Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Siapa yang tidak kenal dengan Michael Bloomberg? Konglomerat media Amerika Serikat (AS) ini telah resmi mengumumkan ikut dalam bursa pencalonan presiden AS dari Partai Demokrat pada Pemilu 2020.
Dilansir dari Washington Examiner, Selasa (21/1/2020), mantan Wali Kota New York ini bahkan rela menghabiskan uang hingga US$ 4,2 juta atau sekitar Rp 57,45 miliar per hari (kurs Rp 13.680) untuk mendanai kegiatan kampanyenya. Taipan media ini memang dikenal jor-joran dalam pengeluaran biaya kampanye. Biaya terbesar tersedot untuk ongkos iklan dirinya di televisi dan media sosial.
Total sepanjang 25 November hingga 22 Desember 2019 lalu saja, seperti dicatat Advertising Analytics, Bloomberg sudah menggelontorkan duit kampanye senilai US$ 117,8 juta atau Rp 1,61 triliun untuk beriklan di televisi, Facebook, hingga Google. Jumlah iklan yang dikeluarkan Bloomberg seorang hampir menyamai total biaya kampanye empat kandidat teratas lain yakni mantan Wakil Presiden Joe Biden, Bernie Sanders, Elizabeth Warren, dan Pete Buttigieg.
Baca Juga: Polling Reuters: Pencalonan Michael Bloomberg gerus 3% suara Joe Biden
Selain beriklan di televisi dan media sosial, ongkos kampanye banyak dialokasikan untuk gaji staf, biaya perjalanan, dan program-program untuk menarik calon pemilih.
Direktur Jajak Pendapat dan Asisten Profesor di Emerson College Spencer Kimball mengatakan, iklan yang dilakukan Bloomberg memiliki dampak cukup besar dalam pemilihan mendatang. "Melihat cara Bloomberg menghabiskan uangnya untuk iklan, anda bisa lihat sendiri jumlahnya terus meningkat," kata Kimball.
Bloomberg sendiri tampaknya sudah mulai melihat hasil dari iklan-iklannya yang memenuhi televisi dan media sosial. Dalam jajak pendapat yang dilakukan RealClearPolitics baru-baru ini, angka dukungan pemilih pada Bloomberg meningkat dari 4% menjadi 7% atau di atas rata-rata kandidat lain yakni 5,5%.
Baca Juga: Michael Bloomberg dan Hillary Clinton diprediksi bakal maju menantang Trump
Iklan bukan satu-satunya alat bagi Bloomberg. Dirinya juga pernah menghabiskan uang senilai US$ 55,6 juta hanya dalam tiga minggu untuk membiayai kampanye besarnya di beberapa negara bagian.
Selain pengeluaran iklan, Bloomberg menghabiskan banyak pundi-pundi kekayaannya untuk menggaji 300 staf kampanye, 200 orang di antaranya bekerja intensif di markas kampanyenya. Bloomberg kabarnya menggaji para staf kampanyenya hingga US$ 6.000 per bulan. Gaji itu lebih tinggi 70% dibandingkan kandidat presiden lain seperti Warren, Sanders, dan Buttigieg yang membayar stafnya sebesar US$ 3.500 per bulan.
Singkirkan Donald Trump
Bloomberg bahkan mengaku rela menghabiskan kekayaannya demi menyingkirkan Donald Trump dari Gedung Putih. Di lain pihak, Trump juga sudah menyatakan akan kembali maju dalam kontestasi pemilihan presiden AS.
Baca Juga: Disebut-sebut bakal jadi pesaing Trump, begini kisah sukses Michael Bloomberg
Bloomberg selama ini dikenal sebagai taipan media. Oleh majalah Forbes, pria ini berada di peringkat kedelapan sebagai orang paling tajir di AS. Sejauh ini, Bloomberg mengaku telah menghabiskan banyak uangnya untuk beriklan di media massa dan media sosial sejak dirinya memulai kampanye pada Oktober tahun lalu.
"Prioritas pertama adalah menyingkirkan Donald Trump. Saya habiskan semua uang saya demi melengserkan Trump," ucap Bloomberg kepada Reuters di bus dalam perjalanan kampanyenya sejauh hampir 483 kilometer di Texas.
Sebelumnya, Senator AS Elizabeth Warren mengecam Bloomberg karena iklan kampanyenya dinilai sangat jor-joran, dan melabelinya sebagai pengusaha yang membeli demokrasi AS.
Baca Juga: Miliarder Michael Bloomberg pertimbangkan masuk bursa capres AS dari Demokrat
Salah satu kampanye mahal Bloomberg adalah memasang blitz iklan TV berbiaya US$ 37 juta atau sekitar Rp 518 miliar. "Ini hanya hal-hal politis yang mereka katakan, berharap mereka tahu dan mereka tidak suka saya melakukannya, karena itu bersaing dengan mereka, bukan karena itu tindakan yang buruk," kata Bloomberg menjawab kritik yang dialamatkan kepadanya.
Bloomberg terbilang terlambat mencalonkan diri sehingga terpaksa melewatkan enam debat yang digelar Partai Demokrat. Kendati demikian, dalam jajak pendapat publik nasional, ia berhasil menduduki urutan kelima di belakang kandidat empat lainnya, yaitu Joe Biden, Bernie Sanders, Elizabeth Warren, dan Pete Buttigieg.
Bloomberg selama ini dikenal sebagai seorang bankir Wall Street yang kemudian mendirikan perusahaan penerbitan yang belakangan menggunakan namanya sebagai nama medianya yang fokus pada pemberitaan keuangan. Dalam catatan Forbes, kekayaan bersihnya mencapai US$ 54,4 miliar.
Baca Juga: Trump memainkan permainan yang berbahaya dengan ekonomi Amerika Serikat dan dunia
Ia juga dikenal sebagai seorang filantropi karena telah menyumbangkan jutaan dolar AS untuk tujuan pendidikan, medis, dan lainnya. Saat mencalonkan diri menjadi Wali Kota New York pada tahun 2001, dirinya menggunakan kendaraan Republik, meski pada awalnya Bloomberg tercatat sebagai anggota Partai Demokrat.
Bloomberg menjabat Wali Kota New York cukup lama, yakni selama tiga periode hingga tahun 2013. Belakangan, dalam upayanya maju sebagai calon presiden AS, dia menyatakan kembali beralih ke Partai Demokrat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mau Nyapres, Michael Bloomberg Habiskan Rp 58 Miliar Per Hari"
Penulis : Muhammad Idris
Editor : Erlangga Djumena