kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Intelijen AS: Iran dan Rusia mencoba ganggu pemilu AS 2020


Kamis, 22 Oktober 2020 / 09:14 WIB
Intelijen AS: Iran dan Rusia mencoba ganggu pemilu AS 2020
ILUSTRASI. Intelijen AS mengatakan, Rusia dan Iran sama-sama berusaha mengganggu ajang pemilihan presiden 2020. Morry Gash/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Direktur Badan Intelijen Nasional AS John Ratcliffe mengatakan, Rusia dan Iran sama-sama berusaha mengganggu ajang pemilihan presiden 2020.

Melansir Reuters, Ratcliffe membuat pengumuman tersebut pada konferensi pers yang diatur dengan tergesa-gesa yang juga menghadirkan Direktur FBI Chris Wray.

Pengumuman yang dilakukan dua minggu sebelum pemilihan umum itu menunjukkan tingkat kewaspadaan di antara para pejabat tinggi AS bahwa aktor asing berusaha merusak kepercayaan warga Amerika terhadap integritas pemungutan suara dan menyebarkan informasi yang salah dalam upaya untuk mempengaruhi hasilnya.

"Kami telah mengonfirmasi bahwa beberapa informasi pendaftaran pemilih telah diperoleh Iran, dan secara terpisah, juga diperoleh Rusia," kata Ratcliffe dalam konferensi pers seperti yang dilansir Reuters.

Baca Juga: Jelang pemilu, dana kampanye Donald Trump semakin menipis

Sebagian besar pendaftaran pemilih itu bersifat publik. Tetapi Ratcliffe mengatakan bahwa pejabat pemerintah menemukan bahwa Iran mengirim email palsu yang dirancang untuk mengintimidasi para pemilih, menghasut kerusuhan sosial, dan merusak citra presiden Trump.

Menurut sumber pemerintah, pernyataan Ratcliffe mengacu pada email yang dikirim Rabu dan dirancang agar terlihat seperti berasal dari grup Pro-Trump Proud Boys.

Baca Juga: Pemerintahan Donald Trump gugat Google, apa kasusnya?

Badan intelijen AS sebelumnya memperingatkan bahwa Iran mungkin ikut campur untuk merusak citra Trump dan Rusia berusaha membantunya terkait upaya tersebut.

Pakar politik asing mengatakan, jika Ratcliffe benar, Iran akan berusaha membuat Trump terlihat buruk dengan meminta perhatian pada dukungan dan ancaman oleh kelompok yang terkadang melakukan kekerasan.

Email tersebut sedang diselidiki, dan satu sumber intelijen mengatakan masih belum jelas siapa di balik aksi tersebut.

Baca Juga: Gubernur Michigan Whitmer tuding Trump menghasut terorisme domestik

Sumber pemerintah lain mengatakan bahwa pejabat AS sedang menyelidiki apakah orang-orang di Iran telah meretas jaringan atau situs web Proud Boys untuk mendistribusikan materi yang mengancam. Sumber ini mengatakan pejabat AS mencurigai pemerintah Iran terlibat tetapi bukti tetap tidak meyakinkan.

Beberapa dari email itu juga berisi video, yang dibantah oleh para ahli, yang dimaksudkan untuk menunjukkan bagaimana surat suara palsu dapat dikirimkan. Ratcliffe mengatakan klaim itu salah.

Sumber pemerintah kedua mengatakan, otoritas AS memiliki bukti bahwa Rusia dan Iran telah mencoba meretas data daftar pemilih di negara-negara tak dikenal. Tetapi sumber itu menambahkan bahwa banyak dari data pemilih tersedia secara komersial.

Selanjutnya: 'Jika Trump kalah, dia akan mencalonkan diri lagi di 2024'




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×