Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pertemuan resmi antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Gedung Putih berubah menjadi ajang konfrontasi politik yang dramatis dan tidak lazim.
Dalam suasana yang mirip dengan pertemuan Trump sebelumnya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Presiden Trump melontarkan klaim kontroversial mengenai dugaan genosida terhadap petani kulit putih di Afrika Selatan—sebuah narasi yang telah lama dibantah oleh data resmi dan para pakar internasional.
Klaim Genosida: Narasi Konspiratif yang Kembali Muncul
Presiden Trump, yang dikenal dengan retorika tajam dan pandangan populis, mengawali pertemuan dengan menyodorkan tuduhan bahwa petani kulit putih di Afrika Selatan sedang mengalami "persekusi sistematis" hingga "pembunuhan massal."
Baca Juga: DPR AS akan Voting RUU Pajak dan Belanja 'Raksasa' Usulan Presiden Trump
Ia memutar sebuah video dramatis di Oval Office—ruang kerja kepresidenan—dengan suasana lampu redup, memperlihatkan deretan salib putih dan pidato-pidato dari tokoh oposisi Afrika Selatan. Video tersebut, yang telah beredar sejak 2020, menampilkan simbolik peringatan atas kematian petani tetapi tidak menandakan makam yang sesungguhnya.
Klaim ini diperkuat oleh Trump dengan tumpukan cetakan artikel media sayap kanan, serta kehadiran Elon Musk—pengusaha kelahiran Afrika Selatan yang dikenal mendukung narasi serupa di media sosial.
Data Resmi Bertolak Belakang: Mayoritas Korban Kekerasan Adalah Warga Kulit Hitam
Data dari Kepolisian Afrika Selatan tahun 2024 mencatat 26.232 kasus pembunuhan secara nasional. Dari angka tersebut, hanya 44 kasus yang dikaitkan dengan komunitas pertanian, dan delapan di antaranya adalah petani.
Fakta ini menunjukkan bahwa narasi genosida terhadap petani kulit putih tidak sejalan dengan realitas statistik. Sebagian besar korban kekerasan di Afrika Selatan adalah warga kulit hitam, yang masih menghadapi tantangan sosial dan ekonomi pasca-apartheid.
Baca Juga: Meski Ditentang Trump, IPhone 'Made in India' Siap Meluncur ke Pasar AS Juni 2025
Respon Tenang Ramaphosa: Diplomasi Di Tengah Provokasi
Meski dihadapkan pada tuduhan berat, Presiden Ramaphosa tetap menjaga sikap tenang. Dalam ruangan yang sama, ia menegaskan bahwa tidak ada genosida yang sedang berlangsung di Afrika Selatan.
Sebagai bukti, ia menunjuk kehadiran tiga delegasi kulit putih yang mendampinginya: pegolf legendaris Ernie Els, Retief Goosen, dan miliarder Johann Rupert. “Jika benar ada genosida terhadap petani kulit putih, mereka bertiga tidak akan duduk di sini bersama saya,” ujar Ramaphosa dengan nada diplomatis namun tegas.
Rupert juga menambahkan bahwa kriminalitas adalah persoalan menyeluruh di Afrika Selatan, dan bukan hanya menargetkan satu ras.