kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.844   -24,00   -0,14%
  • IDX 6.433   -8,24   -0,13%
  • KOMPAS100 921   -2,24   -0,24%
  • LQ45 718   -5,18   -0,72%
  • ISSI 203   0,93   0,46%
  • IDX30 375   -2,82   -0,75%
  • IDXHIDIV20 455   -3,54   -0,77%
  • IDX80 104   -0,55   -0,52%
  • IDXV30 111   -0,86   -0,77%
  • IDXQ30 123   -0,73   -0,59%

Investor yang Ramalkan Krisis Keuangan 2008, Khawatir Sesuatu Lebih Buruk Terjadi


Senin, 14 April 2025 / 20:51 WIB
Investor yang Ramalkan Krisis Keuangan 2008, Khawatir Sesuatu Lebih Buruk Terjadi
ILUSTRASI. Investor asal Amerika Serikat (AS) Ray Dalio turut dalam pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan pengusaha di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/3/2025).


Sumber: NBC News | Editor: Noverius Laoli

Meski demikian, ia menilai situasi tersebut masih dapat dikelola secara efektif. Dalio mendesak anggota Kongres untuk berkomitmen menurunkan defisit anggaran hingga 3% dari produk domestik bruto (PDB). 

"Jika tidak, kita akan mengalami masalah permintaan-penawaran utang pada saat yang sama ketika kita mengalami masalah-masalah lain ini, dan akibatnya akan lebih buruk daripada resesi normal," jelasnya.

Saat diminta merinci skenario terburuk yang ia khawatirkan, Dalio menjelaskan kekhawatirannya meliputi "nilai uang, konflik internal yang bukan demokrasi normal seperti yang kita ketahui, konflik internasional yang sangat mengganggu ekonomi dunia dan bahkan bisa menjadi konflik militer."

Baca Juga: 10 Mata Uang dengan Performa Terburuk di Tahun 2024

Dalio sebelumnya dikenal karena memprediksi krisis keuangan 2008. Pada 2007, Bridgewater telah memperingatkan tentang "risiko yang tertanam dalam sistem cukup besar" sebelum krisis benar-benar terjadi. 

Ia juga pernah menyatakan bahwa suku bunga akan naik sampai terjadi keretakan pada sistem keuangan, dan bahwa tidak seorang pun tahu bagaimana penularan pasar keuangan ini akan terjadi.

Pekan lalu, melalui sebuah unggahan panjang di platform X, Dalio kembali menekankan bahwa meskipun tarif merupakan perkembangan yang sangat penting, publik kebanyakan mengabaikan kekuatan yang jauh lebih penting yang mendorong hampir semua hal, termasuk tarif.

Baca Juga: Apindo Proyeksikan Investasi Indonesia Lebih Tinggi di 2025, Berikut Tantangannya!

"Hal yang jauh lebih besar dan lebih penting untuk diingat adalah bahwa kita sedang melihat kehancuran klasik tatanan moneter, politik, dan geopolitik utama," tulisnya. 

Kehancuran semacam ini hanya terjadi sekali seumur hidup, tetapi telah terjadi berkali-kali dalam sejarah ketika kondisi yang tidak berkelanjutan serupa terjadi, ucapnya.

Selanjutnya: Jumlah Pemudik Turun, Penjualan Avtur Pertamina Merosot 1,1% di Mudik Lebaran 2025

Menarik Dibaca: 5 Makanan untuk Daya Tahan Tubuh Lebih Kuat di Musim Hujan, Tidak Gampang Sakit!



TERBARU

[X]
×