Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Usulan awal Tiongkok terhadap tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump akan berpusat pada pemulihan kesepakatan perdagangan "Fase 1".
Melansir Reuters yang mengutip Wall Street Journal, kesepakatan ini ditandatangani pada tahun 2020 selama masa jabatan pertama Trump.
Bagian lain dari rencana Tiongkok akan mencakup janji untuk tidak mendevaluasi yuan, tawaran untuk melakukan lebih banyak investasi di AS dan komitmen untuk mengurangi ekspor prekursor fentanil.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada Sabtu (1/2/2025), Trump mengenakan tarif 25% pada impor Meksiko dan sebagian besar Kanada dan 10% pada barang-barang dari Tiongkok atas fentanil, opioid yang mematikan, dan imigrasi ilegal.
Tiongkok mengecam pengenaan tarif pada impornya dan menolak fentanil, tetapi membiarkan pintu terbuka untuk pembicaraan dengan AS yang dapat menghindari konflik yang semakin dalam.
Sebaliknya, Kanada, sekutu lama AS, mengenakan tarif balasan sebesar 25% atas barang-barang AS senilai US$ 155 miliar (US$ 105,17 miliar) dari Kanada.
Baca Juga: Kenakan Tarif Mencekik, Trump Tawarkan Solusi: Kanada Jadi Negara Bagian ke-51 AS!
Perjanjian dagang Fase 1 yang ditandatangani Trump dengan Beijing pada tahun 2020 mengakhiri perang tarif yang telah berlangsung hampir dua tahun saat itu.
Perjanjian tersebut mengharuskan Tiongkok untuk meningkatkan pembelian ekspor AS sebesar US$ 200 miliar selama dua tahun, tetapi Beijing gagal memenuhi target tersebut saat pandemi COVID-19 melanda.
Reuters melaporkan pada bulan Januari bahwa Trump telah mengarahkan USTR untuk menilai kinerja Tiongkok berdasarkan perjanjian dagang tersebut.
Laporan WSJ juga menambahkan bahwa Beijing berencana untuk memperlakukan TikTok sebagian besar sebagai "masalah komersial," yang berarti akan membiarkan investor di ByteDance menegosiasikan kesepakatan dengan penawar yang berminat di AS.
Trump sebelumnya mengatakan bahwa ia sedang berunding dengan banyak orang untuk membeli TikTok, termasuk Microsoft, dan ingin melihat perang penawaran atas aplikasi tersebut.
Tonton: Trudeau Sindir Trump: Perang Tarif Bakal Bikin Pabrik-Pabrik AS Tutup
Departemen Perdagangan AS tidak menanggapi permintaan komentar atas laporan WSJ di luar jam kerja biasa.
Kementerian perdagangan Tiongkok tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar atas laporan tersebut karena liburan Tahun Baru Imlek.