Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer berusaha mengubah kunjungan kenegaraan Presiden AS Donald Trump menjadi peluang ekonomi besar dengan mengumumkan paket investasi senilai £150 miliar (lebih dari Rp3.000 triliun) dari Amerika Serikat.
Dari jumlah tersebut, £90 miliar berasal dari komitmen perusahaan private equity Blackstone untuk berinvestasi di Inggris selama satu dekade, termasuk tambahan £10 miliar untuk pusat data kecerdasan buatan (AI) yang diumumkan awal tahun.
Selain itu, investasi juga datang dari Prologis (£3,9 miliar) dan Palantir (£1,5 miliar).
Menurut Downing Street, paket investasi ini akan menciptakan 7.600 lapangan kerja berkualitas di sektor energi bersih, ilmu hayati, dan teknologi. Starmer menyebut investasi tersebut sebagai bukti bahwa Inggris tetap menjadi negara yang terbuka, ambisius, dan siap memimpin.
Bayang-Bayang Skandal dan Kritik
Meski diumumkan dengan megah, kunjungan ini tidak lepas dari kontroversi. Pemecatan Peter Mandelson sebagai duta besar Inggris di Washington akibat hubungannya dengan terpidana pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein masih membayangi.
Baca Juga: Trump Disambut Megah di Inggris, Puji Raja Charles dan Perkuat Hubungan AS–Inggris
Trump sendiri juga menghadapi pertanyaan mengenai hubungannya dengan Epstein.
Selain itu, mantan wakil perdana menteri Inggris yang pernah menjabat di Meta, Nick Clegg, melabeli kesepakatan teknologi AS–Inggris sebagai “sloppy seconds from Silicon Valley” atau hanya sisa dari perusahaan teknologi AS.
Menurutnya, pembangunan pusat data oleh raksasa teknologi lebih didorong kebutuhan internal perusahaan daripada keuntungan nyata bagi industri lokal Inggris.
Kritikus juga mempertanyakan potensi konsesi pemerintah Inggris kepada perusahaan teknologi AS, terutama terkait regulasi dan pajak, yang dinilai berisiko melemahkan ekosistem teknologi dalam negeri.
Protes Ribuan Demonstran
Di luar dinding Windsor Castle, sekitar 5.000 orang turun ke jalan di London dalam unjuk rasa Stop Trump Coalition. Musisi Billy Bragg menyanyikan lagu protes bertema anti-fasis, sementara komedian Nish Kumar melemparkan balon bergambar wajah Wapres AS JD Vance ke kerumunan.
Para pengunjuk rasa menuding Trump sebagai simbol kebangkitan supremasi kulit putih global. Protes juga berlangsung di Windsor, meski dengan jumlah massa lebih kecil.
Baca Juga: Trump Tiba di Inggris, Kesepakatan Investasi Jumbo Siap Diteken
Jamuan Kenegaraan di Windsor Castle
Hari pertama kunjungan ditutup dengan jamuan megah di Windsor Castle yang dihadiri tokoh bisnis dunia seperti Tim Cook (Apple), Jensen Huang (Nvidia), dan Sam Altman (OpenAI).
Hidangan mewah disajikan, mulai dari Hampshire watercress panna cotta, Norfolk chicken ballotine, hingga vanilla ice-cream bombe. Meskipun tidak mengonsumsi alkohol, Trump disuguhi koktail khas whisky sour dengan dekorasi marshmallow berbentuk bintang.
Dalam pidatonya, Raja Charles III menekankan pentingnya melindungi lingkungan demi generasi mendatang. Trump membalas dengan pujian untuk hubungan “istimewa” AS–Inggris, bahkan menyebut ikatan kedua negara ibarat “dua bait dalam satu puisi”.
Politik Dalam Negeri Inggris Ikut Terguncang
Kunjungan ini terjadi setelah dua pekan yang sulit bagi Starmer, yang kehilangan wakil perdana menteri Angela Rayner dan duta besar AS, menimbulkan pertanyaan tentang kepemimpinannya.
Baca Juga: Trump Ajukan Gugatan Rp245 Triliun ke The New York Times Terkait Pencemaran Nama Baik
Jajak pendapat YouGov menunjukkan lebih dari separuh warga Inggris menilai kepemimpinan Trump buruk bagi Inggris, sementara hanya kurang dari 10% yang berpandangan positif. Publik pun terbelah: 30% menilai Starmer terlalu akomodatif terhadap Trump, sementara 27% menilai ia bersikap tepat.
Simbolisme Diplomasi dan Peninggalan Sejarah
Selama kunjungan, Trump dan istrinya, Melania, diajak mengunjungi makam Ratu Elizabeth II di St George’s Chapel, serta artefak sejarah hubungan Inggris–Amerika, termasuk dokumen tentang kemerdekaan AS dan kabel transatlantik pertama.
Untuk menandai kunjungan kenegaraan ini, Trump akan menerima kotak merah menteri khusus berhiaskan lambang kepresidenan, sementara Melania diberi syal sutra dengan desain karya anak-anak Ukraina.