karena pengalaman pribadinya sendiri.”

Kesimpulan:

Rilis email baru dalam kasus Jeffrey Epstein kembali menyeret nama Donald Trump dan memicu perdebatan politik panas di Kongres AS. Partai Demokrat menilai dokumen tersebut menambah indikasi bahwa Trump mengetahui praktik kejahatan Epstein, sementara pihak Gedung Putih menegaskan tidak ada bukti pelanggaran. Pelantikan anggota baru Demokrat memberi momentum untuk mendorong pembukaan seluruh arsip Epstein, yang selama ini ditentang kubu Trump. Isu ini bukan hanya soal moralitas, tapi juga tentang transparansi pemerintah dan politik kekuasaan di Washington.

Selanjutnya: Setelah Melonjak Tinggi Saham BEEF Masih Kuat naik, Sejumlah Aksi Korporasi Digadang

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier Hari Kamis 13 November 2025: Siapa Mendominasi?




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×